Kolaborasi Seni Islami dan Tradisional

Pamekasan dengan ikon sebagai Kota Gerbang Salam tentu tidak bisa dipisahkan dengan atribut pendukungnya. Selain berupaya konsisten menerapkan syarat Islam dalam kehidupan sehari-hari, antribut dan simbol pendukungnya harus senantiasa diperkenalkan dan ditegakkan.

Demikian disampaikan Kepala Dinas P dan K Pamekasan M. Yusuf Suhartono dalam acara spektakuler hadrah di Desa Mapper, Kecamatan Proppo kemarin malam. Menurut dia, berbagai upaya membangkitkan dan menumbuh kembangkan seni Islami di Pamekasan harus dilakukan. Seperti seni hadrah yang termasuk seni tradisional Islam.

"Kelompok Al Kholaq salah satunya, ternyata tidak hanya berhasil memberikan sentuhan warna dan aliran seni hadrah, tetapi ternyata mampu mengangkat seni tradisi di Pamekasan yang hampir punah," kata Yusuf.

Yusuf menambahkan, salahsatu seni tradisi yang berhasil diangkat ke permukaan dan sempat ditampilkan di Pendopo Ronggosukowati adalah seni musik gebluk dari Desa Mapper, Kecamatan proppo. "Kita salut dengan daerah ini (Desa Mapper,Red.) yang masih giat dengan kesenian tradisional," tandasnya.

Yang menarik, bukan hanya penampilan hadrah yang unjuk kebolehan. Ke-100 penabuh hadrah yang berkolaborasi dengan kesenian tradisi lainnya seperti pencak silat, musik daul, gebluk dan safin, membuat suasana semakin meriah.

Acara diawali dengan penampilan 100 penabuh hadrah diiringi dengan permainan pencak silat. Para penabuh memainkan alatnya dalam pertunjukan. Suara hadrah silih berganti dengan alat musik tradisional lainnya yang membahana di salah satu lapangan di Desa Mapper.

Musik daul juga tak kalah dalam memainkan irama khas musiknya. Yakni, dengan membawakan lagu sholawatan yang telah di aransemen ulang. Sehingga, decak penonton berdecak kagum.

Yusuf berharap, dengan belajar dari jerih payah dan perjuangan para pendahulu, diharapkan melalui prakarsa dan kreatifitas pengurus Al Kholaq, seni-seni tradisi Islami dapat bangkit dan bersaing dengan seni kontemporer yang saat ini banyak digandrungi masyarakat.

"Karena itu, seniman Islam harus mampu membaca selera pasar, memahami norma dan ajaran Islam dengan baik. Kemudian, mengemasnya dalam sajian seni yang memukau dan menarik," pungkasnya. (c9/zid)