Delapan Cagar Budaya Telantar

Kota Bahari ternyata memiliki banyak cagar budaya yang bisa dikembangkan untuk mendongkrak bidang pariwisata. Buktinya, di beberapa kecamatan banyak ditemukan cagar budaya yang masih alami alias natural dan belum dikelola pemerintah. Catatan koran ini, ada sembilan cagar budaya yang layak dipoles. Sayangnya, baru satu cagar budaya yang telah dikelola, yakni Asta Makam Ratoh Ebuh.

Sembilan cagar budaya warisan leluhur tersebut terdiri dari Bujuk Aji Gunung, Sumur Daksan, Makam Santo Merto, dan Makam Ratoh Ebuh. Termasuk Wisata Religi R Sayyid Abdurahman di Kecamatan Sokobanah dan Bujuk Nono di Kecamatan Torjun. Ditambah, Gua Macan dan Gua Burung di Kecamatan Sokobanah.

Sayangnya, perhatian dari pemerintah belum maksimal. Buktinya, yang baru mendapat perhatian adalah Asta Makam Ratoh Ebuh yang berlokasi di Kelurahan Polagan. Asta tersebut, informasinya mendapat kucuran dana untuk rehabilitasi congkop dari Pemkab Sampang.

Kepala Disbudparpora Sampang Achmad Bahrawi yang dikonfirmasi koran ini membenarkan banyaknya cagar budaya yang bertebaran di Sampang. "Saat ini, yang mendapatkan kucuran dana untuk rehabilitasi congkop baru Asta Ratoh Ebuh di Kelurahan Polagan. Jumlah dana yang dihabiskan untuk rehabilitasi congkop Makam Ratoh Ebuh diperkirakan sekitar Rp 500 juta. Kalau pemagaran itu berasal dari swadaya masyarakat," ungkapnya.

Dijelaskan, pihaknya sampai saat ini masih mendata sejumlah cagar budaya yang ada di Sampang. "Karena itu, kami berharap kepada masyarakat untuk memberikan informasi keberadaan cagar budaya kepada disbudparpora. Sehingga, cagar budaya tersebut bisa dikembangkan menjadi objek pariwisata. Kalau soal anggaran cagar budaya, kita akan usahakan 2010 mendatang," pungkasnya. (c17/yan/ed)

Sumber: Jawa Pos, Selasa, 13 Oktober 2009

Label: , , , ,