Pemprov Sentuh Pendidikan di Madura Berkualitas

SP/Ahmad Hairuddin
Kepala Dispendik Jatim, Harun (baju batik) saat berkunjung ke SMKN 2 Sampang.

Proses pembelajaran dalam program pendidikan di pulau garam, Madura kian berkembang pesat. Tumbuh kembangnya pendidikan di Madura dengan tingkat ketrampilan siswanya tak lepas dari peran serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melaui Dinas Pendidikan Jatim. Sebut saja, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Sampang yang hingga kini terus dikebut pembangunannya. Meski tergolong baru, namun sekolah bernilai Rp 15 miliar sumbangan Pemprov Jatim itu tidak ingin ketinggalan dengan skill siswa yang dicetaknya.

Bahkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang sudah menyiapkan Politeknik Madura (Poltera) untuk menampung lulusan SMKN 2 tersebut. Pemerintah setempat berkeyakinan, lulusan SMKN 2 bisa diandalkan sebagai sekolah unggulan yang memiliki standar pembelajaran sekolah kejuruan. “Sekolah ini merupakan salah satu sekolah sumbangan dari Pemprov Jatim,” tutur Bupati Sampang Noer Tjahja.

Sekolah ‘mahal’ yang dibangun sejak 2011 lalu itu memiliki 3 penjurusan yang dikembangkan dengan ketrampilan mesin, pengelasan dan teknik pengolahan hasil pertanian. Menurut Noer, tenaga terampil lulusan SMK ini akan dipakai untuk pengeboran minyak di Sampang. “Karena, di sini (Sampang, red) ada puluhan titik minyak yang perlu di eksplorasi,” katanya.

Ungkapan tersebut tersembul saat kunjungan kerja (kunker) jajaran Dinas Pendidikan (Dispendik) Jatim yang langsung dipimpin Kadispendik Jatim, Harun ke Sampang, dan Pamekasan, Madura. “Kami hanya ingin melihat secara langsung pendidikan di Madura,” tandas Harun.

Dalam kunjungannya, Kadispendik didampingi Sekretaris Dispendik Jatim Sucipto, Kabid TK, SD dan Pendidikan Khusus (PK) Dispendik Jatim Nuryanto, Kabid Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Nasor, Kabid Pendidikan Menengah Pertama (PMP) dan Pendidikan Menengah Atas (PMA) Bambang Sudarto, Kabid Pendidikan SMK Gatot Gunarso, Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Nur Sri Mastutik serta Kepala UPT PPPK Sumardijono dan sejumlah Kasi di lingkungan Dispendik Jatim.

Di awal perjalanan, Kadispendik Jatim Harun bersama rombongan menilik proses pendidikan di tingkat PAUD dan TK. Peninjauan di lembaga yang bernama Pusat Pendidikan dan Pembinaan anak Al Uswah Center Pamekasan itu karena sekolah ini menjadi percontohan di Jatim. “Karena PAUD ini memiliki metode berbeda dalam mendidik siswa,” katanya.

Metode pembelajaran tersebut langsung menggunakan alat peraga sebenarnya. Misalnya dalam pengenalan hewan, pendidik sekolah terpadu ini mendatangkan hewan agar anak didik benar-benar mengetahui jenis-jenis hewan yang dipelajari. Untuk diketahui, dalam pengembangan PAUD ini langsung dibawah kendali Ketua Bunda PAUD Jatim Nina Soekarwo.

Selanjutnya, perjalanan diarahkan melihat kondisi SDLB dan SMPLB di Pamekasan, SMPN 2 Pamekasan dan SMAN 1 Pamekasan. Kedua sekolah ini dipilih karena berhasil menelurkan anak-anak berprestasi, mulai juara regional sampai international. “Mereka akan mendapat bimbingan khusus di sekolah untuk terus meningkatkan prestasi,” kata Kabid PMP dan PMA Bambang Sudarto dihubungi terpisah.

Bukan hanya itu, mobil praktek milik Dispendik Jatim juga dilihat saat berada di SMK Al Falah Pasean Pamekasan. Mobil ini mendidik siswa-siswa SMK untuk bisa terampil.

“Pelayanan mobil kami sampai ke SMK di seluruh pelosok Jawa Timur,” aku UPT PPPK Dispendik Jatim Sumardijono.

Sebelumnya, Dispendik Jatim juga sempat mengunjungi sekolah serupa di Kabupaten Bondowoso. Di daerah yang dikenal dengan cemilan khas tape ini, kunjungan dilakukan di SMK yang berdiri di lahan 3 hektar hasil sumbangan Pemprov Jatim senilai Rp 15 miliar dan PAUD terpadu andalan yang menjadi percontohan di Jawa Timur, Widya Mandala Kembang Bondowoso.

PAUD percontohan ini telah memiliki 94 anak didik dan 11 pengajar. PAUD ini memiliki tiga lembaga yakni PAUD,TK dan Tempat Penitipan Anak (TPA). Sedangkan, di SMK yang menghabiskan anggaran Rp 15 miliar tersebut memfokuskan pada ketrampilan siswa bukan hanya mengedepankan teori.

“Karena sarana dan pra sarana di SMK ini sudah dilengkapi pemprov. Jadi, kami bangun sekolah beserta sarana dan pra sarana penunjangnya,” kata Kadispendik Jatim Harun. (sab)

Terkait:

Sumber: Surabaya Post, Senin, 12/03/2012

Label: , , , , , ,

SMK Internasional Kotor, Bupati Berang

Malu ‘kepergok’ Kadispendik Jatim Harun saat kunjungan kerja

Bupati Sampang, Noer Tjahja rupanya merasa berang melihat kondisi peralatan yang dimiliki Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Sampang, yang sudah bertaraf internasional ternyata terlihat kotor dan tidak terawat.

Tanpa tedeng aling-aling, dia memarahi Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 2 Internasional, Mohammad Ghozali, dihadapan Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Provinsi Jatim, Harun, ketika melakukan kunjungan kerja (Kunker) di sekolah yang dibangun di atas lahan seluas satu hektare (ha) dengan menelan dana APBD Jatim 2010, sebesar Rp 15 miliar.

Noer Tjahja mengaku kecewa dengan kinerja Kasek yang dinilai tidak mampu memelihara bantuan dari Pemrop Jatim tersebut. Sehingga ia menyampaikan kepada Harun agar tidak perlu dibantu lagi, jika tidak sanggup merawat peralatan yang dibeli dengan harga mahal itu.

"Saya benar-benar malu dengan Bapak Harun, masak saking kotornya peralatan yang ada sampai bisa ditulisi karena sudah penuh dengan tumpukan debu. Ini menunjukkan bahwa peralatan itu tidak dirawat sama sekali, jadi apabila kondisi seperti itu Kepala Sekolah tidak pantas menjabat lagi, mending diganti dengan guru lain saja," kata Noer Tjahja dengan nada tinggi, Jumat (9/3) sore.

Menurutnya, membangun itu mudah tapi justru yang sulit malah memelihara, ia mengkritisi jika memang terdapat jaringan listrik yang kurang memadai, sehingga dapat menganggu kerja praktekum siswa. Namun Kasek setempat jangan hanya berpangku tangan tapi harus berusaha mencari solusi.

"Gimana mampu bersaing dengan sekolah lain, jika tidak ada upaya meningkatkan kinerja dan memelihara dengan baik bantuan yang dikucurkan Pemprop Jatim cukup besar tersebut," tegasnya.

Dia menyatakan, seharusnya masyarakat bangga karena dari 5 kabupaten di Jatim yang menerima bantuan pembangunan SMK, hanya Kab. Sampang yang telah rampung membangun gedung sekolah tersebut. Sehingga pihaknya menekankan jangan menyiayiakan bantuan itu, karena merupakan peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sampang.

Sementara itu, Harun saat meninjau gedung SMKN 2 Sampang, menyatakan, dirinya melihat prasarana dan sarana sudah memadai, sehingga anak didik sekolah tersebut dapat berkompetensi dalam berkiprah dalam menampung tenaga kerja. Dispendik Jatim memang telah lama merancang SMK berkualitas, sehingga diharapkan dengan berdirinya SMK baru ini bisa mencetak lulusan yang trampil, handal dan siap memasuki dunia kerja.

"Kami ingin para lulusan SMK kelak mampu menjawab tantangan dunia kerja sesuai dengan kejuruan yang mereka tekuni," tandasnya. (rud)

Sumber: Surabaya Post, Sabtu, 10/03/2012

Label: , , , , , ,

Sang Bupati Pun Kebelet Ingin Lamborghini Madura

Foto: Tanevsky
Rencana nama Pulau Madura dijadikan nama sebuah mobil mewah disambut positif oleh warga Pulau Garam. Selain akan menjadi kebanggaan, juga secara tidak langsung mempromosikan Madura di tingkat dunia.

Bupati Sampang, Noer Tjahja saat dihubungi detikOto, Jumat (11/12/2009) mengatakan, sebagai putra daerah sangat bangga bila nama Pulau Madura itu menjadi nama mobil mewah sekelas Lamborghini.

"Secara pribadi saya bangga. Paling tidak saya juga akan memakai mobil itu," kata Noer saat dihubungi tengah dalam perjalanan menuju ke Jakarta.

Noer Tjahja yang saat ini gencar menjual potensi Kabupaten Sampang berharap ide tersebut terealisasi, sehingga Madura semakin terkenal di dunia internasional.

Sementara, seorang politisi DPRD Jawa Timur asal Sumenep, Malik Effendi juga tidak mempermasalahkan jika Madura dijadikan nama mobil hybrid Lamborghini pertama yang dijadwalkan diproduksi tahun 2016.

Namun Malik mengisyaratkan harus ada filosofi tersendiri dengan nama Madura. Yakni mobil tersebut harus tangguh, gesit dan ulet.

"Filosofi ini sesuai dengan karakter warga Madura. Jadi, jangan asal mobil yang cepat rusak, sebab ini berkaitan dengan citra warga Madura," ujar Malik.

Tak jauh berbeda dengan D Zawawi Imron, salah seorang budayawan Madura. Dia tidak mempermasalahkan jika Madura dijadikan nama mobil.

"Sangat bagus jika Pulau Madura dijadikan nama mobil. Saya pun setuju," terang Zawawi dihubungi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Lamborghini Madura dirancang oleh Slavche Tanevsky, mahasiswa Munich University Of Applied Science, Jerman. Mobil ini diusulkan untuk menjadi mobil hybrid pertama Lamborghini yang akan diproduksi tahun 2016.

Kelebihan mobil tersebut, selain ramah lingkungan juga memiliki desain lebih ramping, lebih terfokus dan lebih agresif. ( bdh / ddn )

Sumber: detikOto, Jumat, 11/12/2009

Label: , , ,