Kemasan Baru, Judi dan Mabuk Dihilangkan
Melihat Sandur, Seni Tradisi Khas Madura di Ketapang
Seni Sandur khas etnis Madura kembali menghibur warga Ketapang. Tari yang diiringi gamelan dan dilakoni penari pria yang berbusana wanita Madura ini cukup menarik antusias warga. Tak sekedar melestarikan budaya, digelarnya seni tari asal Sumenep ini dibalut arisan hingga menjadi wadah pemersatu masyarakat.
Oleh Hari Kurniathama, Ketapang
INILAH Sandur. Atau lainnya menyebut sebagai Jidur. Permainan sandiwara bak tonil atau kesenian topeng Betawi. Sedangkan untuk di Kalbar, mungkin lebih dekat dengan kesenian Mendu. Pentas sandiwara jaman dulu. Acara yang digulirkan Sabtu (10/1) malam membuat masyarakat memadati Taman Hiburan Rakyat (THR) di Jalan Monginsidi Desa Sungai Kinjil Kecamatan Benua Kayong.
Alunan musik tradisional yang dimainkan group Sandur Pontianak menghangatkan suasana. Tenda dengan lampu terang benderang menjadi tempat duduk para tokoh masyarakat, pemuda masyarakat Madura Ketapang. Dengan mengguna peci hitam masyarakat Madura Ketapang duduk teratur dengan akrab sembari menikmati kopi dan sepiring kacang yang siap disantap.
Tak selang berapa lama. Penari Sandur muncul. Dengan diiringi alunan musik tradisional. Sembari diikuti para masyarakat yang hadir. Sembari memberikan sejumlah uang kepada sang penari. Para penari tersebut adalah sosok pria yang dibalut keanggunan pakaian wanita. Bahkan tak jarang satu persatu anggota masyarakat ikut menari sesuai alunan musik tradisional dan diikuti tepuk tangan masyarakat lainya. Menurut Tokoh Madura Ketapang, H Mathoji, seni Sandur ini merupakan peninggalan budaya sejak zaman dulu.
Sandur merupakan hasil budaya masyarakat Madura. Sandur dulu dan sekarang memang berbeda. Dulu Sandur identik dengan hal-hal yang dilarang agama seperti sabung ayam, minum-minuman keras dan aneka perjudian lainnya.
“Namun Sandur yang sekarang justru sebaliknya, Sandur sekarang merupakan pergelaran seni yang dikemas sederhana dan menarik karena merupakan atraksi budaya yang menghibur, sekaligus asset daerah yang patut dilestarikan,” katanya.
Tak hanya sampai di situ melalui pergelaran Seni Sandur ini diharapkan pergelaran seni ini sebagai wadah pemersatu masyarakat Ketapang.Sementara itu, sesepuh tokoh masyarakat Madura Ketapang, H Abdullah Yasin, mengatakan digelarnya Seni Sandur ini merupakan aktualiasasi peninggalan nenek moyang masyarakat Madura. Tujuanya adalah untuk mempererat silaturahmi masyarakat Madura Ketapang dan meningkatkan rasa persaudaraan semua lapisan masyarakat Ketapang umumnya.
“Marilah kita bersama-sama saling bekerjasama dalam persaudaraan,” ajaknya.Hal senada diungkapkan tokoh masyarakat Madura Ketapang, Marzuki, Sandur ini boleh dikatakan acara seni hiburan rakyat sekaligus wadah pemersatu. Dimana acara ini dipenuhi kerabat, keluarga dan saudara untuk saling berkomunikasi dan saling mengenal satu dengan yang lain.
Selain itu pergelaran ini merupakan upaya pelestarian Sandur. Sehingga diharapkan instansi terkait seperti Disbudpora memberikan perhatian lebih terhadap Seni Sandur ini. Hal ini dikarenakan asset daerah yang perlu dibina dan dikembangkan agar memiliki nilai jual dalam membangun dunia wisata Ketapang nantinya. (*)
Sumber: Pontiannak Post, Senin, 11 Januari 2010
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda