Sastra Madura Terancam Terpinggirkan
Keberadaan sastra Madura terancam terpinggirkan dari komunitasnya. Sebab, kebanyakan generasi muda Madura enggan menggali lebih dalam akar sejarah keberadaan sastra Madura. Bahkan, selama ini ada kesan kalangan anak muda Madura meninggalkan sastra tanah kelahirannya sendiri.
Hal itu terungkap saat temu budayawan dengan siswa di halaman SMA Gapura, Kecamatan Gapura, kemarin. D. Zawawi Imron menyatakan, kepedulian terhadap sastra dan Bahasa Madura adalah tanggung jawab semua. Baik pemerintah, budayawan, dan masyarakat, khususnya, generasi muda Madura.
Budayawan ini menandaskan, memajukan bahasa dan sastra Madura adalah dengan memraktikkannya dalam kehidupan setiap harinya. Jika perlu, tingkatan tertinggi bahasa Madura terus dimantapkan.
Dikatakan, perkembangan sastra Madura bisa dilihat dari ketekunan anak Madura menghafal bait-bait pantun khas Madura. Sebab, selama ini keinginan belajar bait-bait pantun (paparegan) sudah mulai pudar. Anak muda Madura lebih tertarik untuk menghafalkan lirik-lirik musik band atau lagu-lagu hits. "Ini tantangan dan harus dipikirkan oleh anak muda Madura," tandasnya. (tur/mat)
Sumber: Jawa Pos, Minggu, 02 November 2008
Label: bahasa, gapura, madura, sastra, sma gapura, zawawi imron
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda