Sosialisasi Jaring Pengaman Ekonomi dan Sosial di Desa Bajur

Butuh Sarana Air, Dipakai Membuat Jalan Makadam

Masyarakat desa Bajur Kecamatan Waru sampai saat ini membutuhkan sarana air bersih. Selama ini, masyarakat di desa paling timur Kabupaten Pamekasan ini kebutuhan air bersihnya masih dipenuhi dengan susah payah melalui sumur sumur kecil yang airnya terbatas. Maklum, desa Bajur ini berada dalam kawasan pegunungan dan bebukitan.

Pengakuan itu disampaikan Kepala Desa Bajur Kecamatan Waru Zainal Abidin, saat sosialisasi program Jaring Pengaman Ekonomi dan Sosial (JPES), di desanya Jumat (29/8). Tim Pokja JPES Kabupaten yang datang memberikan sosialisasi ke desa yang berbatasan dengan Kabupaten Sumenep itu adalah Rahmat Kurniadi Suruso MSi bersama LSM Pendamping.

Namun sekalipun selama ini sarana air bersih amat dibutuhkan di desa itu, sampai sekarang belum ada bantuan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. “Di desa ini ada sumber air yang diperkirakan besar cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga, lokasinya ada dibawah bukit di dusun Gunung sana. Hanya karena tak ada dana tak bisa dibangun di situ,” katanya.

Karena sarana air bersih benar-benar menjadi kebutuhan desanya, dia berharap pada masa yang akan datang desanya tetap mendapat program JPES, sehingga bisa membangun sarana air bersih dengan cara bertahap tiap tahun. Kalau hanya mendapat satu kali, kata dia, maka dana itu tidak cukup karena dana bantuan JPES hanya Rp 100 juta, padahal untuk membangun sumur besar yang dilengkapi dengan tandon butuh dana besar.

“Kalau mau membangun sarana irigasi, mesti harus mengebor di sumber yang besar, lalu dibuatkan tandon yang tinggi dan dialirkan ke seluruh kampung di desa ini, dan ini membutuhkan dana besar. Padahal dana bantuan program JPES ini kecil jadi tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sarana air bersih itu,” katanya.

Rahmat Kurniadi Suroso mengatakan, bahwa dana program JPES sulit untuk dipakai untuk membangun sarana air bersih di desa Bajur, sekalipun itu menjadi kebutuhan pokok. Alasannya dana JPES kecil dan dana itu dipakai membantu memberdayakan warga miskin. “Jadi JPES ini merupakan program spesifik yang fokusnya adalah pemberdayaan orang miskin, melalui proyek pembangunan swakelola,” katanya.

Rahmat menyarankan, untuk memenuhi kebutuhan pembangun sarana air bersih selayaknya desa Bajur mengajukan proposal untuk jenis program lain, di luar JPES. “Kalau melalui dana JPES sangat sulit karena dananya sedikit. Kecuali dana JPES jumlahnya dinaikkan sampai memenuhi kebutuhan pembangunan sarana air bersih itu,“ Papar Kasubag di Bagian Pembangunman Setdakab Pamekasan.

Kades Zainal Abidin mengatakan, karena belum bisa untuk dipakai membangun sarana air bersih, hingga saat ini dana program JPES di desanya menurut rencana akan dipakai untuk membuat jalan makadam, lokasinya di dusun pondok. “Ada pondok besar yang kebetulan jalannya masih tidak memenuhi syarat, jadi kami sepakati JPES tahun ini untuk membangun jalan makadam menuju pondok tersebut, ” kata Zainal. (mas)

Sumber: Surabaya Post, Sabtu 30/08/2008

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda