Tanam Seribu Mangrove di Lahan Kritis
Penanaman bibit mangrove itu, selain melibatkan instansi terkait seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dan Peternakan, Badan Ketahanan Pangan dan pihak Kelurahan Bancaran, juga melibatkan para pelajar dan masyarakat setempat.
Warga, pelajar, dan pegawai berbagai instansi itu saling bahu-membahu menanam bibit mangrove di sepanjang Sungai Bancaran. Tak peduli lumpur di sekitar sungai mengotori badan dan pakaian, mereka tetap semangat menancapkan bibit mangrove.
Menurut Kepala Kehutanan dan Perkebunan Bangkalan, Ir H Abdul Razak, selain melaksanakan amanah yang disampaikan oleh Presiden RI agar seluruh daerah ikut gerakan menanam pohon (penghijauan), aksi penanaman 1.000 bibit mangrove tersebut juga ditujukan untuk mengurangi abrasi yang terjadi di sekitar pantai dan sungai.
”Pemkab memang sengaja memilih penanaman mangrove di pantai, karena wilayah Kabupaten Bangkalan dikelilingi lautan sehingga potensi terjadinya abrasi juga sangat besar,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Razak, aksi penanaman mangrove itu juga untuk memperbaiki lingkungan Sungai Bancaran yang mulai terjadi abrasi. Tepian sungai mulai terkikis sehingga membuat kondisi sungai menjadi dangkal. Jika dibiarkan, tingkat abrasi akan semakin parah. Apalagi di sekitar tepi sungai sudah banyak rumah penduduk, akses jalan dan pasar.. “Dengan penanaman mangrove ini diharapkan dapat mengurangi bahkan mencegah terjadinya abrasi,” harapnya.
Fungsi dari hutan mangrove, kata Razak, tidak hanya untuk mengurangi dan mencegah terjadinya abrasi. Hutan mangrove dapat meremajakan kembali keadaan ekosistem di sekitar pantai. Selain itu juga mencegah terjadinya interusi. Saat ini di wilayah kota banyak terjadi interusi. Banyak air sumur warga yang rasanya agak asin, padahal letaknya jauh dari pantai. ”Ini juga menjadi alasan kami untuk terus merehabilitasi lahan kritis di sekitar pantai dengan penanaman mangrove,” tandasnya.
Razak menjelaskan, penanaman mangrove tidak hanya kali ini saja dilakukan pihak Pemkab Bangkalan. Sebelumnya, pemkab telah merehabilitasi sekitar 50 hektare lahan kritis di sepanjang Pantai Bancaran menjadi hutan mangrove. "Dari hasil suvei yang dilakukan, luas lahan ktritis yang masih perlu direhabilitasi sekitar 1.000 Hektare," ungkap Razak. “Setelah penanaman mangrove, tepian sungai juga akan kami hijaukan dengan penanaman pohon besar agar tanah di sekitar tepi sungai tidak longsor,” sambungnya.
Untuk melestarikan dan menjaga pohon mangrove yang telah ditanam, kata Razak, merupakan tanggung jawab bersama. Selain instansi terkait, masyarakat juga harus terlibat, terutama para kelompok nelayan. (KASIONO)
Sumber: Surabaya Post, Kamis, 28 Januari 2010
Label: bangkalan, humaniora, lahan kritis, lingkungan hidup, pemkab
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda