Ma’had Al-Ittihad Al-Islami Camplong

Semua Fasilitas Ponpes Didesain Terpisah untuk Santriwan-Santriwati

Bekal pendidikan duniawi, dirasa belum sempurna bila tidak ditopang ilmu keagamaan yang mumpuni. Sebab ajaran religius dianggap sebagai salah satu filter guna menstabilkan moral seseorang ketika menghadapi pluralnya dampak era modernisasi. Lantas, seperti apa formula pendidikan kepesantrenan yang diberikan mudir alias pengasuh MMI Camplong?

Saat didirikan 11 Juli 1992 lalu, Ma’had Al-Ittihad Al-Islami (MII) Camplong, Kabupaten Sampang awalnya hanya sebuah panti asuhan kecil. Lembaga tersebut saat itu menampung aspirasi warga Desa Dharma Camplong yang berkeinginan kuat mendalami ilmu keagamaan.

Seiring perkembangan zaman, pondok pesantren (ponpes) yang didirikan oleh (alm) HA. Sutarjo tersebut, kini telah mantap memposisikan diri sebagai salah satu ponpes yang konsis mengajarkan ilmu agama Islam. Rujukannya tentu saja Alquran dan As-Sunnah.

"Semula, pondok ini hanya sebuah panti asuhan kecil yang dijadikan sebagai pusat penitipan anak-anak keluarga miskin yang tidak mampu sekolah. Tapi berkat dukungan warga yang membutuhkan lembaga tranformasi pendidikan, akhirnya almarhuman Abi saya mendirikan MMI ini," ujar pengasuh MMI Camplong, H Achmad Junaidi LC MA.

Sebelum jabatan pengasuh atau mudir diserahkan kepada suami Norbayanti LC ini, tercatat ada empat orang yang pernah dipercaya menjadi pengelola ponpes yang berlokasi di Dusun Pesisir Timur, Desa Dharma Camplong tersebut. Yakni; H Aliga Ramli LC, H Mughni Musa LC MA, Khairul Anam LC, dan H Abdul Rahman Saleh LC.

"Jabatan pengasuh ini, dipercayakan kepada saya terhitung bulan Nopember 2007," imbuh Ustadz Junaidi.

Alumnus S-1 Fakultas Hadist Universitas Islam Madinah ini mengatakan, ponpes yang diasuhnya kini telah berkembang. Indikasinya, pondok seluas 2 hektar tersebut sudah dilengkapi beragam fasilitas penunjang guna mengoptimalkan proses kegiatan belajar (KBM) ilmu kepesantrenan dan pendidikan umum bagi 410 santriwan-santriwatinya. Fasilitas tersebut di antaranya seperti 25 pondok putri, 27 pondok putra, 12 kelas santriwati, 12 kelas santriwan, 2 unit aula, 2 unit laboratorium komputer, 1 laboratorium bahasa, 2 unit ruang perpustakaan, dan 2 dua unit masjid.

"Yang menjadi ciri khas MMI ini adalah, semua pondok dan fasilitas KBM bagi santri putra dan santri putri didesain terpisah dengan jarak sekitar 1 kilometer," jelas alumni MA Persis Bangil-Pasuruan ini.

Selanjutnya, materi pelajaran kepesantrenan yang diberikan kepada santriwan-santriwai MMI, lanjut Ustadz Junaidi, terdiri dari ilmu tajwid, tafsir, hadist, ushul fiqh, aqidah, ahlak, tarekh, tsaqafah, faraidl, dakwah, bahasa Arab, balaghah, dan pendidikan program tahfidh Alquran.

"Untuk pelajaran umum, pelajarannya terdiri dari pendidikan agama Islam, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, biologi, fisika, pembukuan, geografi, sejarah, sosiologi, ilmu pendidikan ilmu jiwa, ilmu seni, dan penjaskes. Sementarara meteri ekstra kurikuler yang kami berikan seperti pelajaran sorogan, halaqah, PMR, teater, pencak silat, mengetik, dan komputer," terang alumnus MTs Persis Bangil-Pasuruan ini.

Dijelaskan, secara konsep, pendidikan MII Camplong memformulasikan pendidikan Islam yang komprehensif. Mulai dari aqidah, ibadah, ahlak, pemikiran, sosial budaya, dan pelajaran umum lainnya. "Harapan kami, nantinya tidak ada lagi dikotomi antara agama dan dunia," tandas alumnus S-2 Fakultas Syari’ah Jurusan Hadist Universitas Darul Ulum Kairo-Mesir ini mantap. (HARIYANTO)

Sumber: Jawa Pos, Kamis, 06 Mar 2008

Label: , , ,

3 Komentar:

Pada 25 Juli 2009 pukul 03.35 , Blogger elbe mengatakan...

smangt trz para senior!! salam hangat bwt smua saudara ku!! angkatan 98/2001/2002

 
Pada 29 Januari 2011 pukul 11.21 , Anonymous Anonim mengatakan...

ane hanya bisa tersenyum....
salam dakwah...
chachoe, alumni 2010.

 
Pada 7 April 2012 pukul 21.49 , Anonymous chaciep mengatakan...

sukses selalu,,,,

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda