Ada Indikasi Kuat Dibakar
Polisi Selidiki Kasus Terbakarnya SDN Basanah
Polisi terus menyelidiki terbakarnya satu gedung di SDN Basanah, Kec Tanah Merah, Rabu (14/10) malam. Hasil sementara, indikasi sekolah dibakar semakin menguat. Selain telah ditemukan botol yang berisi minyak tanah dan sebungkus korek api, kebakaran dipastikan bukan karena kortsleting.
Sebab, pihak sekolah tidak pernah merasa menyimpan semacam lampu minyak atau penerangan lain di dalam ruangan. Bahkan, sekolah tersebut juga tidak dialiri listrik.
Kerjasama tim penyelidik dari Polres Bangkalan dibantu Polsek Tanah Merah hingga kemarin baru memeriksa lima orang saksi awal. Mereka antara lain Kepala SDN Basanah Nanik, warga sekitar SD, Hoiriyeh, Kades Basanah, dan dua orang lainnya.
Kapolsek Tanah Merah AKP Sungkono mengatakan, berkas kasus saat ini telah dilimpahkan ke Polres Bangkalan. Alasannya, selain minimnya personel di polsek, kebakaran melanda sebuah fasilitas publik. "Hari ini (kemarin, Red) berkas bersama barang bukti telah dilimpahkan ke polres," katanya.
Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Suwarno membenarkan berkas kasus terbakarnya SDN Basanah telah berada di polres. "Kasus tersebut saat ini sedang dalam penyelidikan. Pengumpulan keterangan telah dilakukan," ujarnya.
Lokasi sekolah yang berada di pinggir perkampungan itu membuat kebakaran agak lamban diketahui. Kepala SDN Basanah Nanik mengetahui sekolahnya terbakar sekitar pukul 07.30. Nanik yang malam itu berada di rumahnya tahu adanya kebakaran dari salah satu warga yang tinggal di dekat sekolah. "Saya tahu setelah di telepon Mik Hoiriyeh. Setelah itu saya bersama suami langsung ke sini," ujarnya kemarin (17/10).
Seperti diberitakan, sebanyak 5 meter kubik kayu yang akan dipakai untuk merenovasi gedung SD ludes menjadi arang. Dokumen penting siswa dan guru juga hangus. SDN Basanah terbakar saat dimulainya proyek dari dana alokasi khusus (DAK).
Saat ditemui kemarin, Nanik sedang mengawasi realisasi DAK untuk rehab gedung sekolah. Dia mengaku telah melaksanakan petunjuk teknis penggunaan DAK. "Saya sudah kerjakan sesuai dengan juknis bersama komite sekolah dan Kades. Sekolah adalah rumah kedua, jadi saya inginkan yang terbaik," ujarnya.
Salah satu guru, Yayuk, mengungkapkan, di ruang yang terbakar itu itu berisi semua buku pelajaran dari kelas I sampai VI. Sebab, pada Rabu (14/10) sekolah sudah mulai dibongkar dan semua barang diungsikan di kantor yang hangus tersebut.
Demikian juga dengan siswa SDN Basanah pada hari itu sudah berpindah ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ibrohimy. Sebab, semua kelas sedang direhab. (c18/mat)
Sumber: Jawa Pos, Minggu, 18 Oktober 2009
Label: bangkalan, humaniora, pendidikan, sdn
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda