Buah Naga Tembus Manca Negara

foto: nen/zonaberita.com
Muhlis dan putrinya saat memetik buah naga
Budidaya buah naga yang dilakukan Muhlis Hidayat, warga Desa Rombasan, Kecamatan Prenduan, Kabupaten Sumenep, Madura, lima tahun silam tak sia-sia. Kini hasil panennya tembus hingga mancanegara.

Muhlis, mulai melakukan budidaya buah naga di atas tanah seluas 2 hektar, sejak tahun 2006. Kala itu ia menanam 200 cagak ( batang ) dengan modal awal sebesar Rp 46 juta rupiah.

“Awalnya coba-coba, ternyata enam bulan berjalan budidaya buah naga berhasil,” kata Muhlis pada zonaberita.com, Senin (24/1/2011).

Setelah berhasil memanen buah naga, kali pertama Muhlis mencoba memasarkan di pinggir jalan dengan mengangkat pekerja. Kini pemasaran buah naganya sampai ke manca negara, Taiwan dan China. “Tiap bulan dua negara itu minta dikirim 20 ton buah naga,” jelasnya.

Omzet yang di dapat dari budidaya buah naga, sudah mencapai ratusan juta rupiah. Per sekali musim selama sepuluh kali panen, Muhlis biasanya mendapatkan keuntungan Rp 200 juta hingga 300 juta rupiah. Dengan harga Rp 20.000 per kilogramnya. (nen/isp)

Sumber: ZonaBerita, 24 Januari 2011

Label: , , , ,

Buah Naga, Lestari di Kecamatan Pragaan

Jadi Tanaman Alternatif Saat Tembakau Terpuruk

Dalam lima tahun terakhir, tanaman tembakau tak sesukses di era 80-an. Sebab, harga tembakau anjlok bahkan ada yang dijual seharga Rp 5 ribu/kg. Pasca terpuruknya tembakau, sebagian petani beralih ke tanaman alternatif. Misalnya, petani desa Rombasan Kecamatan Pragaan yang kini beralih ke manaman buah naga yang konon berkhasiat ini. Mengapa?

Memasuki Desa Rombasan, bagi kita yang tidak pernah memasukinya akan keheranan. Sebab, disepanjang jalan desa kita akan menemui suasana yang berbeda dengan desa lain di Sumenep bahkan di Madura. Sebab, di sana, kini tumbuh subur tanaman buah naga. Kemunculan buah naga ini telah ada di Desa Rombasan sejak tahun 2005 lalu.

Pemdes Rombasan sudah menyarankan warganya beralih ke tanaman alternatif di luar tembakau. Bahkan, Kades Rombasan pun didaulat menjadi penggerak tanaman yang semula subur di negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) alias Cina itu.

Dragon Fruit atau populer disebut buah naga (buah dari tanaman hylocereus undatus). Species ini tergolong baru di Indonesia. Awalnya, tanaman ini tumbuh di negeri asalnya, RRT. Di RRT lazim disebut thang-loy (buah purba). Warga RRT menganggap buah ini membawa berkah dan sering muncul di acara pemujaan.

Selain di RRT, orang-orang suku Indian dan penduduk Mexico juga mengkonsumsi buah ini. Mereka menyebutnya dengan pitaya roja atau pitaya merah. Buah ini tergolong elit dan mahal terutama di Vietnam dan Thailand. Selain itu, buah naga dihasilkan tanaman sejenis kaktus. Buah ini mempunyai sulur batang yang tumbuh menjalar. Batangnya berwarna hijau dengan dengan bentuk segi tiga. Bunganya besar, berwarna putih, harum, dan mekar di malam hari. Setelah bunga layu, akan terbentuk bakal buah yang menggelantung di setiap batangnya.

Kultivar aslinya, tanaman ini berasal dari hutan teduh. Orang biasanya memperbanyak tanaman dengan cara stek atau menyemai biji. Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu antara 38o-40o C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11- 17 bulan. (abrari)

Sumber: Jawa Pos, Senin, 12 Mei 2008

kembali

Label: , , , ,