Dugaan Manipulasi Pemilihan Ketua STAIN
Galang Tanda Tangan, Lapor ke Depag RI
Polemik di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Pamekasan, tampaknya, semakin meruncing. Setelah Mariatul Qibtiyah selaku Ketua STAIN lama didesak mundur, kini ada fakta dugaan manipulasi data saat pemilihan ketua STAIN baru.
SENIN (8/9) lalu Komunitas Mahasiswa Bersatu (KMB) STAIN melakukan demo mendesak Mariatul Qibtiyah mundur. Sebab, masa jabatannya sudah habis. Sehingga, tidak boleh menggunakan fasilitas kampus.
Belakangan, KMB juga menemukan indikasi manipulasi dalam kelengkapan persyaratan administrasi salah satu calon. Kuat dugaan, manipulasi dilakukan oknum orang dalam STAIN. "Sudah terjadi politik dagang sapi saat pemilihan ketua STAIN dan itu tidak boleh dibiarkan," kata jubir KMB Miftah saat konferensi pers kemarin.
Miftah menjelaskan, jenis manipulasi yang telah terjadi saat proses pemilihan ketua STAIN 7 Juli 2008 lalu. Salah satunya, berupa kelengkapan administratif yang diduga direkayasa. Ini diduga dialami Dr Idri, salah satu kandidat. Dia tidak menyerahkan visi-misi. Padahal, merupakan syarat mutlak administratif.
"Itu berdasarkan kesaksian dua panitia yang telah membuat pernyataan dengan materai enam ribu," katanya sambil membeber surat pernyataan dimaksud.
Anehnya, meskipun Idri saat dihubungi mengaku tidak menyerahkan visi-misi, tapi di meja panitia sudah ada dua lembar tanpa sepengetahuan panitia.
Kejanggalan bertambah saat penyampaian visi-misi. Ternyata yang dibacakan Idri tidak sama dengan draf yang ada di panitia. Jumlahnya juga tidak sama, yakni 10 lembar.
"Lebih dari 50 persen civitas akademika telah menandatangani surat pernyataan. Itu bukan hanya mahasiswa. Beberapa dosen juga menjadi motor penggerak. Dan, bukti-bukti tersebut telah dikirim ke Direktur Pendidikan Tinggi Islam Ditjen Pendidikan Islam Depag RI," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua STAIN lama Mariyatul Qibtiyah enggan berkomentar saat dihubungi koran ini. Dia hanya berkata, "Tidak ada yang perlu dijelaskan karena sudah jelas semua," katanya melalui saluran telepon.
Disinggung tudingan mahasiswa mengenai manipulasi data kelengkapan salah satu calon ketua STAIN, dia tidak mau berkomentar banyak "Saya tidak mengatakan ya, saya juga tidak mengatakan tidak," katanya.
Sekadar diketahui, saat pemilihan ketua STAIN terdapat empat kandidat. Antara lain Dr Idri (IAIN Surabaya), Dr Taufiqurrahman (STAIN Pamekasan), serta Abd. Rahman dan Dr Ahmad Arifi keduanya dari IAIN Jogjakarta. (NADI MULYADI)
Sumber: Jawa Pos, Kamis, 11 September 2008
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda