Hiu Tutul Jadi Tontonan Wisatawan
Mulai Jumat (13/1), warga Kabupaten Sampang dihebohkan munculnya puluhan hiu tutul di Pantai Camplong, Sampang. Hingga Minggu (15/1) pagi tadi, hiu pemakan plankton itu masih menjadi hiburan bagi wisatawan yang sedang menikmati liburan di pantai Camplong.
Sejumlah pengunjung rela menyewa sebuah perahu untuk sekedar melihat dari dekat kawanan ‘Whale Shark’ yang dalam bahasa latinnya juga di sebut Rhincodon Typus tersebut. Puluhan hiu tutul itu terlihat berkelompok di daerah perairan dangkal, jaraknya sekitar 2 kilometer dari garis tepi pantai.
Novan Dwi Fatahillah pengunjung asal Jl Pemuda Keluruhan Rongtengah Kecamatan Kota Sampang mengaku rela merogoh kocek Rp 100 ribu untuk menyewa sebuah perahu. Dia merasa penasaran ingin melihat dari dekat gerombolan hiu tutul yang sedang asyik berenang di tengah pantai tersebut.
“Sebenarnya sayang juga sih harus keluar uang sebanyak itu hanya sekedar melihat hiu tutul hidup di alam bebas. Tapi rasa penasaran saya benar-benar terobati karena ikan hiu berseliweran berenang di tengah laut, ikan berwarna hitam dengan bintik-bintik putih (dots) itu rupanya tidak terusik dengan kehadiran kami. Bahkan hiu berukuran besar yang tampaknya ganas tapi ternyata jinak itu mendekati perahu kami seperti ingin mengajak bermain,” tutur Novan yang mengajak teman-temannya, melihat ikan hiu tutul, Minggu (15/1).
Bahkan ada seorang pengunjung nekat menceburkan diri ke laut dan menaiki punggung sang hiu yang nampak bersahabat dengan manusia itu. Kawanan hiu tutul tersebut diperkirakan jumlahnya lebih dari 20 ekor, ada yang berukuran kecil mempunyai panjang antara 3 meter sampai 5 meter, serta ada juga berukuran lebih besar dengan panjang sekitar 10 meter.
Novan berharap, jangan sampai ada tangan-tangan jahil yang berusaha menangkap hiu itu untuk diambil siripnya. Karena harga siripnya cukup mahal, sehingga sering dibunuh hanya sekedar mengejar keuntungan tanpa memperdulikan kelestarian ekosistem ikan yang hidup dilaut tersebut. “Jika sering ditangkap dan dibunuh, lama-lama kelangsungan hidup hiu tutul itu bisa punah. Padahal spesies hiu itu termasuk salah satu hewan yang dilindungi,” ujarnya.
Menurut nelayan setempat, fenomena alam itu merupakan siklus tahunan karena setiap musim hujan di bulan Januari dan Febuari, hiu tutul tersebut melakukan migrasi untuk mencari planton sebagai makanannya. Diperkirakan hiu itu berasal dari perairan Australia untuk mencari tempat yang hangat. “Ikan hiu itu memang tidak buas dan tidak menganggu nelayan yang sedang mencari ikan di tengah laut. Biasanya hanya beberapa ekor tapi tahun sekarang jumlahnya ternyata cukup banyak,” ucap Jupri, nelayan asal Darma Sejati, Kec. Camplong.
Dia mengaku, malah diuntungkan dengan kehadiran rombongan hiu tutul tersebut, karena perahunya dapat disewakan kepada wisatawan yang ingin melihat hiu dari dekat. “Dalam 2 hari ini saya memperoleh penghasilan dari sewa perahu sebanyak Rp 300 ribu. Lumayan buat tambahan kebutuhan keluarga dirumah,” katanya dengan senyum mengembang.
Fenomena yang sama juga seringkali terjadi di Pantai Bentar Kabupaten Probolinggo. Darcy Bradley pemerhati hiu tutul asal Amerika Serikat, yang pernah meneliti hiu-hiu tutul di Pantai Bentar mengatakan, keberadaan hiu itu sebagai indikator jika perairan di sana terjaga ekosistemnya sehingga banyak ditumbuhi plankton, makanan utama hiu tutul. ”Di Pantai Bentar, hiu-hiu selalu muncul rutin dalam jumlah besar, di Australia biasanya muncul 1-2 ekor saja,” kata wanita muda yang bekerja bekerja untuk situs penelitian hiu tutul, www.whaleshark.org dan sebuah ecocean, lembaga nirlaba (non-profit) di Australia. (rud, isa)
HIU TUTUL
Nama latin : Rhincodon Typus
Ciri-ciri :
- Panjangnya 3 hingga 12 meter.
- Memiliki banyak tutul (dots) di sekujur tubuhnya.
- Pemakan plankton.
Sumber: Surabaya Post, Minggu, 15/01/2012
Label: camplong, hiu tutul, lingkungan hidup, sampang, wisata
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda