Dardir Bertahan di Tengah Krisis

Sempat Dicemooh Tetangga, Tetapi Cuek Demi Keluarga

Kenaikan haga sembako tak menciutkan nyali para pekerja besi tua. Saat harga BBM dan sembako naik, mereka tetap bertahan hidup. Bagaimana caranya?

Siang kemarin udara di dusun Gunung desa Kaduara Temor kecamatan Pragaan cukup gerah. Udara panas sangat terasa. Tetapi di salah satu sudut, di sentra barang bekas milik warga desa kaduara Temor Dardir (30) terasa sejuk. Sebab, gudang yang terbuat dari gedek ini berada di bawah pohon di. Di gudang inilah Dardir menampung barang-barang bekas untuk dijual kembali kepada pembeli.

Jamak terjadi di sentra barang bekas, pemilik barang berlepotan noda barang rongsokan. Bau apek pun kadang menyeruak diantara timbunan barang bekas. Bahkan, apek bau barang rongsokan kian menyeruak ditambah rembesan keringat para pekerja. Tetapi bagi pekerja di sentra barang bekas, aroma apek tak terindera sempurna. Semangat untuk bertahan hidup mengalahkan bau apapun di sekitar tumpukan barang bekas.

Tetapi, bagi mereka, pekerjaan itu cukup menantang. Pasalnya, jual beli barang bekas mebutuhkan kesiapan fisik dan ketahanan mental. Sehingga, bagi sebagian pekerja yang tidak tahan, mereka akan segera menarik diri.

Dardir mengaku dapat menikmati pekerjaan jual beli besi tua. Dia mengaku jual beli besi tua tidak memerlukan modal besar. Ayah tiga anak mengaku awalnya hanya bermodal tenaga. Dia cukup membawa karung dan mencari barang bekas di tempat sampah.

Selama lima tahun bekerja sebagai tukang rongsokan, pria itu merasa mendapatkan pengalaman. Diantaranya pernah dicemooh orang karena dianggap tidak kreatif dengan bekerja di sektor lain. "Awalnya saya tersinggung (diejek) tapi akhirnya biasa," katanya.

Dardir mengaku resah karena dalam beberapa minggu terakhir ini jual beli barang rongsokan alami penurunan harga. Penurunan harga itu tidak seberapa dibanding bulan sebelumnya. Berkisar 5 persen. Biasanya, dalam sehari dia bisa menghasilkan uang sebesar Rp 25 ribu. Namun dengan penurunan itu, per hari dia hanya meperoleh Rp 15 ribu-Rp 20 ribu.

Dia mencontohkan harga besi tua sebelumnya Rp. 4000/kg. Harga itu menurun menjadi Rp 3500 /kg. Misalnya, dia contohkan alumunium semula dijual seharga Rp 12 ribu/kg menjadi Rp 9 ribu/kg. Selain itu, perunggu Rp 40 ribu/kg menjadi Rp 35 ribu/kg, tembaga Rp 55 ribu/kg menjadi Rp 50 ribu/kg. Sedangkan barang rongsokna jenis plastik relatif stabil. "Untuk jenis plastik berkisar di Rp 500/kg-Rp 1000 /kg," paparnya. (ZAITURRAHIEM)

Sumber: Jawa Pos, Sabtu, 24 Mei 2008

1 Komentar:

Pada 18 Oktober 2009 pukul 21.53 , Blogger AKU ANAK TUNGGAL mengatakan...

ADEK LAKONAH BIK NGABIK TATANGGENAH GUN,ha...ha...ha...ERPAN GUNUNG SARI KALDU

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda