Jangan Tinggalkan Kerapan Sapi
KERAPAN sapi identik dengan Madura. Karena itulah, budaya warisan luluhur Madura itu harus terus dilestarikan di setiap kabupten di Pulau Garam itu.
Bertolak pada kenyataan inilah, anggota DPRD Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, R Aulia Rahman meminta Pemkab harus lebih memperhatian kelestarian karapan sapi di wilayah tersebut, karena kegiatan itu merupakan warisan budaya dan merupakan budaya khas warga Madura.
"Seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap kebudayaan yang ada di Sampang, terutama karapan sapi," katanya, di Sampang, Selasa (29/9).
Sebab menurut dia, karapan sapi merupakan aset hazanah budaya bangsa yang perlu tetap dilestarikan dan selama ini sudah banyak dikenal baik di dalam maupun di luar negeri.
"Itu salah satu nilai kebudayaan yang harus tetap dilestarikan dan diperhatikan pemerintah. Kalau tidak diperhatikan pasti akan hilang dengan sendirinya," ujarnya.
Tanpa adanya perhatian dari pemerintah, sambung Aulia, kebudayaan turun-temurun tersebut sulit untuk bisa dikembangkan.
"Kini, perhatian pemerintah masih kurang sehingga penting untuk lebih ditingkatkan bentuk perhatiannya," ujarnya.
Menurut Aulia Rahman, kurangnya perhatian tersebut salah satunya terkait dengan persoalan anggaran. Buktinya, dalam setiap acara kerapan sapi dana yang disediakan selalu tidak cukup. "Akhir-akhir ini ada perhatian, akan tetapi perlu terus ditingkatkan," katanya.
Perhatian pemerintah yang tinggi terhadap budaya tersebut akan memberikan efek yang luar biasa untuk pengembangan budaya yang ada di Sampang. "Kalau tidak diperhatikan, saya yakin budaya-budaya yang ada di Sampang akan musnah dengan sendirinya," katanya.
Ketua Persatuan Kerapan Sapi Tradisional (Porkesab) Torjun Kabupaten Sampang Moh. Arba'ien menyatakan, selama ini bantuan pembinaan dan biaya bagi pelaksanaan karapan sapi di wilayah Kabupaten Sampang dari Pemkab setempat memang minim.
"Panitia sering defisit. Kadang harus mengocek kantong pribadi dengan jumlah yang tidak sedikit. Kalau hanya Rp100 ribu tidak masalah, kadang kami mengeluarkan uang jutaan," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Seni, Pemuda dan Olahraga (Disbuparpora) Sampang Ahmad Bahrowi menyatakan, pemerintah sebenarnya sangat menaruh perhatian dalam melestarikan karapan sapi. Hanya saja, dana yang tersedia dalam APBD terbatas, yakni hanya Rp 8 juta.
"Ini kan sesuai dengan kemampuan daerah. Kalau misalnya APBD di Sampang ini banyak, tentunya dana yang tersedia akan lebih banyak lagi," katanya. (ntr)
Sumber: Surabaya Post, Rabu, 30 September 2009
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda