Pondok Pesantren Al Usymuni Tarate

Santri Belajar Otomotif, Santriwati Teknologi Informatika

Semua masyarakat kenal pondok pesantren (ponpes). Tapi mayoritas masyarakat hanya tahu bahwa ponpes sebatas tempat untuk mengajarkan ilmu agama saja. Di Ponpes Al Usymuni, persepsi tersebut dipatahkan.

Hampir semua ponpes mengajarkan tentang ajaran-ajaran agama Islam. Begitu juga ponpes yang terletak di Desa Pandian, Kecamatan Kota Sumenep ini. Pengajian kitab kuning tidak pernah ditinggalkan para santrinya. Metode pengajaran salaf ala Ponpes Sidogiri, Pasuruan menjadi rujukannya.

Itulah sepenggal cerita tentang Ponpes Al Usymuni. Ponpes ini berdiri sekitar tahun 1983. Tapi, di ponpes ini tidak hanya mendidik santrinya belajar kitab kuning. Mereka juga mendapatkan keterampilan. Seperti otomotif (perbengkelan) dan teknologi informatika. Mungkin ini yang membedakan ponpes yang diasuh KH Abdullah Kholil dengan ponpes lainnya.

Kini, ponpes ini juga telah memiliki berbagai lembaga pendidikan formal. Mulai dari SMP plus, SMA plus, hingga perguruan tinggi STIA (Sekolah Tinggi Ilmu Agama) dan STIM (Sekolah Tinggi Islam Miftahul Ulum).

Nah, melalui sekolah formal inilah, Kiai Kholil yang juga Ketua PCNU Sumenep ini berupaya mengembangkan keterampilan para santrinya. Untuk santri putra diajarkan otomotif. Sedang para santriwati diajarkan teknologi informatika.

"Karena pada zaman teknologi dan industrialisasi seperti sekarang ini, ilmu agama dan keterampilan sama-sama sangat dibutuhkan," katanya.

Sehingga, tuturnya, kelak saat para santrinya keluar dari pesantren, bisa hidup mapan. Baik secara materil maupun spiritual. Sebab, menurutnya, tidak semua santri yang menuntun ilmu di pondoknya akan menjadi seorang kiai atau pengasuh lembaga pendidikan. Sehingga, ilmu pengetahuan dan keterampilan di luar agama juga sangat dibutuhkan.

"Kita tidak hanya berdoa dan belajar agama, tetapi juga perlu keterampilan. Jika agama dipadukan dengan keterampilan, niscaya dalam menjalani kehidupan ini lebih baik," ujarnya.

Berangkat dari itu, ponpes yang masih berumur 20 tahunan ini kini berkembang pesat. Aktivitas harian untuk para santri terbilang padat. Mulai dari ba’da Subuh hingga ba’da Isya’ santri diasah dengan berbagai ilmu pengetahuan.

Bahkan pesantren ini juga mengembangkan tahfidzul qur’an (menghafal Alquran). Kegiatan santri juga didukung dengan berbagai fasilitas dan kegiatan. Di antaranya, markaz lughatul arabiyah (laboratorium bahasa), kursus kitab kuning, latihan kemasyarakatan, dan kursus khottil qur’an. (A. ZAHRIR RIDLO)

Sumber: Jawa Pos, Selasa, 22 Jan 2008

Label:

2 Komentar:

Pada 28 Februari 2011 pukul 18.56 , Anonymous Anonim mengatakan...

bagus2 Hidup Al-Usymuni..........!!!!!!!!!!

 
Pada 21 Februari 2020 pukul 18.44 , Blogger yanmaneee mengatakan...

balenciaga
calvin klein underwear
air max 270
off white clothing
curry 4
yeezys
kyrie 5
yeezy boost 700
michael kors handbags
lebron 15

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda