Budidaya Udang Vanname: Bisnis Ringan, Menggiurkan, dan Beromset Besar

Benih Hanya Rp 30 Per Ekor, Dijual Rp 43 Ribu Per Kg

Budidaya udang vanname ternyata cukup menggiurkan. Hanya dalam tempo tiga bulan bisa meraup keuntungan puluhan juta rupiah. Tak heran, Dinas Perikanan dan Kelautan Pamekasan terus memacu petani budidaya agar meningkatkan usaha.

Udang vanname sebenarnya bukan komoditas lokal. Melainkan, komoditas manca yang akhirnya dibudidaya menjadi komoditas lokal. Dari penelusuran koran ini, udang vanname berasal dari Hawai, Amerika Serikat.

Awalnya, induk udang vanname memang berasal dari Hawai. Lalu, dikembangbiakkan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dari sanalah udang vanname terus berkembang biak melalui telur.

Nah, udang berumur sekitar 10 hari (disebut noplii) biasanya ditebar ke beberapa areal tambak udang. Sampai juga ke Pamekasan, tepatnya di Kecamatan Galis dan Larangan.

Menurut H Ihsan, asal Desa Montok, Kecamatan Larangan, benih udang vanname biasanya dibeli seharga Rp 30 per ekor dari salah satu perusahaan penyedia di Surabaya. Kemudian, benih itu ditebar di tambak yang berair payau.

"Kalau di air payau tingkat kehidupannya lebih besar. Bisa-bisa sampai 95 persen," katanya. Sedangkan tambak berair asin tingkat hidup udang vanname 80 persen dan tambak berair tawar 30 persen.

Karena itu, petani budidaya udang vanname yang kebanyakan nelayan memilih air payau. Yakni, suatu areal yang biasanya berada di pesisir dengan komposisi perpaduan air tawar dan air asin.

Untuk areal 1 hektare, biasanya, petani menebar benih udang vanname sekitar 250 ribu ekor. Dengan asumsi harganya per ekor Rp 30, untuk benih menghabiskan dana sekitar Rp 7.500.000. Setelah ditebar, benih harus dirawat sesuai dengan teknik budidaya.

Agar berhasil dengan tingkat kehidupan udang vanname tinggi, petani biasanya didampingi pendamping teknik yang difasilitasi dinas kelautan dan perikanan. Pendamping inilah yang membantu memberikan pemahaman dan penjelasan soal pengelolaan dan perawatan udang vanname.

Ihsan menjelaskan, dari lahan 1 hektare yang dimilikinya mampu menghasilkan udang vanname dalam berbagai ukuran. Misalnya, ukuran 70, ukuran 65 hingga ukuran 49. "Maksudnya, setiap kilogramnya berisi sesuai nilai ukuran. Kalau ukuran 70 berarti sekilonya berisi 70 ekor udang vanname," terangnya.

Ukuran inilah yang ikut menentukan harga jual. Untuk ukuran 70 misalnya. Harga jualnya sekitar Rp 33 ribu. Sedangkan ukuran 49 harganya Rp 43 ribu. Sebab, semakin kecil ukurannya akan semakin besar udangnya.

Untuk keperluan budidaya udang 1 hektare, diperlukan dana sekitar Rp 60 juta selama 3 bulan. Itu digunakan untuk keperluan pemeliharaan, pakan, dan penjaga. "Kalau mengacu pada hasil panen milik saya, dalam 1 hektar mampu menghasilkan sekitar 2,8 ton dengan berbagai ukuran. Pendapatannya sekitar Rp 95 jutaan," ungkap Ihsan.

Meski begitu, budidaya udang vanname memerlukan pengetahuan dan perlakuan khusus. Itu agar tingkat kehidupan udang semasa pemeliharaan tinggi. "Tentu tidak bisa serampangan dalam teknik budidaya udang vanname," kata Ir Nurul Widiastuti, Kadis Kelautan dan Perikanan Pamekasan.

Salah satunya terkait jumlah udang yang ditebar pada areal. Untuk 1 hektare lahan, udang yang ditebar sebaiknya tidak lebih dari 200 ribu ekor. "Semakin sedikit akan semakin bagus. Sehingga, udang yang dihasilkan juga lebih besar ukurannya. Tentu kalau sudah besar harganya juga tinggi," paparnya.

Selain itu, diperlukan juga pemeliharaan khusus. Terutama, pada pemberian pakan agar tidak terlambat. Sehingga, pertumbuhan udang cukup bagus. "Termasuk masalah air. Sebaiknya pantau agar kondisi air tidak berubah. Makanya, harus selalu diganti airnya agar pertumbuhan udang lebih mumpuni," terang Nurul.

Ke depan, Nurul berjanji akan lebih banyak meningkatkan peran petani untuk budidaya udang vanname. Sebab, dengan usaha ringan, hasilnya cukup tinggi. "Kalau saat ini baru panen sekitar 8 ton dari beberapa petani, ke depan mudah-mudahan bisa di atas 10 ton," pungkasnya.

Kerja keras petani yang membudidaya udang vanname di Kecamatan Larangan dan Galis berbuah hasil. Itu dibuktikan dengan adanya panen raya udang Vanname yang berlangsung sejak beberapa waktu terakhir.

Hasil panen udang kualitas ekspor itu langsung ditangani suplier untuk selanjutnya diekspor ke berbagai negara di Asia, Amerika, dan Eropa. Tak kurang dari 8 ton udang Vanname hasil panen yang diekspor ke luar negeri. (AKHMADI YASID)

Sumber: Jawa Pos, Senin, 17 Mar 2008

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda