Waduk Nipah Banyuates

Pembebasan Lahan Tinggal 10 Ha, Agustus Diisi Air

Awal proyek waduk Nipah di Kecamatan Banyuates pasda awal 1990-an sempat jadi isu nasional. Kala itu pembebasan lahan sempat menuai tragedi tertembaknya warga setempat. Tapi, dengan berbagai pendekatan, pembangunan waduk terus berlangsung dan kini telah rampung. Bagaimana sekarang?

Meski proyek waduk Nipah sudah rampung, masih ada yang mengganjal. Yang mengganjal adalah pembebasan lahan tersisa 10 hektare. Padahal, kini mulai masuk pada tahapan pengisian waduk dengan air.

Karena ini, kendala ini perlu segera diselesaikan. Untuk itu, Bupati Sampang Noer Tjahja menginginkan adanya pendekatan persuasif ke sejumlah tokoh masyarakat sekitar waduk Nipah. Saran ini disampaikan pada semua satuan kerja pelaksana teknis, berikut dengan para personel dan staf dari Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air Provinsi Jatim.

"Kita tidak ingin peristiwa yang buruk delapan tahun lalu kembali berkobar," ujar bupati saat sosialisasi waduk Nipah di aula pemkab kemarin. Menurut Noer Tjahja, cara yang yang paling tepat adalah mencoba untuk mengadakan pendekatan dan komunikasi dengan tokoh masyarakat.

Camat Banyuates Drs Sudarmanto saat dimintai pendapat oleh bupati pun mengungkapkan hal yang sama. Dia berharap ada ada tim teknis atau tim sembilan yang secara khusus memantau dan menangani masalah pembebasan lahan tersebut. Alasannya, pembebasan lahan merupakan masalah kompleks yang bisa menimbulkan efek cukup besar.

Kapolres AKBP Yudi Sumartono yang juga hadir mengatakan, semua pihak harus aktif melakukan koordinasi. Dia minta untuk dilibatkan dalam segala aktivitas yang berkaitan dengan pembangunan waduk. Itu agar pihak berwenang, seperti polisi dan koramil, tahu kondisi yang sebenarnya. "Kita ini kan sebagai mediator," ujarnya.

Sementara pejabat pembuat komitmen (PPK) Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Ahmad Fauzi, mengatakan, untuk bisa mengadakan pendekatan tersebut perlu pemahaman terlebih dahulu akan manfaat dan pentingnya pembangunan waduk Nipah.

Rencananya Agustus 2008 proses pengisian waduk Nipah dilakukan. "Sekarang masih dalam tahap proses," ujar Fauzi.

Dijelaskan, luas areal lahan yang digunakan untuk pembangunan waduk Nipah adalah 600 hektare. Itu mencakup lokasi tujuh desa yang akan dijadikan sebagai lokasi genangan waduk.

Menurut dia, sejak pembangunannya di awal 2004 lalu, warga sekitar waduk menunjukkan perkembangan positif. "Warga sudah mulai membentuk pemberdayaan lembaga forum kelompok usaha," ujarnya. (SILVIA RTANA D)

Sumber: Jawa Pos, Kamis, 26 Juni 2008