Nelayan Jaring Hiu Tutul
Masyarakat nelayan Kampung Bandaran, Bangkalan, sempat digemparkan tertangkapnya ikan hiu oleh nelayan setempat. Ikan hiu tutul itu tersangkut jaring nelayan yang melaut di perairan Selat Madura.
Ikan hiu yang panjangnya 4 meter dan diameter 1 meter itu, Selasa (29/12) ‘diparkir’ di pantai kmpung nelayan Bandaran. Hiu yang sudah mati itu ditambatkan di patok – patok tempat perahu nelayan. Agar posisi ikan tidak berpindah tempat dibawa air laut.
Kini ikan itu menjadi tontonan warga setempat. Bahkan anak – anak terhibur dengan ikan besar yang dikenal sebagai binatang predator tersebut. Anak–anak dengan bersenda gurau bermain – main dengan ikan yang belum berbau, meski sudah mati. Kadang-kadang ikan seberat 5 kuintal kg itu dinaiki, dan disiram air laut.
Ikan hiu tutul ini tersangkut jaring nelayan, Musni (35) warga Kampung Bandaran, Kelurahan Pejagan, Kecamatan Bangkalan. ”Saya kaget begitu mengetahui ada ikan hiu di jaring saya. Saya kira masih hidup, ternyata sudah mati. Sehingga saya tidak khawatir lagi,” katanya.
Musni berencana menjual hiu tutul dengan harga yang pantas. “Hiu ini sudah ditawar pembeli seharga Rp 300 ribu. Saya tidak melepasnya karena terlalu murah, masih mencari pembeli lainnya yang mau dengan harga tinggi,” ujarnya. (kas)
Sumber: Surabaya Pos, Selasa, 29 Desember 2009
Label: bencana, hiu tutul, humaniora, lingkungan hidup
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda