Gunung Lumpur Madura Bergemuruh
Jika Laut Pasang

Foto: detikcom/Budi Sugiharto

Julukan Bujel Tasek untuk semburan lumpur dan gas yang sudah membentuk gunung di Desa Katal Barat I Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan menyisakan misteri yang tidak akan terkuak. Siapa yang memberikan julukan, warga setempat mengaku nama itu sudah ada sejak zaman nenek moyang.

Yang jelas, warga setempat meyakini apabila semburan lumpur itu adalah pasangan suami istri. Yang berbentuk gunung disebut sebagai semburan laki-laki dan yang hanya membentuk kubangan dijuluki sang istri. Sementara satu semburan lagi yang menjadi sumur dinamakan sebagai air susu sang ibu.

"Sejak dulu warga di sini menyebut jika semburan itu pasangan suami istri. Sebenarnya ada ada semburan lagi yang disebut anaknya. Tapi sudah lama tidak menyembur maka dianggap sudah mati," kata H Masduqi, Kepala Desa Katal Barat, saat ditemui detikcom di kediamannya, Senin (30/10/2006).

Menurut Masduqi, tidak ada yang bisa memastikan kapan semburan kali pertama diketahui. "Sudah zaman nenek moyang kita. Saya lahir sudah ada lumpur itu," kata Masduqi yang mengaku lahir tahun 1956 itu.

Begitu pula sejarah kemunculan semburan lumpur juga masih menyisakan misteri. "Tidak ada yang tahu. Tapi menurut para orang tua terdahulu, semburan itu sebagai pusatnya laut. Makanya dinamakan Bujel Tasik yang artinya Pusaran Laut," imbuhnya.

Nama Bejul Tasik sendiri bagi warga termasuk sang kepala desa mempunyai keterkaitan dengan laut yang jaraknya sebenarnya cukup jauh dari lokasi Desa Katal Barat itu. Desa pesisir pantai terdekat dari Katal Barat itu berjarak sekitar 12 kilometer. "Saya sendiri tidak tahu persis apa memang benar begitu atau tidak," kata H Masduqi.

Jika air laut pasang, pengakuan warga pusat semburan akan mengeluarkan suara seperti ledakan yang cukup keras. Bahkan terdengar hingga radius 1 kilometer. "Suara itu biasa didengar saat subuh. Mengelora begitu bunyinya, seperti deburan ombak yang cukup keras," ungkap H Masduqi.

Adanya hubungan dengan laut itu juga dibenarkan oleh Dika (21). Pemuda yang tinggalnya hanya berjarak 100 meter dari pusat semburan ini juga sudah hafal dengan kapan pusat semburan akan mengeluarkan bunyi keras.

"Kata orang tua di sini, semburan yang jadi gunung ini adalah lubang pernafasan laut. Jadi apa pun kondisi laut pasti akan berpengaruh langsung. Misalnya jika air pasang maka suara akan bergemuruh dan lumpur akan keluar," katanya saat mendampingi detikcom berkeliling Desa Katal Barat 1.(Budi Sugiharto)

Sumber: detikNews, Senin, 30/10/2006

Label: ,