Goa Lebar, Indah namun Mengancam Nyawa
Saat pulang kampung, saya sempat mengantar ibu yang penasaran ingin berkunjung ke ‘goa lebar’ di Sampang, Madura. Berdasarkan memori masa kecil (tahun 1983), beberapa teman pernah mengajak saya bermain ke sana.
Yang saya temui adalah sebuah lobang besar buatan manusia penuh dengan kesibukan penduduk setempat yang sedang menambang batu kapur untuk batu bata. Sedemikian besarnya lobang itu sehingga saya seperti memasuki dunia lain saat berada di dalamnya. Dan itu tidak sekali dua kali. Namanya bocah lelaki pasti berupaya mengeksplorasi menemukan hal-hal baru di luar rumah. Sehingga saya tahu betul setiap detail dan lekuk gua buatan ini.
Oleh Indra Kristika
Empat tahun kemudian saat masih berseragam biru putih sempat terdengar berita, sebagian sisi goa runtuh dan menimpa penambang batu gamping yang sedang mencari nafkah. Jelas terbayang kengerian luar biasa. Bagaimana tidak, dengan begitu banyaknya penambang yang sedang bekerja, kemudian batu seberat ratusan ton runtuh menimbun mereka, bagaikan menginjak cacing dengan sepatu lars tentara. Ajaibnya, hanya tiga penambang yang dikabarkan meninggal. Lainnya luka-luka saja. Sejak peristiwa runtuh itu, tidak pernah lagi saya ke goa lebar. Apalagi semenjak studi di Surabaya, kian menjauhkan saya dari ritual masa kecil (eksplorasi) ke tempat penuh tantangan itu. Sekarang pun, kalau sempat pulang kampung, paling top pergi ke pantai Camplong bersama dua gadis kecil saya yang baru menginjak usia 4 dan 9 tahun.
Tetapi ketika ibu menceritakan penjelasan dari adik saya tentang megahnya goa itu, indahnya pemandangan dari bukit yang ada di atasnya, apalagi dengan tambahan-tambahan irrasional seperti bunyi ombak yang bisa terdengar dari dasar goa, hati saya menjadi tergelitik antara ingin tertawa dan kasihan. Mana mungkin para penambang berani menanggung risiko menembus perut bumi sampai ke pantai! Tapi okelah, sebagai bakti anak kepada ibu, beliau saya antar ke sana.
Menjelang sampai lokasi, saya betul-betul terhenyak dengan kondisi di sekitar goa lebar. Jika dulu areal pertambangan itu penuh dengan ladang-ladang jagung menghijau, ilalang liar tinggi menjulang dan tanah bebatuan tajam, kini seperti disulap oleh waktu. Areal pertambangan berkembang pesat di berbagai titik lokasi. Penambang-penambang tradisional menggali sendiri tanah-tanah dan ladang mereka. Alhasil berbagai tempat di sepanjang perjalanan penuh dengan lobang-lobang calon ‘goa lebar’ baru. Bahkan di satu titik, sebuah galian dengan mesin-mesin modern beraksi dengan gagahnya. Penduduk setempat mengatakan, “itu milik pejabat tinggi di sini, Pak.”
Sampai di lokasi goa, jalan menanjak menyambut kedatangan kami. Seingat saya dulu jalan setapak penuh bebatuan, kini berubah menjadi aspal dan diplester. Bahkan sepeda motor penjual pentol bakso keliling pun bisa naik ke lokasi goa. Itu belum seberapa. Sampai di puncak bukit, kami disuguhi pemandangan sore yang luar biasa. Landskap Kota Sampang dengan kubah masjid Jami’-nya yang membiru, rumah-rumah penduduk, sementara di bagian timur penuh dengan ladang menghijau. Benar-benar indah. Di sekeliling goa lebar, rupanya Pemda Sampang sudah mengemasnya dengan baik. Ada joglo-joglo kecil tempat istirahat, joglo utama di dekat pintu masuk, warung-warung, dan berbagai fasilitas kecil lainnya. Beberapa pemuda setempat dengan ramahnya menyapa serta menjadi guide gratis kami. Dari merekalah kami tahu pintu masuk goa yang sekarang (setelah runtuh), dan kami dapati sebuah patung Sakera tepat di mulut goa memanggul atap goa.
Sebuah ide yang bagus, membangun bekas penambangan menjadi areal pariwisata kecil dengan penataan yang baik. Hanya sayangnya, masih banyak lubang-lubang kecil atau sedang, dengan kedalaman yang luar biasa menganga tanpa pelindung, siap menelan pengunjung yang tidak waspada. Artinya, wisata goa lebar siap menunggu wisatawan dan korban yang terlena.
Penulis: Indra Kristika, Praktisi di SD Al Falah Surabaya, indrakristika@gmail.co
Terkait:
Sumber: Surya, Sabtu, 4 Februari 2012
1 Komentar:
Kata penjaga parkir disana, gua itu dulunya tempat menyimpan senjata, persembunyian serta untuk mengamati gerak gerik disekitar sampang.. karna memang wajar tempat itu sangat strategis apalagi tempatnya yang tinggi cocok sebagai tempat pengintaian..
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda