Pantai Wisata Camplong
Turis Asing Kecewa, Pantai Dijadikan Arena Balap Liar
Gaung keindahan dan kemolekan pesisir pantai Camplong, sudah banyak didengar. Namun, kini pesonanya seolah pudar, karena kawasan wisata andalan Sampang ini kurang mendapat perhatian.
Jika melakukan perjalanan Sampang-Pamekasan, pastilah melintasi pantai Camplong. Lokasi wisata ini cukup ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun asing. Terlebih bila memasuki liburan seperti akhir-akhir ini.
Area parkir kendaraan bermotor tampak penuh. Suasana kebisingan canda tawa pun terdengar menggoda dari dalam area wisita. Ya, kemarin area liburan ini menjadi tujuan keluarga untuk mencari suasana lain.
Dengan hanya cukup membayar tiket seharga Rp 1.000, para pengunjung bisa masuk area. Di sana pengunjung bisa menikmati hembusan angin pantai berikut gemuruh ombak.
Tpai, rupanya, ramainya pengunjung masih menyisakan sedikit kekecewaan. Seperti yang diungkapkan Yanto. Salah satu staf keamanan yang kemarin membantu di loket pengunjung ini mengaku gerah. Alasannya, ramainya pengunjung yang berada dalam area wisata tidak sepenuhnya masuk melalui pintu loket.
Hal ini lantaran di sekitar lokasi wisata masih banyak pintu masuk lain yang umumnya di kelola warga sekitar. Akibatnya, kata Yanto, kondisi ini menganggu kelancaran pendapatan sang pengelola objek wisata.
Tak hanya itu. Yanto mengkhawatirkan keamanan para pengunjung. "Kalau memang secara kebetulan ada musibah yang dialami pengunjung di pantai, pengunjung yang masuk melalui loket resmi pasti akan mendapat asuransi dari kita," katanya.
Tidak hanya itu. Tingkat kesadaran pengunjung terhadap rasa memiliki pantai cukup kurang. Ini terlihat dari masih ditemukannya sampah plastik dan kertas yang berserakan di pinggir pantai. Padahal, berdasarkan pantauan koran ini, di beberapa sudut lokasi telah disediakan sejenis tempat pembuangan sampah.
Para turis asing yang berlibur di pantai Camplong juga kecewa. Seperti Dewi, blesteran Belanda-Maluku yang saat ini sedang menempuh studi di Universitas Surabaya (Ubaya). "Sebenarnya pantainya cukup indah. Tapi sayang, saya masih menemukan bungkus permen dan rokok di sepanjang pantai ini," ujarnya dengan logat bahasa Indonesia yang masih bercampur Inggris.
Begitu pula yang diugkapkan Michele. Pelancong asal Italia ini mengaku heran, hamparan pasir yang cukup indah mesti dijadikan arena balap liar.
Memang, saat itu pantai sedang dijadikan arena balap liar. Puluhan motor yang dikendarai pemuda setempat adu kecepatan. "Harusnya kan yang namanya pantai dijadikan tempat rileks," ujar mereka serentak. Maklumlah, meski rata-rata berasal dari luar benua, tapi mereka mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Ini karena mereka adalah kumpulan mahasiswa pertukaran pelajar yang saat ini masih menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya.
Mereka juga menyadari, mengubah kebiasaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh peran aktif dari instansi terkait untuk bisa menerapkan disiplin yang tinggi. "Saya pikir pemda setempatlah yang harus lebih aktif memikirkan cara ini," saran Andy, turis asal China, yang sedang menikmati deburan ombak. (SILVIA RATNA D)
Sumber: Jawa Pos, Senin, 30 Juni 2008
1 Komentar:
_____
It is great to have visited your website. Thanks for sharing useful information. And also visit my website about health. God willing it will be useful too
Obat Pelancar Haid paling Ampuh
Cara Menghilangkan Bopeng Bekas Jerawat
Cara Membersihkan flek di Paru-paru
Pengobatan Alami untuk Tipes
Cara Mengobati Kuku Cantengan
Solusi atasi sakit kepala Vertigo
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda