Sumenep Kemas Wisata Religi

SP/Etto Hartono
Masjid Agung Kota Sumenep Yang dibangun oleh Panembahan Somala Asirudin Pakunataningrat (1762-1811 M). Inzet: Bupati Sumenep, A Busyro Karim.

Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura berencana mengemas wisata religi menjadi salah satu penunjang untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Kedepan, pemerintah daerah akan mengemas wisata religi menjadi wisata yang berdampak ekonomis bagi masyarakat. Dan otomatis akan meningkatkan pendapatan asli daerah," kata Busyro Karim, Bupati Sumenep, Minggu (26/2) pagi.

Selama ini, wisata religi belum maksimal digarap. Padahal, sudah ada pasar dan pengunjung dari berbagai daerah. Setiap hari terdapat bus pariwisata antara 8 sampai 10 unit. Bahkan, pada saat liburan bisa lebih dari 20 bus.

Geliat wisata religi, kata dia, sangat terasa dan pengunjung berasal dari berbagai daerah di tanah air. Mereka berziarah ke pemakaman raja-raja Sumenep di Asta Tinggi. Lalu, ke Masjid Agung, Musium Keraton dan melanjutkan ke makam Sayyid Yusuf di Kecamatan Talango, Kepulauan Poteran.

Kemasan wisata religi yang diinginkan orang nomor satu ini yakni diawali dari pengadaan lahan parkir bus wisata yang direncanakan bakal memanfaatkan bekas terminal lama. Dari lokasi parkir tersebut, peziarah bisa menggunakan jasa becak, odong-odong atau menghidupkan kembali angkutan dokar yang merupakan kekayaan budaya Sumenep.

Peziarah bisa langsung lewat lingkar barat menuju pemakaman raja-raja atau lewat jalur kota. Sepulangnya dari Asta Tinggi, baru ke musium sambil belanja souvenir khas Sumenep.

"Kemasan wisata religi ini, memang butuh waktu. Selain di Asta Tinggi perlu penataan yang harus dilakukan pemerintah daerah dengan yayasan, juga masih menunggu renovasi dan perpindahan kantor Dinas Kesehatan ke sebelah timur kantor pemerintah daerah," katanya.

Menurut dia, wisata religi perlu dikemas dalam bentuk paket serta mendapat dukungan penuh dari masyarakat serta sinkronisasi antar SKPD. Di dalamnya tentu melibatkan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga selaku leading sektornya, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Perdagangan, pihak aparat kepolisian selaku penanggungjawab keamanan maupun pihak lainnya.

Rencana paket wisata religi tersebut, akan menjadi satu paket dengan wisata kota tua dan musium garam di wilayah Kecamatan Kalianget. Lokasi tersebut merupakan perlintasan para peziarah sebelum ke Asta Sayyid Yusuf, kepulauan Poteran yang ditempuh melalui Pelabuhan Kalianget.

"Kemasan paket wisata religi ini tentu harus murah. Meski masih banyak hal yang harus dibenani, baik oleh pemerintah daerah maupun oleh yayasan selaku pengelola pemakaman raja-raja Sumenep. Kapan lagi jika tidak dimulai dari sekarang," ungkapnya.

Pemerintah daerah juga telah memulai pasar kaget yang digelar setiap hari Minggu pagi di sepanjang jalan dr Soetomo atau depan musium keraton Sumenep. Bahkan, lahan di sebelah timur 'Labeng Mesem' (pintu masuk keraton) juga akan dimaksimalkan sebagai pusat oleh-oleh yang nantinya akan dikembangkan ke bangunan yang saat ini ditempati Kantor Dinas Kesehatan.

"Dari kemasan wisata religi ini, tentu diharapkan ada keterlibatan semua pihak, baik pengrajin batik, souvenir, kuliner maupun sektor ekonomi masyarakat lainnya. Target pemerintah daerah, harus ada dampak positif bagi masyarakat luas, baik dilokasi wisata religi maupun masyarakat lainnya," tandasnya.

Selain itu, Busyro juga menginginkan percepatan pembangunan sejumlah wisata alam, baik di kepulauan maupun daratan. Sehingga, berharap ada investor yang mau menanamkan modalnya. Sejumlah lokasi wisata, baik Pantai Slopeng, Pantai Lombang dan wisata Kesehatan di Pulau Giliyang sudah layak dijual dan mampu menyedot pengunjung dari berbagai belahan dunia.

Untuk itu, ciri khas, adat istiadat dan budaya asli Sumenep jangan sampai luntur. Karena dengan budaya yang mempunyai ciri khas itulah Sumenep bakal lebih maju dan layak dikunjungi penziarah maupun wisatawan lainnya. (md2)

Sumber: Surabaya Post, Minggu, 26/02/2012

Label: , , , , , , , , ,