Soto Bangsawan Madura


Selama ini makanan Madura yang paling mudah dijumpai di sudut Kota Surabaya berupa soto daging, rujak, dan bebek goreng. Rasanya mantap dan konon racikan Madura memang paling berani bumbu. Nah, salah satunya warung Reng Oneng.

Secara geografis, Madura memang dekat dengan Surabaya. Tentu saja banyak ditemui warung yang menyajikan makanan Madura di sekitar Surabaya. Penjualnya sebagian besar juga berasal dari daerah sama.

Umumnya makanan yang dijual sama. Berkisar antara soto daging, rujak, dan bebek goreng. Bahkan makanan terakhir membuat Surabaya memiliki makanan khas tersendiri. Agak melenceng dengan warung biasanya, seluruh menu di Reng Oneng Waroeng Madura berupa makanan khas Madura.

“Sebenarnya menu makanan yang kami sajikan biasa dimasak oleh ibu-ibu rumah tangga di Madura. Setidaknya angkatan nenek atau ibu saya,” ucap Riyano Dwi Permana, 31, pemilik Reng Oneng.

Permainan bumbu juga berperan di sini. Seperti pada soto ayam Pamekasan yang rasa kuahnya sangat segar meski lebih merah. Isinya berupa irisan telur ayam, daging ayam disuwir, bihun, keripik kentang, perkedel kentang, dan irisan tepung goreng. “Tepung goreng tersebut dibuat dari kecambah goreng yang dicampur tepung terigu,” kata Riyano.

Zaman dahulu hanya kalangan bangsawan yang boleh mencicipi segarnya kuah soto ayam Pamekasan. Tidak heran, sebab resep soto bangsawan Madura yang dipakai Riyano merupakan turun temurun dari kakeknya yang dulu pernah menjadi Residen Madura.

Harga soto ayam Pamekasan ini Rp 17.000 per porsi. Mungkin agak mahal untuk jenis soto ayam dibanding biasanya yang dijual di kaki lima. Namun, rasanya memang beda. Sehingga sebanding dengan harganya.

Berikutnya, ada rujak Madura. Bahan petis yang dipakai pada rujak Madura berbeda dengan rujak petis atau cingur. Petis rujak Madura terbuat dari ikan cakalan (tongkol), sedangkan rujak petis biasanya berbahan petis udang.

Lauk rujak Madura juga berbeda. Selain sayuran, tempe, tahu, rujak Madura memakai rumput laut dan kripik singkong sebagai lauk. Kripik tenggang yang terbuat dari singkong menambah keunikan sajian makanan Madura ini.

Setelah melahap banyak sajian sedap dan lezat ini, rasa haus terpuaskan dengan minuman wedang pokak. Sekilas mirip wedang jahe, tetapi terasa lebih manis dan tidak terlalu pedas. Pokak terbuat dari daun serreh dan gula merah, bisa dinikmati hangat atau dingin. Khasiatnya menambah nafsu makan, menghangatkan tubuh, dan memperbaiki pencernaan. Segelas pokak harganya Rp 6.000.

Asal Sebuah Nama

Riyano dilahirkan dari pasangan ayah Pamekasan dan ibu Sumenep. Usaha kulinernya dimulai sejak 2006. Selain di Hotel Surabaya Plaza, Reng Oneng juga ada di kawasan G-Walk.

Reng Oneng sebenarnya dari kata Oreng Oneng, artinya orang tahu. “Bahasa Madura jika ada suku kata sama di depan, maka harus dihilangkan. Jadilah Reng Oneng,” jelas Riyano.

Nama juga yang membuat semua menu Reng Oneng jadi unik. Seperti nasi jajhan, nasi serpang, atau soto sabrang. Nasi jajhan berupa nasi putih dengan bihun goreng, telur ayam berbumbu santan kuning, kering tempe, dendeng daging sapi, sambal, daging osik-osik (daging bumbu rendang), serta serundeng kelapa.

“Daging dendengnya renyah dan pesan langsung dari Pamekasan. Beda dengan dendeng daging biasa,” ujar Riyano.

Sedangkan nasi serpang diambil dari nama sebuah desa yang terletak beberapa kilometer dari Kota Bangkalan. Desa tersebut jadi terkenal karena kelezatan nasi yang memakai lauk dari laut, yaitu udang. Lauk yang dipakai pada nasi serpang hampir sama dengan nasi jajhan. Hanya ditambah udang goreng dan tahu bumbu kuning. Serta ditemani renyahnya peyek kacang.

“Soto jenis lainnya yang ada di Reng Oneng, soto sabrang. Sabrang artinya singkong dalam bahasa Madura Sumenep,” terang Riyano. (ida/mg1)

Sumber: Surabaya Post, 28/02/2010

Label: , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda