Kerukunan, Modal Utama Membangun Pamekasan


dari kiri Kholilurahman, Nanang Chadarusman
Guna menciptakan kekompakan dan kedamaian antar elemen masyarakat di Desa Bujur Tengah, Kecamatan Batumarmar, Rabu (25/4) kemarin, digelar acara pengajian perdamaian. Pengajian itu dihadiri oleh Bupati Khalilurrahman dan Kapolres AKBP Nanang Chadarusman, serta sejumlah ulama berpengaruh.

Diantara para ulama yang hadir adalah KH Muhammad Rafii Baidawi, pengasuh Ponpes Al Hamidi, Banyu Anyar, KH Muhammad Syamsul Arifin pengasuh Pesantren Banyu Anyar Barat, KH Hasan Abdul Hamid dan KH Thoriq Abdul Hamid Pengasuh Pesantren Mambaul Ulum Bata Bata dan sejumlah ulama lainnya.

Kepala Desa Bujur Tengah Supriadi mangatakan, bahwa pengajian yang digelar adalah pengajian rekonsiliasi untuk kerukunan masyarakat yang sempat terpecah akibat kasus carok massal yang terjadi pada tahun 2006 lalu. Saat itu dua kelompok masyarakat terlibat carok massal yang mengkibatkan tewasnya 8 orang warga.

“Pengajian ini dilakukan untuk rekonsiliasi dan perdamaian, bukan hanya untuk satu kelompok saja, tapi untuk semua elemen masyarakat. Masyarakat kini sudah aman dan tennag, namun alangkah baiknya jika kondisi itu ditingkatkan, salah satunya dengan pengajian ini,” katanya.

Kapolres Pamekasan Nanang Chadarusman, saat menyampaikan sambutan mengungkapkan bahwa masyarakat desa Bujur Tengah kini sudah aman dan tenang. Karena itu dia minta agar ketenangan itu ditingkatkan dan jangan sampai pecah lagi. Untuk itu dia meminta agar masyarakat tidak mudah terhasut leh isu yang negatif.

“Jangan mudah terprpovokasi oleh isu negatif yang diperkirakan akan bisa membawa masyarakat pecah. Jika ada gangguan atau hal yang tidak diinginkan hendaknya berkordinasi dengan aparat keamanan di desa dan Kecamatan. Aparat kami akan selalu siap membantu menyelesaikannya,” kata Nanang.

Sementara itu Bupati Khalilurrahman mengatakan, pengajian itu merupakan bentuk kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat untuk meredam konflik. Karena itu, dia meminta agar masyarakat benar-benar memanfaatkan momentum itu untuk kepentingaan mendamaikan dan membuat masyarakat tenang dan rukun.

“Rukun merupakan modal untuk membangun. Pembangunan bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tapi juga tanggungjawab masyarakat bersama. Dengan rukun dan damai maka akan kompak untuk membangun. Pemerintah tinggal memfaslitasi saja, “ katanya.

Dia mengatakan bahwa pembangunan di Pamekasan pada tahun 2012 ini akan memprioritaskan pada perbaikan dan pembanguna infrastruktur jalan. Utamanya jalan poros desa dan kecamatan yang menjadi kebutuhan vital untuk percepatan pembangunan ekonomi di desa. (mas)

Sumber: Surabaya Post

Label: , , , , , , , ,

Desa Miskin Turun Drastis Tinggal 74 Desa


SP/Masdawi Dahlan BUPATI Kholil dalam pengajian akbar muslimat NU dan KH R Kholil Asat (inzet)


Bupati Pamekasan Khalilurrahman menegaskan, selama empat tahun memimpin Pamekasan bersama wakilnya, Kadarisman Sastrodiwirjo, telah membuahkan banyak keberhasilan. Sekalipun dia juga mengakui ada beberapa hal yang belum tuntas. Hal itu disampaikan oleh bupati Kholil, panggilan akrabnya, saat memberi sambutan dalam acara Pengajian Akbar Muslimat NU Pamekasan yang bekerjasama dengan Pemkab Pamekasan, di lapangan depan Pendopo Ronggosukowati, Sabtu (21/4) kemarin.

Pengajian yang dihadiri ribuan kaum muslimin dan muslimat dari penjuru Pamekasan itu mendatangkan penceramah tunggal, yakni KH R Kholil Asat, pengasuh pondok pesantren Wali Songo, Situbondo. Dalam pengajian itu seluruh anggota Forum Pimpinan daerah (Forpida), para camat dan pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Pamekasan, juga hadir. Menurut Bupati, salah satu keberhasilan yang harus diketahui oleh masyarakat adalah, berkurangnya jumlah desa miskin secara drastis. Menurut dia, pada saat dilantik menjadi pimpinan daerah pada tahun 2008 lalu, jumlah desa miskin di Pamekasan mencapai 144 desa dari 189 desa dan kelurahan yang ada di Pamekasan. Namun pada akhir tahun 2010 lalu, katanya, jumlah itu sudah berkurang drastis hanya tinggal 77 desa saja.

“Berarti telah ada penurunan sekitar 50 persen jumlah desa miskin yang ada di Pamekasan selama kami berdua dengan Pak Dadang memimpin Pamekasan. Ini merupakan bentuk rahmat dari Allah SWT. Dan harus disyukuri sebagai sebuah keberhasilan dari kerja kita bersama. Memang kita tidak bisa membalik tangan 100 persen harus tuntas. Karena kita tak bisa, bim salabim,” candanya.

Bupati Kholil mengajak agar masyarakat Pamekasan selalu menyikapi pelaksanan pembangunan itu dengan sikap religius. Selain itu juga mengingatkan agar masyarakat Pamekasan selalu mengharap ridla Allah SWT dalam mensyukuri keberhasilan yang dicapai. Sebab sebuah keberhasilan yang tidak diiringi dengan syukur dan menghaharap ridla Allah, maka keberhasilan itu tidak akan banyak bermanfaat. Tekat dengan program pembangunan prioritas pada tahun 2012 ini, sebagai tahun kelima kepemimpinannya, Bupati Kholil menegaskan bahwa pada tahun ini pihaknya konsentrasi melakukan penuntasan pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan. Menurut dia, seluruh jalan strategis yang berkaitan dengan percepatan ekonomi akan diperbaiki total pada tahun ini.

“Sudah direncanakan semua jalan strategis di desa dan kecamatan yang berkaitan dengan kepentingan akselerasi pembangunan ekonomi akan diperbaiki, mudah- mudahan tidak ada halangan. Memang tahun ini komitmen pembangunan pada bidang infrstruktur jalan sangat besar. Utamanya untuk membuka akses bagi desa atau wilayah terisolir,” katanya.

Sementara itu KH R Kholil Asat pengasuh pondok pesantren Wali Songo Situbondo dalam ceramahnya, mengajak masyarakat Pamekasan untuk banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan banyak mengikuti sunnah rasululllah. Dia juga mnengajak umat untuk mendoakan agar para peminpin bangsa Indonesia baik di pusat maupun di daerah diberi hidayah oleh Allah SWT, sehingga bisa menjalankan tugas dengan baik. (mas)

Sumber: Surabaya Post, Minggu, 22/04/2012

Label: , , , , , ,

Malam Kemilau Prestasi Pamekasan

SP/Masdawi Dahlan
Bupati Kholilurrahman saat acara gelar prestasi di Arek Lancor

Dalam periode kepemimpinan Kholilurrahman-Kadarisman Sastrodiwirjo sebagai Bupati dan Wakil Bupati, Pamekasan telah berhasil meraih berbagai prestasi dan penghargaan dalam berbagai bidang, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, hukum dan hak asasi manusia, infrastruktur, lingkungan hidup, olahraga, pariwisata dan seni budaya.

Setidaknya ada 21 prestasi yang diraih Pamekasan sejak dibawah kepeimimpinan Kholilurrahman dan Kadarisman Sastrodiwirjo. Keduanya dilantik sejak April 2008 dan akan berakhir jabatannya pada Apil 2013 mendatang. Prestasi itu Minggu (18/3) tadi malam ditampilkan dalam sebuah acara gelar prestasi Pamekasan di areal Monumen Arek Lancor Pamekasan. Kegiatan ini disiarkan secara live oleh satu stasiun TV Swasta di Jawa Timur.

Berbagai prestasi itu antara lain adalah pada tahun 2008, meraih 3 penghargaan Otonomi Award dari Jawa Pos Institute of Pro Otonomi (JPIP) yaitu untuk katagori region in an innovative breaktrough on health service, region in an innovative breakthrough on education sevice dan region on leading profile on a political institusionalization.

Tahun 2008 dan 2009 secara berturut-turut dapat penghargaan dari presiden RI atas keberhasilannya meningkatkan produksi beras di atas 5%. Di tahun 2008 ini juga menerima penghargaan sebagai kabupaten paling berhasil dalam penanggulangan keamanan dan resolusi konflik.

Di tahun 2009 Pamekasan meraih penghargaan anugerah wisata dari Gubernur Jawa Timur untuk wisata budaya sape sono’ dalam kategori the best ten of the year on achievement of tourism development, menerima penghargaan Adipura pada tahun 2010 atas keberhasilannya menjadikan Pamekasan sebagai kota bersih, tertib dan asri. Pada kepeminpinan Kholilurrahman ini juga berhasil mengantarkan Persepam masuk ke devisi utama PSSI, satu-satunya tim sepak bola di Madura.

Pada tahun 2010 meraih penghargaan atas keberhasilan Pamekasan sebagai kabupaten peduli anak. Lalu penghargaan dari presiden RI pada tahun 2010 atas terbitnya peraturan daerah tentang akte kelahiran bebas bea. Pada Juli 2010 meneriman penghargaan atas prestasinya di bidang pengembangan kelurahan sadar hukum

Penghargaan Satya Lencana Wira Karya dari presiden RI atas keberhasilan meningkatkan kehidupan masyarakat pamekasan yang sejahtera dan terlepas dari keterbelakangan sosial melalui program peningkatan mutu pendidikan, ekonomi, kesehatan, infrastruktur, social budaya dan penyelenggaraaan pemerintahan yang baik dirih pada awal tahun 2011.

Dan pada tahun ini pula Pamekasan meraih penghargaan wira karya bidang pertanian dari presiden atas prestasi nasional Kelompok Tani Jaya Makmur desa Dempo Timur untuk komoditas bawang merah. Lalu penghargaan Pramadana Utama Nugraha dari presiden RI sebagai kabupatan penggerak koperasi diraih pada tahun 2011.

Pada tahun ini 2012 penghargaan yang diraih Pamekasan antara lain Satya Bhakti Husada dari presiden atas kepedulian terhadap kesehatan. Penghargaan Adi Bhakti Mina Bahari dari Menteri Kelautan dan Perikanan atas keberhasilan kelompok Mitra Bahari Desa Tanjung Pademawu atas keberhasilannya meraih juara pertama pengembangan budidaya rumput laut.

Kholilurrahman dan Kadarisman juga berhasi menjadikan Pamekasan sebagai kabupaten pendidikan yang diresmikan oleh Menteri Pendidikanan Nasional akhir tahun 2010 yang dibuktikan dengan berbagia prestasi siswa-siswi Pamekasan dalam berbagai olimpiade tingkat provinsi, nasional, Asia dan internasioanal, diantaranya Sohibul Maromi, Ali Ihsanul Qauli, Alyssa Diva Mustika, Hammas, Moh Yamin dan lainnya. Pamekasan juga berhasil mengantarkan para santrinya meraih kejuaraan MTQ dan berbagai lomba keagamaan lainnya di tingkat nasional dan internasional

Dibidang seni budaya berhasil mengantarkan Pamekasan meraih prestasi diantaranya festival lagu pop daerah, peñata musik dan karya tari terbaik atas nama Sanggar Putra Meonk, baca puisi atas nama Cendekia Krakarsa, pawai budaya, teater dan lainnya dalam berbagai kejuaraan di tingkat provinsi dan nasional. Di bidang olah raga berhasil meraih prestasi berbagai cabang olah raga diantaranya pencak silat, catur, tenis meja, atletik, karate dalam kejuaaran tingkat provinsi, nasional dan internasional.

Di bidang peternakan Pamekasan meraih juara I nasional kelompok tani Sri Kuning 2008, tahun 2009 Puskesmas Pakong juara I Jawa Timur, Laboratorium Panglegur juara III Jawa Timur. Tahun 2010 juara III lomba medis veteriner, juara I paramedic veteriner, juara 2 Jawa Timur lomba kelompok tani kembang kuning bidang ternak sapi potong desa Lancar Larangan. Tahun 2011 juara 1 Jawa Timur inseminator di daerah introduksi, dan juara 3 national paramedic veteriner.

Kholilurrahman dalam sambutannya mengatakan, bahwa semua prestasi yang diraihnya adalah hasil dukungan semua elemen masyarakat. Dia mengajak agar perestasi itu dipertahankan dan ditingkatkan pada masa yang akan datang. Dia juga menegaskan bahwa Pamekasan selain dikenal sebagai kota agamis dengan Gerbang Salam namun juga peduli untuk mengembangkan seni budaya yang sesuai dengan kultul masyarakat Pamekasan. (mas)

Sumber: Surabaya Post, Senin, 19/03/2012

Label: , , , ,

Pemprov Sentuh Pendidikan di Madura Berkualitas

SP/Ahmad Hairuddin
Kepala Dispendik Jatim, Harun (baju batik) saat berkunjung ke SMKN 2 Sampang.

Proses pembelajaran dalam program pendidikan di pulau garam, Madura kian berkembang pesat. Tumbuh kembangnya pendidikan di Madura dengan tingkat ketrampilan siswanya tak lepas dari peran serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melaui Dinas Pendidikan Jatim. Sebut saja, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Sampang yang hingga kini terus dikebut pembangunannya. Meski tergolong baru, namun sekolah bernilai Rp 15 miliar sumbangan Pemprov Jatim itu tidak ingin ketinggalan dengan skill siswa yang dicetaknya.

Bahkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang sudah menyiapkan Politeknik Madura (Poltera) untuk menampung lulusan SMKN 2 tersebut. Pemerintah setempat berkeyakinan, lulusan SMKN 2 bisa diandalkan sebagai sekolah unggulan yang memiliki standar pembelajaran sekolah kejuruan. “Sekolah ini merupakan salah satu sekolah sumbangan dari Pemprov Jatim,” tutur Bupati Sampang Noer Tjahja.

Sekolah ‘mahal’ yang dibangun sejak 2011 lalu itu memiliki 3 penjurusan yang dikembangkan dengan ketrampilan mesin, pengelasan dan teknik pengolahan hasil pertanian. Menurut Noer, tenaga terampil lulusan SMK ini akan dipakai untuk pengeboran minyak di Sampang. “Karena, di sini (Sampang, red) ada puluhan titik minyak yang perlu di eksplorasi,” katanya.

Ungkapan tersebut tersembul saat kunjungan kerja (kunker) jajaran Dinas Pendidikan (Dispendik) Jatim yang langsung dipimpin Kadispendik Jatim, Harun ke Sampang, dan Pamekasan, Madura. “Kami hanya ingin melihat secara langsung pendidikan di Madura,” tandas Harun.

Dalam kunjungannya, Kadispendik didampingi Sekretaris Dispendik Jatim Sucipto, Kabid TK, SD dan Pendidikan Khusus (PK) Dispendik Jatim Nuryanto, Kabid Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Nasor, Kabid Pendidikan Menengah Pertama (PMP) dan Pendidikan Menengah Atas (PMA) Bambang Sudarto, Kabid Pendidikan SMK Gatot Gunarso, Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Nur Sri Mastutik serta Kepala UPT PPPK Sumardijono dan sejumlah Kasi di lingkungan Dispendik Jatim.

Di awal perjalanan, Kadispendik Jatim Harun bersama rombongan menilik proses pendidikan di tingkat PAUD dan TK. Peninjauan di lembaga yang bernama Pusat Pendidikan dan Pembinaan anak Al Uswah Center Pamekasan itu karena sekolah ini menjadi percontohan di Jatim. “Karena PAUD ini memiliki metode berbeda dalam mendidik siswa,” katanya.

Metode pembelajaran tersebut langsung menggunakan alat peraga sebenarnya. Misalnya dalam pengenalan hewan, pendidik sekolah terpadu ini mendatangkan hewan agar anak didik benar-benar mengetahui jenis-jenis hewan yang dipelajari. Untuk diketahui, dalam pengembangan PAUD ini langsung dibawah kendali Ketua Bunda PAUD Jatim Nina Soekarwo.

Selanjutnya, perjalanan diarahkan melihat kondisi SDLB dan SMPLB di Pamekasan, SMPN 2 Pamekasan dan SMAN 1 Pamekasan. Kedua sekolah ini dipilih karena berhasil menelurkan anak-anak berprestasi, mulai juara regional sampai international. “Mereka akan mendapat bimbingan khusus di sekolah untuk terus meningkatkan prestasi,” kata Kabid PMP dan PMA Bambang Sudarto dihubungi terpisah.

Bukan hanya itu, mobil praktek milik Dispendik Jatim juga dilihat saat berada di SMK Al Falah Pasean Pamekasan. Mobil ini mendidik siswa-siswa SMK untuk bisa terampil.

“Pelayanan mobil kami sampai ke SMK di seluruh pelosok Jawa Timur,” aku UPT PPPK Dispendik Jatim Sumardijono.

Sebelumnya, Dispendik Jatim juga sempat mengunjungi sekolah serupa di Kabupaten Bondowoso. Di daerah yang dikenal dengan cemilan khas tape ini, kunjungan dilakukan di SMK yang berdiri di lahan 3 hektar hasil sumbangan Pemprov Jatim senilai Rp 15 miliar dan PAUD terpadu andalan yang menjadi percontohan di Jawa Timur, Widya Mandala Kembang Bondowoso.

PAUD percontohan ini telah memiliki 94 anak didik dan 11 pengajar. PAUD ini memiliki tiga lembaga yakni PAUD,TK dan Tempat Penitipan Anak (TPA). Sedangkan, di SMK yang menghabiskan anggaran Rp 15 miliar tersebut memfokuskan pada ketrampilan siswa bukan hanya mengedepankan teori.

“Karena sarana dan pra sarana di SMK ini sudah dilengkapi pemprov. Jadi, kami bangun sekolah beserta sarana dan pra sarana penunjangnya,” kata Kadispendik Jatim Harun. (sab)

Terkait:

Sumber: Surabaya Post, Senin, 12/03/2012

Label: , , , , , ,

SMK Internasional Kotor, Bupati Berang

Malu ‘kepergok’ Kadispendik Jatim Harun saat kunjungan kerja

Bupati Sampang, Noer Tjahja rupanya merasa berang melihat kondisi peralatan yang dimiliki Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Sampang, yang sudah bertaraf internasional ternyata terlihat kotor dan tidak terawat.

Tanpa tedeng aling-aling, dia memarahi Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 2 Internasional, Mohammad Ghozali, dihadapan Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Provinsi Jatim, Harun, ketika melakukan kunjungan kerja (Kunker) di sekolah yang dibangun di atas lahan seluas satu hektare (ha) dengan menelan dana APBD Jatim 2010, sebesar Rp 15 miliar.

Noer Tjahja mengaku kecewa dengan kinerja Kasek yang dinilai tidak mampu memelihara bantuan dari Pemrop Jatim tersebut. Sehingga ia menyampaikan kepada Harun agar tidak perlu dibantu lagi, jika tidak sanggup merawat peralatan yang dibeli dengan harga mahal itu.

"Saya benar-benar malu dengan Bapak Harun, masak saking kotornya peralatan yang ada sampai bisa ditulisi karena sudah penuh dengan tumpukan debu. Ini menunjukkan bahwa peralatan itu tidak dirawat sama sekali, jadi apabila kondisi seperti itu Kepala Sekolah tidak pantas menjabat lagi, mending diganti dengan guru lain saja," kata Noer Tjahja dengan nada tinggi, Jumat (9/3) sore.

Menurutnya, membangun itu mudah tapi justru yang sulit malah memelihara, ia mengkritisi jika memang terdapat jaringan listrik yang kurang memadai, sehingga dapat menganggu kerja praktekum siswa. Namun Kasek setempat jangan hanya berpangku tangan tapi harus berusaha mencari solusi.

"Gimana mampu bersaing dengan sekolah lain, jika tidak ada upaya meningkatkan kinerja dan memelihara dengan baik bantuan yang dikucurkan Pemprop Jatim cukup besar tersebut," tegasnya.

Dia menyatakan, seharusnya masyarakat bangga karena dari 5 kabupaten di Jatim yang menerima bantuan pembangunan SMK, hanya Kab. Sampang yang telah rampung membangun gedung sekolah tersebut. Sehingga pihaknya menekankan jangan menyiayiakan bantuan itu, karena merupakan peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sampang.

Sementara itu, Harun saat meninjau gedung SMKN 2 Sampang, menyatakan, dirinya melihat prasarana dan sarana sudah memadai, sehingga anak didik sekolah tersebut dapat berkompetensi dalam berkiprah dalam menampung tenaga kerja. Dispendik Jatim memang telah lama merancang SMK berkualitas, sehingga diharapkan dengan berdirinya SMK baru ini bisa mencetak lulusan yang trampil, handal dan siap memasuki dunia kerja.

"Kami ingin para lulusan SMK kelak mampu menjawab tantangan dunia kerja sesuai dengan kejuruan yang mereka tekuni," tandasnya. (rud)

Sumber: Surabaya Post, Sabtu, 10/03/2012

Label: , , , , , ,

Sumenep Kemas Wisata Religi

SP/Etto Hartono
Masjid Agung Kota Sumenep Yang dibangun oleh Panembahan Somala Asirudin Pakunataningrat (1762-1811 M). Inzet: Bupati Sumenep, A Busyro Karim.

Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura berencana mengemas wisata religi menjadi salah satu penunjang untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Kedepan, pemerintah daerah akan mengemas wisata religi menjadi wisata yang berdampak ekonomis bagi masyarakat. Dan otomatis akan meningkatkan pendapatan asli daerah," kata Busyro Karim, Bupati Sumenep, Minggu (26/2) pagi.

Selama ini, wisata religi belum maksimal digarap. Padahal, sudah ada pasar dan pengunjung dari berbagai daerah. Setiap hari terdapat bus pariwisata antara 8 sampai 10 unit. Bahkan, pada saat liburan bisa lebih dari 20 bus.

Geliat wisata religi, kata dia, sangat terasa dan pengunjung berasal dari berbagai daerah di tanah air. Mereka berziarah ke pemakaman raja-raja Sumenep di Asta Tinggi. Lalu, ke Masjid Agung, Musium Keraton dan melanjutkan ke makam Sayyid Yusuf di Kecamatan Talango, Kepulauan Poteran.

Kemasan wisata religi yang diinginkan orang nomor satu ini yakni diawali dari pengadaan lahan parkir bus wisata yang direncanakan bakal memanfaatkan bekas terminal lama. Dari lokasi parkir tersebut, peziarah bisa menggunakan jasa becak, odong-odong atau menghidupkan kembali angkutan dokar yang merupakan kekayaan budaya Sumenep.

Peziarah bisa langsung lewat lingkar barat menuju pemakaman raja-raja atau lewat jalur kota. Sepulangnya dari Asta Tinggi, baru ke musium sambil belanja souvenir khas Sumenep.

"Kemasan wisata religi ini, memang butuh waktu. Selain di Asta Tinggi perlu penataan yang harus dilakukan pemerintah daerah dengan yayasan, juga masih menunggu renovasi dan perpindahan kantor Dinas Kesehatan ke sebelah timur kantor pemerintah daerah," katanya.

Menurut dia, wisata religi perlu dikemas dalam bentuk paket serta mendapat dukungan penuh dari masyarakat serta sinkronisasi antar SKPD. Di dalamnya tentu melibatkan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga selaku leading sektornya, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Perdagangan, pihak aparat kepolisian selaku penanggungjawab keamanan maupun pihak lainnya.

Rencana paket wisata religi tersebut, akan menjadi satu paket dengan wisata kota tua dan musium garam di wilayah Kecamatan Kalianget. Lokasi tersebut merupakan perlintasan para peziarah sebelum ke Asta Sayyid Yusuf, kepulauan Poteran yang ditempuh melalui Pelabuhan Kalianget.

"Kemasan paket wisata religi ini tentu harus murah. Meski masih banyak hal yang harus dibenani, baik oleh pemerintah daerah maupun oleh yayasan selaku pengelola pemakaman raja-raja Sumenep. Kapan lagi jika tidak dimulai dari sekarang," ungkapnya.

Pemerintah daerah juga telah memulai pasar kaget yang digelar setiap hari Minggu pagi di sepanjang jalan dr Soetomo atau depan musium keraton Sumenep. Bahkan, lahan di sebelah timur 'Labeng Mesem' (pintu masuk keraton) juga akan dimaksimalkan sebagai pusat oleh-oleh yang nantinya akan dikembangkan ke bangunan yang saat ini ditempati Kantor Dinas Kesehatan.

"Dari kemasan wisata religi ini, tentu diharapkan ada keterlibatan semua pihak, baik pengrajin batik, souvenir, kuliner maupun sektor ekonomi masyarakat lainnya. Target pemerintah daerah, harus ada dampak positif bagi masyarakat luas, baik dilokasi wisata religi maupun masyarakat lainnya," tandasnya.

Selain itu, Busyro juga menginginkan percepatan pembangunan sejumlah wisata alam, baik di kepulauan maupun daratan. Sehingga, berharap ada investor yang mau menanamkan modalnya. Sejumlah lokasi wisata, baik Pantai Slopeng, Pantai Lombang dan wisata Kesehatan di Pulau Giliyang sudah layak dijual dan mampu menyedot pengunjung dari berbagai belahan dunia.

Untuk itu, ciri khas, adat istiadat dan budaya asli Sumenep jangan sampai luntur. Karena dengan budaya yang mempunyai ciri khas itulah Sumenep bakal lebih maju dan layak dikunjungi penziarah maupun wisatawan lainnya. (md2)

Sumber: Surabaya Post, Minggu, 26/02/2012

Label: , , , , , , , , ,