Pondok Pesantren Darul Hikam Sampang
Ngaji Sebagai Sarana Munajat Hadapi Unas
Ada hal unik di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Hikam di Kota Sampang. Jelang ujian nasional (unas), baik tingkat SMA maupun SMP, pengasuh ponpes putri ini menggiatkan santriwatinya mengaji. Kenapa?
Lantunan merdu suara orang mengaji terdengar jelas di komplek Pondok Pesantren (Ponpes) putri Darul Hikam. Ponpes yang terletak di Jalan Barisan Indah Gunung Sekar Sampang ini memang menggiatkan santriwatinya membaca ayat-ayat Alquran.
Terlebih, jelang pelaksanaan ujian nasional (unas) SMA beberapa waktu lalu. Itu bisa dimaklumi. Sebab hampir sebagian besar santriwatinya mengeyam pendidikan akhir di tingkatan SMA. Pun juga bagi santriwati yang duduk di tingkat akhir jenjang SMP. Mereka tak mau ketinggalan dalam melantunkan kalam ilahi tersebut.
Situasi tersebut tak lepas dari melonjaknya nilai unas yang menetapkan standart tingkat kelulusan 5,25. Sehingga membuat santriwati semakin giat mendekatkan diri ke Yang Maha Kuasa. "Bukan berarti selama ini kami tidak giat belajar. Tapi ini dilakukan semata-mata untuk menenangkan batin," ujar Misbaha, salah satu santriwati senior di ponpes tersebut.
Pemilik sekaligus pengasuh santri yang bernama Hj Mahbubah Mubazzir pun berkata, di ponpesnya, para santrinya memang diajarkan berikhtiar secara formal maupun secara batin. "Harapannya, semoga usaha dan persiapan yang telah dilakukan selama ini mendapat anugrah kelulusan dari Allah SWT," tegasnya.
Dijelaskan oleh Hj Mahbubah, santriwatinya selalu memanfaatkan waktu yang ada untuk menuntut ilmu. Tidak hanya ilmu salafiyah yang diterapkan di ma’hadiyah (pondok), tapi juga ilmu madrosiyah (sekolahan) yang diseimbangkan dengan pendidilan formal. "Makanya santriwati disini pun ada yang mengeyam pendidikan di SMA maupun di SMP," jelas Hj Mahbubah.
Bahkan dari penjelasannya pula diketahui bahwa satu di antara santriwatinya ada yang sedang mengeyam pendidikan guru sekolah dasar (PGSD).
Diakui oleh Hj Mahbubah, santriwati di ponpes tidak terlalu banyak. Terhitung hanya ada 15 orang yang menginap. Mereka pun hanya berasal dari satu wilayah Sampang saja. "Seperti misalnya dari Tambelangan, Jrengik, Kedungdung dan Sampang Kota sendiri," cerita Hj Mahbubah.
Namun begitu, tiap santriwati memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan. Diceritakan oleh Hj Mahbubah, sebelumnya ada beberapa santriwati yang ketika masuk Ponpes Darul Hikam ini terpaksa putus sekolah. Tapi karena tuntunan rasa kepedulian yang tinggi, akhirnya santriwati itu diikutkan progam penyetaraan. "Ini karena saya juga menganggap mereka seperti anak sendiri," katanya.
Oleh karena itu, Hj Mahbubah juga ikut khawatir akan nasib kelulusan santriwatinya tersebut. "Tiap ada waktu luang saya imbau mereka untuk banyak mengaji," harapnya. Setidaknya mengaji dengan ikhlas merupakan modal diri untuk berta’aruf dan bermunajat.
Seperti saat Koran ini berkunjung kemarin (1/5). Sebenarnya menurut kalender masehi kemarin adalah hari libur untuk sekolah formal. Namun karena di ponpes sendiri belum waktunya libur, seluruh santriwati tetap tinggal di ponpes.
Dijelaskan oleh Hj Mahbubah, hari libur di Ponpes Darul Hikam ini hanya berlaku bila ada perayaan hari besar keagamaan. "Kita baru libur saat bulan Maulid dan Syuro," aku Siti, salah seorang santriwati yang juga ikut menemani.
Makanya kesempatan untuk tetap berkumpul di ponpes ini dimanfaatkan para santriwati untuk tetap memperbanyak pahala. Salah satunya adalah dengan rutin membaca surat Yassin.
Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Hj Mahbubah. Ibu Nyai yang selalu menampakkan senyum manisnya ini juga senantiasa berdoa agar santrinya lulus dalam tahapan unas kali ini. "Saya ikut gembira sekaligus was-was memikirkan kelulusan mereka," ujarnya. (SILVIA RATNA D)
Sumber: Jawa Pos, Jumat, 02 Mei 2008
Label: darul hikam, humaniora, ponpes, sampang
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda