Usaha Kerupuk Paru di Pamekasan
Pengirisan Sulit, Andalkan Cuaca
SALAH satu makanan khas Pamekasan adalah kerupuk paru. Disebut kerupuk paru karena kerupuk ini berbahan dasar paru sapi. Paru diiris sedemikian rupa sehingga berbentuk lembaran-lembaran.
Lembaran-lembaran paru kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering, warna paru yang sebelumnya merah muda itu berubah menjadi cokelat. Jika sudah coklat, biasanya irisan paru sudah siap untuk diproses menjadi kerupuk.
Menurut Syarifah, pemilik usaha kerupuk paru, hal paling sulit dalam proses pembuatan kerupuk paru adalah saat mengiris paru menjadi lembaran. Sebab, tidak semua orang bisa melakukannya.
Selain dibutuhkan keterampilan khusus menggunakan pisau tajam, dalam mengiris paru dibutuhkan keberanian. Sebab, bisa-bisa tangan yang teriris.
Proses pengirisan sangatlah penting. Sebab, selain rasa, bentuk kerupuk paru menjadi daya tarik sendiri. Syarifah mengatakan, jika pengirisannya tidak bagus, kerupuk yang dihasilkan menjadi tidak menarik.
Setelah pengirisan, proses selanjutnya adalah penjemuran. Bagi Syarifah kondisi cuaca sangatlah penting. Menurutnya, jika cuaca sedang bagus, proses penjemuran cukup dilakukan dalam satu hari. Namun, jika cuaca tidak mendukung, bisa lebih dari sehari.
Saat cuaca tidak mendukung, syarifah harus menyiapkan arang. Sebab, irisan paru harus diasapi agar tidak mengeluarkan bau tak sedap. Setelah irisan paru kering, proses selanjutnya adalah penggorengan. Dalam penyajiannya, dia memberikan dua pilihan kepada pelanggannya. Ada kerupuk paru yang digoreng dengan dilapisi tepung, ada juga yang tanpa tepung.
Menurut dia, selama ini kerupuk paru yang paling banyak diminati adalah kerupuk paru yang dilapisi tepung. Namun, tidak sedikit pula diantara konsumen yang membeli dalam bentuk mentah. Tentu saja harganya berbeda. (feri ferdiansyah/zid)
Sumber: Jawa Pos, Senin, 01 Juni 2009


