M. Risky, Joki Cilik Kerapan Sapi
Cita-Citanya Jadi Tentara, Jadi Joki untuk Bantu Orangtua
Pada usianya yang masih sembilan tahun, M. Risky sudah lihai jadi joki kerapan sapi. Di balik itu, anak yang sudah dilatih jadi joki kerapan sejak umur dua tahun ini punya asa mulia. Apa itu?
Sekilas, penampilan M. Risky tidak jauh berbeda dengan anak kecil lain. Seperti saat dia minta minum es tampak dia masih anak-anak. Putra dari pasangan Marsyam dan Salima yang dilahirkan tahun 1999 di Desa Murtajih, Kecamatan Pademawu, ini tidak tampak seorang joki kerapan sapi. Tapi, jika dilihat di lintasan kerapan sapi, Risky termasuk pejoki handal. Dia sangat lihai mengangkat klèlès sambil memukul pantat sapi yang diiringi teriakannya.
Risky merupakan joki termuda dalam ajang kerapan sapi Pangdam Cup di Stadion R Soenarto Hadiwidjojo Pamekasan kemarin. Joki yang masih berumur sembilan tahun ini menunggangi sapi milik H Nurhadi, Sampang.
Risky mulai dilatih menjadi joki kerapan sapi sejak umur dua tahun. Dia dilatih langsung orangtuanya. Marsyam, ayah Risky, mengatakan, saya mulai dilatih pada umur dua tahun, anaknya tidak langsung ke sapi. Pelajaran dimulai posisi kaki jika naik klèlès."Ini sudah turun-temurun. Mulai dari bapak saya, terus saya (jadi joki). Lalu, kewajiban saya meneruskan ke anak saya ini," ujarnya sambil nunjuk ke Risky.
Berapa Risky dibayar untuk jadi joki? Bayarannya tidak tetap. Biasanya, sekali turnamen dibayar sampai Rp 400 ribu. Ini bayaran paling tinggi. "Biasanya, satu kali joki dibayar Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu. Tapi itu jarang. Yang sering, langsung satu turnamen, paling mahal Rp 400 ribu," tutur MarsyamUang hasil dari joki Risky selama ini diberikan kepada orangtuanya. Maklum, uang itu untuk membantu perekonomian keluarganya. Sebab, orangtua Risky hanyalah seorang petani. "Saya ingin membantu bapak untuk biaya sekolah saya. Bapak saya petani," ujar Risky.
Menjadi joki bagi siswa kelas IV SDN 1 Lemper, Kecamatan Pademawu, ini bukanlah cita-citanya. Risky punya keinginan masuk akademi militer (Akmil). "Saya suka saja jadi joki. Tapi saya ingin masuk Akabri (Akmil) kalau sudah besar," tutur anak tunggal Marsyam ini.
Apa tidak takut jadi saat jadi joki kerapan? Risky mengaku tidak takut sama sekali. "Tidak takut Pak. Sebab, saya sering jadi joki," tuturnya.Selain jadi joki, dia juga punya hobi bola voli. Dia salah satu pemain tim voli SDN 1 Lemper. "Kalau tidak ada kerapan, saya main voli dengan teman-teman," kata Risky yang kemarin mengenakan kaos tim volinya. (NADI MULYADI)
Sumber: Jawa Pos, Senin, 07 Jan 2008
Label: joki ciliik, kerap
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda