Makanan Khas Pulau Giliyang

Rujak Lontong


Bahan utamanya lontong diberi bumbu kacang, campur petis, sedikit pisang biji dan garam serta bumbu rajak lainnya. Untuk menunjang kesehatan, juga diberi sayuran, semisal kangkung dan irisan kacang panjang. Kripik dari bahan dasar singkong menjadi favorit warga setempat. Satu porsi dipatok Rp 2.500,-.

Nasi Jagung

Nasi jagung dan nasi putih juga tersaji di setiap warung. Bercampur lauk pauk dan ikan segar hasil tangkapan nelayan setempat menjadi menu utama hampir di setiap pojok kampung. Tarifnya hanya Rp 5.000,- setiap porsi.

Siwalan

Tak hanya itu, buah yang mudah dikonsumsi dan mengandung manfaat besar yakni buah siwalan atau bahasa latin borassus flabellifer dan tergolong tumbuhan palma terlihat tumbuh dengan subur.

Banyak manfaat dari buah siwalan itu, warga setempat mengambil daging buah pohon siwalan dan 'legen'. Warga setempat mempunyai keyakinan jika minum air legen akan mampu menyembuhkan beragam penyakit organ dalam, seperti stroke, liver, kanker dan kencing manis. Selain itu dibuat gula merah untuk keperluan lainnya.

Sumber: Surabaya Post, Minggu, 22/01/2012

Harga Makanan:
  • Rujak Lontong Rp 2.500,- per porsi
  • Nasi jagung/putih Rp 5.000,- per porsi

Label: , , , , ,

Sumenep Kemas Wisata Religi

SP/Etto Hartono
Masjid Agung Kota Sumenep Yang dibangun oleh Panembahan Somala Asirudin Pakunataningrat (1762-1811 M). Inzet: Bupati Sumenep, A Busyro Karim.

Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura berencana mengemas wisata religi menjadi salah satu penunjang untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Kedepan, pemerintah daerah akan mengemas wisata religi menjadi wisata yang berdampak ekonomis bagi masyarakat. Dan otomatis akan meningkatkan pendapatan asli daerah," kata Busyro Karim, Bupati Sumenep, Minggu (26/2) pagi.

Selama ini, wisata religi belum maksimal digarap. Padahal, sudah ada pasar dan pengunjung dari berbagai daerah. Setiap hari terdapat bus pariwisata antara 8 sampai 10 unit. Bahkan, pada saat liburan bisa lebih dari 20 bus.

Geliat wisata religi, kata dia, sangat terasa dan pengunjung berasal dari berbagai daerah di tanah air. Mereka berziarah ke pemakaman raja-raja Sumenep di Asta Tinggi. Lalu, ke Masjid Agung, Musium Keraton dan melanjutkan ke makam Sayyid Yusuf di Kecamatan Talango, Kepulauan Poteran.

Kemasan wisata religi yang diinginkan orang nomor satu ini yakni diawali dari pengadaan lahan parkir bus wisata yang direncanakan bakal memanfaatkan bekas terminal lama. Dari lokasi parkir tersebut, peziarah bisa menggunakan jasa becak, odong-odong atau menghidupkan kembali angkutan dokar yang merupakan kekayaan budaya Sumenep.

Peziarah bisa langsung lewat lingkar barat menuju pemakaman raja-raja atau lewat jalur kota. Sepulangnya dari Asta Tinggi, baru ke musium sambil belanja souvenir khas Sumenep.

"Kemasan wisata religi ini, memang butuh waktu. Selain di Asta Tinggi perlu penataan yang harus dilakukan pemerintah daerah dengan yayasan, juga masih menunggu renovasi dan perpindahan kantor Dinas Kesehatan ke sebelah timur kantor pemerintah daerah," katanya.

Menurut dia, wisata religi perlu dikemas dalam bentuk paket serta mendapat dukungan penuh dari masyarakat serta sinkronisasi antar SKPD. Di dalamnya tentu melibatkan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga selaku leading sektornya, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Perdagangan, pihak aparat kepolisian selaku penanggungjawab keamanan maupun pihak lainnya.

Rencana paket wisata religi tersebut, akan menjadi satu paket dengan wisata kota tua dan musium garam di wilayah Kecamatan Kalianget. Lokasi tersebut merupakan perlintasan para peziarah sebelum ke Asta Sayyid Yusuf, kepulauan Poteran yang ditempuh melalui Pelabuhan Kalianget.

"Kemasan paket wisata religi ini tentu harus murah. Meski masih banyak hal yang harus dibenani, baik oleh pemerintah daerah maupun oleh yayasan selaku pengelola pemakaman raja-raja Sumenep. Kapan lagi jika tidak dimulai dari sekarang," ungkapnya.

Pemerintah daerah juga telah memulai pasar kaget yang digelar setiap hari Minggu pagi di sepanjang jalan dr Soetomo atau depan musium keraton Sumenep. Bahkan, lahan di sebelah timur 'Labeng Mesem' (pintu masuk keraton) juga akan dimaksimalkan sebagai pusat oleh-oleh yang nantinya akan dikembangkan ke bangunan yang saat ini ditempati Kantor Dinas Kesehatan.

"Dari kemasan wisata religi ini, tentu diharapkan ada keterlibatan semua pihak, baik pengrajin batik, souvenir, kuliner maupun sektor ekonomi masyarakat lainnya. Target pemerintah daerah, harus ada dampak positif bagi masyarakat luas, baik dilokasi wisata religi maupun masyarakat lainnya," tandasnya.

Selain itu, Busyro juga menginginkan percepatan pembangunan sejumlah wisata alam, baik di kepulauan maupun daratan. Sehingga, berharap ada investor yang mau menanamkan modalnya. Sejumlah lokasi wisata, baik Pantai Slopeng, Pantai Lombang dan wisata Kesehatan di Pulau Giliyang sudah layak dijual dan mampu menyedot pengunjung dari berbagai belahan dunia.

Untuk itu, ciri khas, adat istiadat dan budaya asli Sumenep jangan sampai luntur. Karena dengan budaya yang mempunyai ciri khas itulah Sumenep bakal lebih maju dan layak dikunjungi penziarah maupun wisatawan lainnya. (md2)

Sumber: Surabaya Post, Minggu, 26/02/2012

Label: , , , , , , , , ,

Oksigen Giliyang Terbaik di Dunia


From Surabaya Post


Pemerintah Kabupaten Sumenep bertekat menjadikan Pulau Giliyang menjadi lokasi wisata kesehatan, mengingat kandungan oksigen di pulau ini memiliki keunikan yang berbeda dibandingkan daerah lain di dunia.

Kepala UPT Laboratorium BLH Sumenep, Herry Supratman menjelaskan, kandungan oksigen di Pulau Giliyang berbeda dengan oksigen dilain tempat. Kadar oksigennya, diatas rata-rata, yakni 21%. "Artinya, oksigennya memang bagus dan cocok untuk wisata kesehatan. Ini potensi alam yang tidak ditemukan ditempat lain," kata Herry, Kamis (5/1).

Pulau Giliyang yang masuk wilayah Kecamatan Dungkek tersebut terdapat dua desa, yaitu Desa Bancamara memiliki luas areal 5.15 km2 dan Desa Banraas dengan luas areal 4.00 km2. Dua desa tersebut sama sekali tidak memiliki lahan sawah, melainkan hanya tanah kering.

Pihak BLH, melakukan uji kadar oksigen 27 Desember 2011 lalu, di Desa Bancamara, sekitar 1 km dari pantai. Pengambilan sample pengujian itu dilakukan sekitar pukul 12.05 WIB. "Pengujian itu dilakukan pada siang hari. Jika pada pagi hari, antara pukul 08:00 sampai pukul 11:00 Wib, maka kadar oksigen tentu jauh lebih bagus," ujarnya.

Pada tahun 2006 lalu, peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) juga menyatakan hal serupa. Kandungan oksigen udara di Pulau Giliyang berkisar antara 3,3 – 4,8% diatas normal. "Pemerintah kabupaten ingin lebih tahu mendalam soal kadar oksigen di Pulau Giliyang itu, makanya diuji kembali. Dan ini baru tahap awal. Pengujian terus akan dilakukan bersama BLH Jatim," terangnya.

Kondisi alam Pulau Giliyang tergolong 'perawan' dan tidak tercemari dengan volusi udara. Selain jumlah kendaraan bermotor terbatas, pola hidup masyarakat setempat masih alami. Mayoritas pekerjaan masyarakat di dua desa itu menjadi nelayan, sebagian kecil mengolah lahan pertanian. "Untuk penerangan pada malam hari sudah ada Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)," katanya.

Kondisi pantainya, bersih dan batu karangnya cukup indah. Bila, wilayah Pulau Giliyang dikemas dengan konsep wisata kesehatan, maka hanya satu-satunya lokasi wisata di Jawa Timur yang kondisi oksigennya diatas rata-rata. Sangat wajar, bila masyarakat setempat lebih awet muda dibanding masyarakat yang hidup diluar pulau tersebut. "Memang perlu keseriusan semua pihak bila akan dijadikan lokasi wisata kesehatan," ujarnya.

Untuk menuju Pulau Giliyang tidaklah sulit, dari Pelabuhan Dungkek bisa menggunakan jasa perahu rakyat yang biasa digunakan masyarakat setempat sebagai transportasi laut setiap hari. Kondisi ombak yang bersahabat membuat warga setempat merasa aman beraktivitas. Warga yang menggunakan jasa transportasi perahu rakyat hanya dikenakan biaya sebesar Rp10.000 per orang.

Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Sumenep, Nur Asyur berharap pemerintah daerah bisa mendatangkan investor yang bisa menanamkan modalnya untuk wisata di Sumenep. "Cukup banyak potensi wisata dikepulauan. Namun, hingga saat ini belum tergarap sama sekali. Padahal, jika potensi laut dan alam kepulauan mampu disajikan dengan baik, maka akan berdampak positif bagi kehidupan warga kepulauan," ujarnya.

Politisi Partai Keadilan Sejehtera (PKS) ini sangat mendukung bila pemerintah akan mengembangkan wisata kepulauan yang potensinya tidak kalah dengan daerah lain di Nusantara ini. (md2)

Artikel Terkait:

Sumbaer: Surabaya Post, Kamis, 05/01/2012

Label: , , , , ,