"Bambu Menangis" di Desa Pangarangan

Airnya Dinyakini Bisa untuk Sembuhkan Penyakit

Puluhan bambu yang ditebang di Desa Pangarangan, Kecamatan Kota Sumenep, tiba-tiba meneteskan air. Warga menyebutnya "bambu menangis". Bagaimana ceritanya?

Kompleks pemakaman di Dusun Sawah Barat, Desa Pangarangan, biasanya sepi. Namun, beberapa hari ini mendadak ramai dikunjungi warga dari berbagai daerah. Mereka ingin melihat dari dekat puluhan pohon bambu yang meneteskan air yang oleh warga setempat disebut "bambu menangis".

Banyak pengunjung heran melihat puluhan bambu yang meneteskan air jernih itu. Hanya, setiap harinya tidak kurang dari 4 liter air yang keluar dari potonan bambu tersebut. Dan, ada yang menyakini, air itu mengandung khasiat dapat mengobati segala penyakit.

Kepala Desa Pangarangan Miskun Legiono menceritakan kepada koran ini soal penemuan "bambu menangis" itu. Kejadiannya berawal dari ditemukan enam kuburan kuno. Tiga tahun lalu dia bermimpi didatangi enam orang yang mengaku sebagai sayyid (keturunan Nabi Muhammad). Namun, mimpi itu tidak digubrisnya.

Ternyata, setahun kemudian enam orang itu datang lagi dalam mimpinya. Mereka memerkenalkan diri dengan nama Sayyid Abdullah, Sayyid Abdul Anam, Sayyid Husien, Sayyid Abdul Mutallib, Ummi Robbika, dan Ummi Musairoh. "Mereka meminta agar saya memerbaiki kuburannya. Tapi, tetap saya anggap itu makhluk halus," kata Miskun.

Dia baru mulai percaya mimpi itu sebuah petunjuk, ketika seorang warganya juga bermimpi yang sama; bahwa di sekitar komplek kuburan itu ada kuburan sayyid. "Diperkirakan ada 28 kuburan sayyid. Tapi, yang datang ke saya enam orang," jelasnya.

Dua pekan lalu, Kades bersama warga mencari kuburan itu berdasarkan petunjuk mimpi. Awalnya, warga tidak menemukan kuburan karena beberapa lokasi rata dengan tanah. Lalu, dimulialah penggalian. Ternyata, ditemukan batu nisan yang bertulis tahun 1632. "Kita temukan enam kuburan setelah digali 6 cm. Sayangnya, nisan itu rapuh," terangnya.

Kades memutuskan untuk memerbaiki kuburan itu. Tapi, belum sampai 80 persen pekerjaan itu selesai, Miskun kembali didatangi seseorang dalam mimpinya. Orang itu mengaku sebagai sesepuh enam sayyid itu. Dia mengaku namanya Sayyid Agung Perang Jaksa. "Dia pun minta agar kuburannya diperbaiki lebih awal," katanya.

Kades pun menuruti perintah itu. Keesokan harinya warga memerbaiki kuburan tersebut. Pada Jumat (4/1) lalu Mistaha, warga setempat, diminta untuk menebang bambu-banbu yang ada di sekitar makam. Ada dua batang pohon bambu yang tidak ditebang, karena ada tangkai (buko, Mdr, Red) di salah satu bambu bentuknya unik seperti kepala burung.

Tapi, akhirnya, Mistaha memutuskan untuk menebang bambu tersebut. Ketika dua bambu itu ditebang, di tangkai bambu yang masih mengakar ke tanah mengeluarkan air. Puluhan bambu yang lain juga meneteskan air.

Mistaha kemudian berkonsultasi dengan salah satu kiai. Kiai itu menyatakan bahwa air tersebut mengandung khasiat dapat menyembuhkan segala penyakit. "Kita meyakini air itu hanya perantara. Semua yang menyembuhkan penyakit adalah Allah," kata Mistaha.

Bambu itu tergolong aneh. Wajar jika masyarakat menyakini ada keajaiban di balik air yang warnanya sangat bersih itu. Temuan ini pun dengan cepat tersebar ke masyarakat. Setiap harinya lokasi makam tidak sepi dari pengunjung yang ingin melihat keunikan bambu maupun yang berziarah ke tujuh makam kuno.

Tidak sedikit pengunjung yang tiba di lokasi meminta air yang keluar dari tangkai bambu. Sebab, dinyakini air itu bisa menyembuhkan penyakit. Setiap pengunjung diperbolehkan mencicipi air itu dan membawa pulang dengan bungkus plastik kecil. Sebab, puluhan ruas potongan bambu duri itu hanya mengelurkan air empat liter selama sehari. (A. ZAHRIR RIDLO)

Sumber: Jawa Pos, Jumat, 11 Jan 2008

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda