Bu Ma'ani Berjibaku dengan Bunga Kamboja
Lima Hari Hanya Terima Rp 15 Ribu
Mencari penghasilan tambahan tidak mudah. Selain membutuhkan kesabaran, juga memerlukan sedikit ketekunan. Seperti yang dilakukan Bu Ma'ani, 76, asal Jalan Asta, Pamekasan. Nenek sebelas cucu ini telah bertahun-tahun berjualan bunga kamboja.
Jarum jam telah menunjuk pukul 15.30. Sinar surya mulai meredup, seiring masuknya waktu petang. Bu Ma'ani terlihat sibuk mengumpulkan bunga kamboja yang dijemurnya sejak pagi. Dengan tekun, dia mengumpulkan satu per satu bunga yang biasa tumbuh di areal kuburan itu.
Bunga-bunga yang mulai mongering itu lalu ditempatkan di wadah khusus. Lalu, bunga itu disimpan sebelum dijual kepada pengepul. Kebiasaan itu telah dilakukan Bu Ma'ani sejak beberapa tahun silam. "Kalau pastinya saya lupa. Tapi, saya sudah lama jual bunga kamboja," katanya dengan Bahasa Madura kental.
Bu Ma'ani menjelaskan, aktivitasnya itu telah berlangsung sejak 2000 lalu. Awalnya, dia tidak mengira bunga yang ditanam akan banyak yang butuh seperti sekarang. Menurut nenek yang masih terlihat segar itu, sebenarnya awal penanaman bunga kamboja di sekitar Makam Asta tidak untuk dijual. Tapi, hanya untuk tempat berteduh bagi orang yang mau berziarah ke penembahan Mangku Cakru Adi Ningrat.
Kini, seiring dengan perkembangan jaman, bunga kamboja mulai dicari orang."Alhamdulillah, selain dapat dijadikan tempat berteduh, bisa dijadikan sebagai penghasilan tambahan. Sebenarnya, capek jual seperti ini," akunya.
Meski demikian, Bu Ma'ani tetap melakukannya dari pagi hingga sore dengan menyempatkan diri untuk mengumpulkan bunga kamboja. "Kadang-kadang, saya dibantu oleh anak-anak dan cucu-cucu," tuturnya bangga.
Berkat usahanya, istri Abd. Basman (alm) itu mampu mengumpulkan bunga-bunga hingga 5 kg. Tapi, saat dikeringkan bunga itu bersisa 1 kg. "Terkadang tidak sampai sebanyak itu, sedikit sekali. Untuk mengumpulkan satu kilogram biasanya sampai lima hari," ujarnya.
Harga bunga di pasaran beragam, tergantung musim. Jika musim penghujan, Rp 15.000 per kg. "Agak mahal karena ketika penghujan, bunga-bunga sangat sedikit," ungkapnya. Sedang pada musim kemarau harga bunga hanya di kisaran Rp 8.000,- hingga Rp 10.000 per kg kering," katanya.
Menurut Bu Ma'ani, bekerja menjual bunga tidak selamanya mujur. Terkadang, susah-susah mencari bunga tapi hilang dengan sendirinya. "Kalau harga bunga mahal, sering dicuri orang," pungkasnya.
Pembeli bunga-bunga kamboja tidak hanya dari Pamekasan. Menurut Fathorrahman, anak bungsu Bu Ma'ani, pembelinya datang dari berbagai daerah. Bahkan, ada yang dari luar daerah, seperti Situbondo dan kabupaten lain di Jawa Timur. "Katanya dibuat alat kosmetik, obat nyamuk dan pengobatan," katanya. (BUSRI THAHA)
Sumber: Jawa Pos, Selasa, 17 Juni 2008
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda