Pesantren Lokomotif Kemajuan
Menristek: Madura Lumbung Santri dan Intelektual
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Dr Kusmayanto Kadiman mengimbau pesantren bisa menjadi sumbu bagi perkembangan teknologi di Madura. Sebab, dilihat dari sejarahnya, sejak berdiri pesantren dikenal sebagai lembaga keagamaan yang juga punya semangat memerjuangkan persoalan kemanusiaan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Identitas tersebut harus selalu dikembangkan. Sehingga, upaya menjadi pulau (Madura) yang maju, baik dalam persoalan ilmu pengetahuan, pertumbuhan ekonomi, dan sosial kemasyarakatan, segera terwujud," kata Kusmayanto di hadapan sekitar seribu undangan dalam Sarasehan Teknologi untuk Kemanusiaan di Aula Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, kemarin.
Menurut Menristek, selama ini Madura dikenal sebagai lumbung para santri dan intelektual. Jika dibanding dengan daerah yang lain di Jawa Timur, Madura sebagai pulau yang mempunyai pesantren terbanyak.
Nah, dengan jumlah pesantren yang banyak tersebut, Madura menjadi pulau yang terus menarik simpati banyak kalangan. Apalagi, keberadaan pesantren dari hari ke hari terus mewarnai perkembangan Madura.
Dikatakan, semangat perjuangan pesantren dalam memajukan Madura bisa dilihat dari kiprah kalangan pesantren sendiri. Sehingga, tak berlebihan jika komponen masyarakat luar Madura menilai pesantren menjadi lokomotif bagi kemajuan komunitas Madura.
Kondisi inilah yang memicu kementerian ristek untuk merangkul pesantren dalam mengampanyekan pentingnya memaknai teknologi. Alasannya, majunya teknologi di Madura juga akan menjadi bukti bahwa sumber daya manusia (SDM) Madura patut perhitungkan.
Menristek menjelaskan, pilihan menggandeng pesantren sebagai mitra dalam mengembangkan teknologi di Madura, karena di pesantren ada ilmu dan ulama. Dengan terjunnya ulama, diharapkan bisa menjadikan perkembangan teknologi bermanfaat bagi kemaslahatan umat. "Ulama dan ilmu akan menjadi kekuatan serta pijakan dalam memajukan Pulau Madura ini," tandasnya.
Kusmayanto menepis asumsi yang menganggap pesantren tak peduli kemajuan. Bahkan, dengan tegas dia menganggap pesantren adalah tempat lahirnya para intelektual. Khususnya, intelektual di Madura.
"Tidak benar kalau pesantren itu kuno. Justru dari pesantrenlah bermunculan banyak intelektual-intelektual terkemuka," tegasnya.
Dengan realitas itu, dia mengharapkan komponen pesantren bisa terus berbenah. Menristek mengingatkan, teknologi bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Kini Madura mulai menapaki masa kemajuannya sendiri. Sehingga, lapisan pesantren dan semua masyarakat bisa bersama mengembangkan kemajuan teknologi bagi Madura.
Sarasehan diakhiri dengan pembacaan doa oleh Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah KH Ahmad Basyir AS. Hadir Wakil Bupati Sumenep Moh. Dahlan, sejumlah pejabat pemkab, tokoh masyarakat, mahasiswa, dan pelajar di lingkungan Pesantren Annuqayah sendiri. (tur/mat)
Sumber: Jawa Pos, Kamis, 28 Agustus 2008
Label: ponpes
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda