Muntaber Meledak di Pulau Sapeken

18 Meninggal 13 Kritis

Wabah penyakit muntah disertai berak (muntaber) yang menyerang warga Pulau Saur dan Pulau Pagerungan Besar di wilayah Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, terus menyebar.

Dalam 20 hari terakhir, jumlah penderita yang meninggal hingga tadi malam sebanyak 18 orang, sedangkan yang dalam kondisi kritis dan sedang menjalani perawatan di Puskesmas Sapeken mencapai sedikitnya 13 orang.

Menurut, Moh Sunar, salah seorang tokoh masyarakat Pulau Sapeken, jumlah penderita yang kebanyakan anak-anak dan balita dikhawatirkan akan terus meningkat. Termasuk yang akhirnya meninggal dunia.

”Sampai tadi malam, dalam catatan kami, yang meninggal sudah mencapai 18 orang, sedangkan yang masih dirawat 13 orang,” ujar Sunar kepada Surya, Kamis (21/5).

Perkembangan penyakit itu sangat singkat. Dalam semalam saja, penderitanya terus bertambah. Yang menjadi persoalan saat ini, lanjut Sunar, daya tampung Puskesmas tak sebanding dengan jumlah pasien. Sebab, selain penderita muntaber, penderita penyakit lain juga banyak yang butuh opname. Karena itu, banyak penderita muntaber yang terpaksa diinfus atau menjalani perawatan di rumah bersalin atau di pondok bersalin desa (polindes) di bawah pengawasan bidan desa.

”Bahkan, karena puskesmas tidak muat, ada pasien yang dititipkan ke sebuah ruang di Pondok Pesantren Al-Ikhsan, Pulau Saur, Kecamatan Sapeken,” lanjutnya.

Penderita muntaber yang masih dirawat di Puskesmas Sapeken dan kondisinya semakin parah yakni Anni Fatirah, 15, Adit, 8, Habib, 6, Aminah, 4, Nurul, 4, Zabihullah, 4, dan Roby, 3. Semuanya warga Pulau Saur, Kecamatan Sapeken.

Sedangkan penderita muntaber yang baru masuk Puskesmas adalah Aminah, 4, Agil, 5, Radi, 5, Didit, 6, Wahidah, 19, dan Iqbal, 9. Mereka warga Pulau Saur dan Pagerungan Besar.

Badrul Aini S.Sos. tokoh masyarakat Sapeken yang mantan anggota DPRD Sumenep, juga mengakui mewabahnya muntaber di Pulau Saur dan Pagerungan Besar. Padahal, di kedua pulau yang masuk wilayah Kecamatan Sapeken itu, jumlah tenaga medis dan peralatannya sangat minim. ”Akibatnya, sejak mewabahnya penyakit muntaber itu, banyak pasien tak tertolong dan akhirnya meninggal dunia,” ujar Badrul.

"Kami memohon perhatian pihak dinas kesehatan, karena kalau keadaan ini terus berlanjut, pasti korban meninggal akan terus berjatuhan," imbuhnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Sumenep, Dr Susianto mengaku telah menerjukan tambahan tenaga medis ke sejumlah pulau di Kabupaten Sumenep yang ditengara mengalami endemik muntaber.

”Hasil analisis kami, penyakit itu menyebar cepat di sana karena masyarakat setempat masih mengkonsumsi air minum tanpa direbus,” kata Susianto.

Kecamatan Sepeken mempunyai luas total wilayah 201,88 km2 (9,64 % dari luas Kabupaten Sumenep). Jumlah desa di Kecamatan Sepeken sebanyak 9 desa yang tersebar di 21 pulau. Kecamatan Sepeken berbatasan dengan Laut Kalimantan di sisi utara, sebelah selatan dibatasi Laut Bali, sebelah timur dibatasi oleh Laut Sulawesi, sebelah barat dibatasi oleh Laut Jawa. Jumlah penduduk Kecamatan Sepeken secara keseluruhan 37.765 jiwa. (st2)

Sumber: Surya, Jumat, 22 Mei 2009

Label: ,