Pantai Lombang: Pantai Dengan Hamparan Hutan Cemara

(EKO OSCAR NUGROHO/ THE EPOCH TIMES)
Suasana matahari terbit di Pantai Lombang Sumenep - Madura. Ombak yang tidak terlalu besar membuat pantai ini cocok untuk berenang atau sekedar bermain air.

Pantai Lombang terletak pada 30 Km timur laut kota Sumenep, tepatnya di desa Lombang, kecamatan Batang-batang.

Perjalanan menuju kawasan paling ujung timur Pulau Madura ini dapat ditempuh selama 4 – 5 jam dari Surabaya dengan kendaraan pribadi. Bagi yang tidak memiliki kendaraan pribadi bisa memanfaatkan alat transportasi umum dari Bangkalan ke Desa Legung, yang dilanjutkan dengan menyewa ojek untuk sampai ke lokasi tujuan.

Pantai dengan hamparan pasir sepanjang ± 12 km ini terletak di kawasan utara laut Jawa menghadap ke timur laut, sehingga memungkinkan para wisatawan melihat keindahan matahari terbit, disertai deburan ombak yang lembut.

Yang menjadi ciri khas pantai Lombang ini adalah tumbuhan cemara udang (jenis Casuarina) yang berjejer di sepanjang pantai membentuk pagar. Tumbuhan ini merupakan jenis langka karena hanya terdapat di Indonesia dan China. Itupun hanya terdapat di beberapa daerah saja. Cemara udang yang memiliki tinggi sekitar 4 meter ini bentuknya tidak tegak seperti pohon-pohon cemara pada umumnya, melainkan sedikit membungkuk dengan banyak cabang yang terjulur memanjang, sehingga menyerupai udang.

Dan di pantai Lombang ini merupakan satu-satunya pantai di Indonesia yang dikelilingi hamparan hutan cemara udang, sehingga anda tidak akan menjumpai pohon kelapa di sekitar pantai ini. Cemara-cemara udang ini pun dimanfaatkan oleh warga sekitar dengan menjadikannya bonsai, untuk dijual kepada para wisatawan dengan harga yang relatif terjangkau.

EKO OSCAR NUGROHO/ THE EPOCH TIMES
Cemara udang yang menjadi ciri khas pantai Lombang.

Didukung dengan suasana yang masih alami, bersih, dan tidak terlalu banyak bangunan di sekitarnya, menjadikan pantai ini tempat yang ideal bagi anda untuk sekedar refreshing, mencari ketenangan sejenak, dari rutinitas sehari-hari yang padat. Selain untuk dinikmati keindahannya, pantai ini juga cocok untuk berenang, snorkeling atau olahraga lainnya. Di samping itu, hamparan pasir yang lebar dan landai, menjadikannya tempat yang nyaman untuk berkemah.

Pada acara pesta rakyat Ketupatan yang digelar seminggu setelah hari raya Idul Fitri, pantai ini ramai dengan berbagai macam atraksi wisata, diantaranya pentas musik dan pentas seni tradisional yang ditampilkan selama seminggu penuh oleh warga sekitar.

Jika hendak menginap di sekitar pantai tanpa perlu berkemah, Anda harus menuju kota Sumenep, karena tidak terdapat hotel di sekitar pantai ini. Di sini hanya tersedia pondok-pondok tradisional yang terbuat dari kayu yang hanya diperuntukkan bagi peserta paket wisata dari agen perjalanan tertentu.

EKO OSCAR NUGROHO/ THE EPOCH TIMES

Namun jika anda tidak sempat menginap, setidaknya usahakan sepagi mungkin tiba di pantai ini untuk menikmati sunrise, atau jika masih tidak sempat dapat juga menikmati keindahan air laut ketika sunset, sambil menikmati es kelapa muda maupun rujak khas Madura, dengan harga yang sangat terjangkau.


Kurangnya promosi maupun sarana-prasarana, membuat pantai ini tidak seramai pantai-pantai di Bali maupun Lombok. Banyak wisatawan, terutama wisatawan asing yang mengeluhkan jauhnya perjalanan darat yang harus ditempuh, karena tidak ada bandar udara di Pulau Madura. Akan tetapi, kini dengan adanya Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura, dapat lebih mempersingkat jarak dan waktu tempuh sekitar 2 – 3 jam jika dibandingkan dengan menggunakan angkutan ferry. (Eko Oscar Nugroho/The Epoch Times)

Sumber: The Epoch Times, Jumat, 08 Oktober 2010

Label: , , , ,

Pantai Lombang Ditawarkan Ke Investor


Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, mulai menawarkan sejumlah potensi wisata alam pada pihak investor. Kemampuan APBD dinilai sangat terbatas untuk pengembangan pariwisata.

Bupati Sumenep, A Busyro Karim, mengatakan, salah satu potensi wisata alam yang layak dan mempunyai potensi besar akan dikunjungi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yakni Pantai Wisata Lombang.

"Saya sangat terbuka bagi investor yang akan menanamkan modalnya untuk pengembangan wisata pantai. Salah satunya, Pantai Lombang dengan hamparan cemara udang di sepanjang pantai mempunyai keindahan dan keunikan tersendiri," katanya.

Potensi pantai yang belum tergarap maksimal karena keterbatasan anggaran di APBD, tentu sangat membutuhkan pihak ketiga. Selama ini, investor yang akan masuk Sumenep lebih banyak perusahaan yang bergerak di Migas. Namun, untuk pengembangan wisata, relatif sedikit.

"Pemerintah daerah menginginkan potensi wisata bisa dikelola dengan maksimal, sehingga Sumenep menjadi salah satu rujukan tujuan wisata di Jawa Timur. Banyak potensi wisata yang tidak kalah dengan daerah lain, tetapi masih perlu pihak ketiga untuk mengembangkan," ujarnya.

Pantai Wisata Lombang yang berada di wilayah Kecamatan Batang-Batang dengan jarak sekitar 30 kilometer dari jantung kota Sumenep sempat dibiarkan dua tahun oleh pemerintah daerah seiring dengan adanya gugatan kepemilikan lahan dari warga setempat. Namun MA menolak kasasi yang diajukan penggugat.

Untuk itu, sejak, Jumat (30/9/11), pemerintah daerah melalui UPT Pantai Lombang, kembali mengelola dan menata Pantai Lombang.

"Pemerintah daerah, akan berusaha secara maksimal, agar kawasan wisata Pantai Lombang menjadi sarana atau perantara peningkatan kesejahteraan bagi warga sekitarnya," tandasnya. (md2)

Sumber: Surabaya Post, Senin, 06/02/2012

Label: , ,

Lombang Terancam Terisolir

Warga menutup jalan masuk Pantai Lombang di Sumenep, Madura

Polsek Minta Pemkab Tegas

Wisata Pantai Lombang di Kec Batang Batang, Sumenep, terancam terisolir. Sebab, beberapa pemilik tanah yang tidak terlibat dalam sengketa tanah mengancam akan menutup jalan akses menuju pantai.

Sebelumnya, pemilik tanah lainnya memang menutup beberapa titik di jalan akses dengan batu. Mereka berupaya agar pemkab tidak berpangku tangan dengan adanya dugaan pungutan liar (pungli )maupun pemangkasan pohon cemara.

Masdawi, salah seorang warga Desa Lombang, mengatakan, tanah di beberapa jalan akses akan diisolasi. Pemilik tanah tidak hanya terfokus pada jalan akses utama, tapi di beberapa jalan menuju pantai juga akan ditutup.

"Sebenarnya adanya wisata Lombang itu kan merupakan berkah tersendiri bagi penduduk sekitar. Tapi, kalau penggugat seenaknya menguasai pantai dan pemerintah juga tidak bereaksi, kami akan mengisolasi Lombang," katanya kepada koran ini kemarin (22/11).

Menurut dia, pemilik lahan yang sudah bersertifikat di beberapa titik pantai itu tidak hanya akan menggertak. Terbukti, mereka sudah mulai menutup jalan akses dengan batu gunung maupun bata.

"Kali pertama kami menutup sekitar empat truk, tapi pengunjung masih bisa masuk. Beberapa hari kemudian kami tambah. Dan, sekarang pengunjung dipastikan hanya bisa berjalan kaki," jelasnya.

Sementara Kapolres Sumenep AKBP Pri Hartono Eling Lelakon melalui Kapolsek Batang Batang AKP Mukit mengatakan, langkah awal kepolisian hanya sebatas koordinasi dengan kedua belah pihak. "Kepada penggugat kami minta agar pohon cemara tidak dipotong karena masih status banding," katanya.

Sementara kepada pemkab melalui disbudparpora, diharapkan lebih tegas. Menurut Mukit, hingga sekarang polisi belum menerima laporan secara resmi terkait dengan tindak lanjut penanganan di wilayah sengketa.

Bagaimana teknis pengamanan Lombang? Mukit mengatakan, pengamanan di Pantai Lombang dengan pemantauan. Sedikitnya dua personel polisi setiap hari aktif patroli ke Lombang. "Terus kami pantau. Ini untuk mencegah agar kami tidak kecolongan," jelasnya. (uji/zid)

Sumber: Jawa Pos, Senin, 23 November 2009

Label: ,

Warga Tutup Total Pantai Lombang

Setelah sebelumnya ratusan warga yang mengaku kerabat dan simpatisan pemilik tanah di kawasan Pantai Wisata Lombang menutup sebagian besar areal Pantai Wisata Lombang, kini warga lainnya juga menutup seluruh akses masuk ke Pantai Wisata Lombang yang terletak di Desa Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, Jumat (13/11).

Hanya saja, kali ini penutupan tidak dilakukan oleh pemilik lahan, melainkan oleh seluruh penjual makanan dan minuman serta pedagang lainnya yang biasa berjualan di areal wisata Pantai Lombang. Mereka tidak menutup sebagian besar areal wisatanya saja, tetapi semua pintu masuk ke obyek wisata termasuk pintu masuk utama tempat pemungutan karcis masuk pun ditutup dengan memasang batu bata dan batu karang.

Mereka memilih menutup semua akses masuk ke kawasan wisata karena kesal perseteruan yang tak kunjung berakhir antara pemilik dan pemkab. Bahkan belakangan ini, para pedagang juga diusir oleh warga yang mengaku sebagai pemilik lahan, sehingga mereka tidak bisa mencari nafkah.

Dikatakan, Masdawi, mestinya perseteruan itu segera diakhiri karena dapat merugikan tidak saja kepada para wisatawan, pemerintah, tetapi juga kepada pedagang yang banyak bergantung hidupnya dengan berjualan di pantai Lombang. Karena akibat perseteruan antara pemilik lahan dan Pemkab Sumenep, mereka juga kecipratan bahkan diusir berjualan di lokasi tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sumenep, Drs H Moh Nasir MM melalui Staf Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pantai Wisata Lombang, Atmoni mengaku tidak bisa berbuat banyak. Apalagi kasus penutupan yang dilakukan warga di areal Pantai Wisata Lombang kerapkali terjadi.

Padahal dalam sidang gugatan yang dilakukan oleh warga yang mengaku pemilik lahan di areal Pantai Wisata Lombang itu terhadap Pemkab Sumenep dibatalkan oleh majelis hakim PN Sumenep memutuskan menolak gugatan perdata tentang klaim kepemilikan tanah dan selanjutnya diserahkan ke Pemkab Sumenep untuk dikelola Disbudparpora.

” Tetapi walapun hakim menolak dan memenangkan Pemkab Sumenep, tetapi pagar duri dan bambu yang dipasang oleh warga yang mengaku pemiliknya belum juga dibongkar,” katanya. (st2)

Sumber: Surya, Sabtu, 14 Nopember 2009

Label: ,

Kepemilikan Bermasalah, Warga Tutup Lokasi Wisata

Tim Liputan 6 SCTV
Warga menutup jalan masuk Pantai Lombang di Sumenep

Lokasi wisata Pantai Lombang di Sumenep, Madura, Jawa Timur, ditutup untuk umum oleh warga setempat yang mengaku sebagai pemilik tanah. Penutupan dilakukan dengan memasang pagar bambu dan batu di setiap jalan menuju pantai. Warga beralasan kepemilikan tempat wisata ini masih bersengketa sehingga harus ditutup.

Sengketa menyangkut pantai Lombang antara warga dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep tampaknya tak kunjung usai. Proses persidangan yang selalu ditunda membuat warga kesal dan mengambil sikap dengan menutup akses menuju ke tempat tersebut. Selengkapnya simak video berita ini.(UPI/YUS)

Sumber: Liputan6.com, 30/08/2009

Label: ,