Waduk Klampis di Desa Kramat Kadungdung
Berpotensi Jadi Area Wisata dan Out Bond
Siapa pun pasti takjub ketika berkunjung ke area wisata Waduk Klampis yang terletak di Dusun Dal-baddung, Desa Kramat, Kecamatan Kadungdung. Sebab, pesona alam yang ada disana cukup menarik perhatian. Sayangnya, keberadaan tebing dan sejuknya suasana pegunungan belum cukup banyak dikenal orang.
AROMA perbukitan semakin menyengat ketika koran ini memasuki area Dusun Dal-Baddung, Desa Kramat, Kecamatan Kadungdung. Lapisan tanah berwarna kecoklatan serta gaya rumah penduduk yang masih terjaga keasliannya, seolah turut menyejukkan pemandangan mata.
Pagi itu merupakan hari yang tepat untuk mengunjungi kondisi area Waduk Klampis. Empat orang pemuda terlihat asing memainkan kail pancing mereka. Meski tahu tidak ada cukup banyak ikan, tawa riang mereka cukup renyah mengisi suasana.
Begitu pula dengan batuan tebing yang mengelilingi waduk. Maklumlah, posisi pintu waduknya memang terlihat membelah tebing. Dari cerita warga sekitar, waduk itu sampai sekarang masih berfungsi. Sayangnya, kedalaman waduk memang sudah terlihat cukup dangkal.
Namun begitu, lokasi waduk tetap menjadi primadoma warga sekitar. Slamet, seorang pemuda desa yang ditemui koran ini mengaku, dia dan teman-temannya sering bermain di lokasi pegunungan waduk. Bahkan hingga saat ini.
Keberadaan tebing yang mengitari sekeliling waduk dianggap sebagai sarana yang cocok sebagai media out bond. "Sebenarnya lokasi disini tidak jauh beda seperti di Sarangan Magetan," ujar Slamet.
Hal senada disampaikan Camat Kedungdung Sapta Nuris Ramlan. "Kalau ada fasilitas yang memadai, lokasi Waduk Klampis ini sangat cocok dijadikan sebagai potensi wisata out bond," ujarnya.
Sayangnya, keinginan tersebut disadari Sapta terkendala oleh kondisi akses jalan. Sebagaimana yang dilalui koran ini kemarin (2/11). Sepanjang pintu masuk ke lokasi waduk tersebut, jalanannya memang terbilang cukup lebar untuk dilalui kendaraan roda empat. Tetapi begitu masuk ke Desa Komis menuju Desa Kramat, kondisi jalannya terlihat semakin mengecil dari kondisi sebelumnya. "Inilah yang menjadi kendala kita," ujarnya.
Untuk itu, Sapta sebelumnya telah mempertemukan kedua pimpinan perangkat desa setempat. "Maksud kami supaya ada kesepakatan dan jalan keluar bersama untuk menanggulangi masalah ini," kata Sapta.
Untungnya, pihak Dinas Praswil Sampang yang bertanggung jawab terhadap fasilitas pelebaran jalan bisa menerima keinginan warga setempat. Namun sayang, keinginan warga tersebut sampai sekarang belum bisa terwujud.
Begitu pula dengan keberadaan Dusun Serean yang ada di sekitar waduk. Secara geografis, dusun ini masuk Kecamatan Kedungdung. Tapi karena terpisah oleh waduk, sebagian besar penduduk setempat harus memutar jalan agar bisa mencapai Kecamatan Kedungdung. "Sebenarnya sudah ada kesepakatan pengadaan speed boat. Tapi, lagi-lagi kesepakatan itu hingga kini belum ada wujudnya," ungkapnya.
Seandainya impian itu menjadi kenyataan, bukan tidak mungkin warga desa setempat bisa dikenal banyak orang. "Nah jika sudah begitu, ini kan juga bisa menambah pendapat asli daerah kita," ungkap Sapta.
Untungnya, sejauh ini masyarakat disana masih bisa bersabar. Anggapan mereka mungkin pemerintah setempat masih memikirkan hal-hal lain yang lebih urgen. Sebagaimana yang diungkap H Imam, perangkat desa setempat. "Kalau boleh jujur sebenarnya kami ingin fasilitas disini juga mendapat perhatian. Tapi kita lihat saja nanti," katanya. (SILVIA RATNA D)
Sumber: Jawa Pos, Senin, 03 November 2008
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda