Nikmatnya Sate Lalat

Penikmat sate
ANDA pernah merasakan sate lalat? Nah, jika berpelesir ke Pulau Garam, cobalah mampir ke warung Pak Yuto, di Jl Niaga, Kota Pamekasan. Pasti Anda akan ketagihan setelah merasakan nikmatnya sate 'lalat'.

Jangan buruk sangka, sebab sate 'lalat' ini adalah sebutan saja. Sesuai namanya, daging ayam, kambing dan daging sapi diiris kecil-kecil seukuran lalat.

“Inilah perbedaan sate 'lalat', irisan dagingnya kecil-kecil, begitu juga dengan racikan bumbunya. Ada kacang campur kecap plus rempah rahasia sehingga terasa mantap di lidah konsumen,” kata Yanto, pemilik warung sate 'lalat', pada zonaberita.com, Kamis (13/1/2011).

Dalam sehari, penjual sate lalat' asal Desa Sentol, Kelurahan Lawangan Daya, Pamekasan, Madura, jika masuk masa panen tembakau, dapat menghabiskan antara 15-20 kilogram daging ayam dan kambing. Namun, jika cuaca buruk, seperti hujan yang terjadi beberapa hari terakhir, lelaki berusia 40 tahun ini hanya menghabiskan antara 2 sampai 5 kilogram daging sapi dan ayam.

Kenikmatan sate 'lalat' tak hanya terletak pada bumbu rahasia keluarga Pak Yuto, tapi dari cara memanggang dagingnya.

“Rasa sate 'lalat' sangat enak, bukan hanya pada bumbunya saja, tapi dagingnya yang dibakar setengah matang,” ujar salah seorang penikmat sate 'lalat'.

Nah, jika Anda ingin merasakan nikmatnya sate 'lalat', cobalah datang ke warung Pak Yuto selepas pukul 16.00 WIB. Harga per porsi sate “lalat” plus segelas teh hangat cukup bersahabat, hanya Rp 7.500.

Sate 'lalat' telah dirintis sejak 30 tahun lalu. Kali pertama, adalah almarhum kakeknya, bernama Arbes. Setelah wafat, generasi kedua turun ke Pak Ento, selanjutnya turun pada Pak Yuto. (nen/isp)

Sumber: ZonaBerita, Kamis, 13 Januari 2011

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda