Turis pun Ikut Menari

Semalam di Madura Gelar 19 Kesenian Tradisional

Semalam di Madura kembali digelar Sabtu (25/10) malam di pelataran Monumen Arek Lancor. Pementasan kesenian tradisional dari empat kabupaten di Madura ini digelar dalam rangkaian Kerapan Gubeng. Kerapan yang memerebutkan Piala Presiden digelar kemarin di Stadion R Soenarto Hadiwijojo kemarin.

Sebanyak 19 kesenian tradisional ditampilkan di Semalam di Madura. Pagelaran tahunan yang diadakan sejak 1989 itu diawali sajian gending Madhure, sekaligus mengiring tamu dan undangan masuk lokasi. Termasuk Bupati Pamekasan Kholilurrahman dan Wakil Bupati Kadarisman Sastrodiwirdjo, Kepala Bakorwil IV Madura Makmun Dahuri, serta perwakilan Konsulat Belanda, Pilipina, dan lainnya.

Kemudian, pagelaran busana batik Madura yang diperagakan model lokal Pamekasan. Acara dilanjutkan pementasan kesenian dari tiap kabupaten, kecuali Sumenep karena bertepatan dengan kirab budaya dalam rangka Hari Jadi Kota Sumenep ke-739.

Delegasi seni Bangkalan menampilkan Tari Andholenan Bahhong yang membuat penonton bersorak. Dari Sampang tampil Tari Pajjer Laggu. Kemudian tampil kesenian tradisional Madura lainnya. Seperti Tari Terak Bulan, Tari Baris dan Tari Topeng Gettak (Pamekasan).

Tak ketinggalan lagu-lagu Madura dan musik Daul dan kelenengan ikut memriahkan acara. Bahkan, Bupati Kholilurrahman tampil membaca puisi berjudul "Saat Berbicara".

Yang menarik saat delegasi dari Bangkalan menampilkan tari Andholenan Bahhong. Sejumlah penari mendatangi undangan, terutama turis asing. Para penari itu lalu mengajak undangan menari bareng. Beberapa turis menerima ajakan menari dan ikut berlenggak-lenggok di atas panggung.

Acara Semalan di Madura yang dimulai sekitar 19.30, memacetkan jalanan sekitar Monumen Arek Lancor. Seperti Jalan Diponegoro, Jalan Trunojoyo, Jalan Jokotole, dan Jalan Agus Salim.

"Semalam di Madura merupakan salah satu langkah untuk melestarikan kesenian tradisional. Acara ini juga merupakan rangkaian HUT Pamekasan ke-478 dan Kerapan Sapi Piala Presiden," kata Ketua Pelaksana A. Djamaluddin Karim.

Ketika ditanya Sumenep yang tidak mengirim delegasi keseniannya, sekretaris daerah ini mengatakan, kebetulan Sumenep bersamaan dengan pawai budaya dalam rangka hari Jadi Kota Sumenep. "Kebetulan waktunya bersamaan," katanya (nam/mat)

Sumber: Jawa Pos, Senin, 27 Oktober 2008

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda