Grup Daul Srikandi

Tiga Minggu Langsung Tampil, Sebagai Bentuk Emansipasi

Srikandi. Dari namanya saja sudah menunjukkan bahwa grup ini beronggotakan kaum hawa. Grup ini sangat kontras dengan grup musik Daul yang pada umumnya didominasi laki-laki. Bagaimana grup ini muncul?

Lantunan musik terdengar merdu dari kejauhan. Seolah mengajak koran ini untuk lebih dekat mendengarkannya, sekaligus mencari para pemusik yang menghasilkan dentuman musik khas Madura itu.

Di luar dugaan, yang tampak adalah penampilan ibu-ibu. Mereka sedang memainkan berbagai macam jenis alat musik Daul.

Dengan dibalut seragam batik dominan coklat dan hijau dengan celana panjang merah dan putih yang dipadukan dengan jilbab, mereka tampak asyik memainkan alat musik tradisonal. Bukan hanya wartawan yang dibuat tertegun, Bupati Kholilurrahman dan Wakil Bupati Kadarisman Sastrodiwirjo kagum dengan penampilan grup Srikandi itu. Memang, kemarin mereka pentas di Pendapa Ronggosukowati di hadapan undangan se Bakorwil IV Madura.

Grup Srikandi baru dibentuk sekitar tiga minggu lalu. Para personelnya gabungan dari dharma wanita (DW), PKK, dan Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Pamekasan. Grup ini di bawah asuhan Ketua Penggerak PKK Pamekasan Roihana Kholil.

Saat pentas, mereka tampak tak grogi. Meski belum genap satu bulan dibentuk, permainan musiknya rancak dan tidak kalah dengan grup musik Daul yang personelnya didominasi laki-laki yang sudah lama.

Menurut Koordinator Grup Daul Srikandi Rin Hendro, meski persiapannya tidak sampai satu bulan, mereka bertekad untuk memberikan penampilan maksimal. "Awalnya kami (DW, PKK, dan Perwosi) hanya kumpul-kumpul. Akhirnya sepakat membentuk grup musik Daul," katanya saat ditemui koran ini usai tampil di Pandapa Ronggosukowati.

Penampilan Srikandi di hadapan pejabat teras Bakorwil IV yang meliputi Madura, Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo itu merupakan kali pertama. "Grogi memang ada. Namun rasa grogi kami kalah dengan semangat untuk menampilkan yang terbaik bagi orang lain," katanya dengan semangat.

Untuk lagunya, Srikandi cenderung memilih jalur lagu khas Madura. Terutama kesenian tradisonal asli Pamekasan. Namun, menurut Rin, tidak menutup kemungkinan Srikandi mengikuti perkembangan zaman. Artinya, meskipun tetap konsentrasi melestarikan kesenian tradisional, nuansa modern juga akan diselipkan dalam setiap penampilannya.

"Kalau bisa kita tampilkan lagunya Led Zepplin atau GnR nanti (Guns and Roses). Tapi Madura is beautiful island dan selamanya terbaik. Hidup Madura," tandasnya.

Dijelaskan, pembentukan Grup Daul Srikandi sebagai bentuk emansipasi wanita yang saat ini gencar dikampanyekan. Kesetaraan gender suatu hal yang harus diperjuangkan dan ditunjukkan dengan kreatifitas dan keahlian. "Bukan sekadar wacana, namun saatnya kita tunjukkan," katanya. Bahkan, suatu saat Srikandi akan ikut festival musik Daul yang pada umumnya di dominasi kaum laki-laki. (mat)

Sumber: Jawa Pos, Rabu, 06 Agustus 2008

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda