Warga di Sumenep Tidur Berkasur Pasir
Diyakini Menyehatkan
Foto: Moh Hartono Sumenep |
Bagi sebagian warga di tiga desa pesisir utara Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, tidur beralas pasir sudah menjadi gaya hidup. Jadi jangan heran bila di kamar warga terlihat hamparan pasir daripada kasur yang empuk.
Pasir yang dijadikan kasur itu, ditempatkan di pojok kamar tidur ataupun di kamar tamu sebagai tempat istirahat sekeluarga.
Oleh Moh Hartono Sumenep
Mereka itu bukan tergolong orang yang tidak mampu membeli kasur kapas ataupun springbed. Di dalam rumah mewah dan bertingkat serta lengkap dengan perabot rumah tangga berkualitas pun tetap beralaskan pasir untuk istirahat.
Pasir yang digunakan merupakan pasir laut yang diambil dari pantai pesisir setempat melalui proses penyaringan dan telah suci. Pasirnya tidak lengket di badan itu dianggap mempunyai keistimewaan tersendiri, dan diyakini mampu mengobati sakit rematik.
Tidak hanya itu, dalam perkembangannya, pasir itu juga sebagai pengganti minyak goreng. Kacang-kacangan yang biasa dikonsumsi, kini digoreng dengan menggunakan pasir berhasiat tersebut.
Bahkan, mereka mempunyai kepercayaan bagi ibu yang lahir di kasur pasir, bayinya akan lebih sehat dibanding lahir di tempat tempat tidur yang ada di rumah sakit maupun di bidan desa.
Pasir berwarna putih halus tersebut, juga dijadikan pupuk untuk tanaman bonsai cemara udang yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Tanpa pasir, pohon cemara yang sudah kondang diseluruh Nusantara ini tidak akan hidup normal.
Baijuri (38), warga Desa Dapenda, Kecamatan Batang-batang, Sumenep, mengatakan, kebiasaan warga tidur di pasir sudah dilakukan turun-temurun khsususnya warga Desa Dapenda, Legung Barat dan Desa Legung Timur.
"Tidur di kasur pasir mampu menyembuhkan penyakit tulang seperti rematik. Bahkan, untuk penyakit gatal-gatal juga bisa disembuhkan dengan cara pasir digosok-gosokan," terang Baijuri dalam bincang-bincang dengan detiksurabaya.com, di rumahnya, Desa Dapenda, Minggu (3/4/2011).
Meski diakui belum ada penelitian khusus soal pasir yang ada di pesisir utara pantai utara Batang-batang, namun, mayoritas warga tidak ada yang mengalami gangguan sakit tulang seperti rematik.
Bahkan, warga yang dari luar daerah yang menjadi penduduk pesisir utara ikut merasakan nikmatnya tidur di kasur pasir tersebut. "Kalau musim hujan tidak terasa dingin, terasa hangat. Kalau musim kemarau justru terasa dingin. Sehingga tubuh kita selalu terasa fresh," urainya.
Salah seorang dokter di Sumenep yang telah merasakan kehangatan pasir tersebut mengakui kehangatannya.
"Pasir itu memang terasa hangat dan enak rasanya di tubuh," terang Direktur RSD Dr Moh Anwar Kabupaten Sumenep, Dr Susianto pada detiksurabaya.com.
Ia menilai, pasir tersebut tidak kalah hangat dengan alat penghangat tubuh buatan luar negeri yang saat ini gencar dipasarkan. Secara medis, memang akan menimbulkan efek positif ke kesehatan tubuh.
"Karena efek hangat itu, maka peredaran darah dalam tubuh akan lancar. Bila peredaran darah bagus, otomatis berdampak positif pada kesehatan tubuh," urainya.
Bahkan, ia mengusulkan ada penelitian ilmiah dari lembaga berkompeten, sehingga nilai kandungan pasir itu diketahui. "Bisa jadi, pasir itu mengandung molekul-molekul yang bisa menghangatkan tubuh bagi penggunanya," katanya.
Lebih dari itu, pasir tersebut bisa dikemas dengan secara teg
knologi tinggi, sehingga bisa digunakan halayak. "Kalau pasir itu dikemas dengan menggunakan teknologi, sangat mungkin digunakan banyak orang," pungkasnya. (gik/gik)
Sumber: detiksurabaya.com 3 April 2011
Label: batang-batang, gaya hidup, humaniora, kasur pasir, sumenep, wisata
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda