Pemandian Sumber Otok Camplong
Tiap Tahun Diperbaiki, Tak Dirawat, Airnya Kotor
Di Kecamatan Camplong tidak hanya terdapat wisata pemandian pantai. Sebenarnya juga ada pemandian dari sumber air, yakni Sumber Otok. Bagaimana kondisinya kini?
Untuk menemukan papan nama "Sumber Otok", dibutuhkan ketelitian. Pasalnya, papan nama wisata pemandian yang dipampang di jalan sudah kotor dan berkarat. Setelah menyusuri jalan di Desa Taddan, Kecamatan Camplong, baru terlihat papan "Selamat Datang di Wisata Pemandian Sumber Otok. Di bawahnya terdapat terjemahan dalam Bahasa Inggris.
Tidak ada penunjuk arah. Namun, siapa pun akan paham bahwa gang kecil di bawah papan itu adalah jalan menuju tempat wisata tersebut. Gang ini ada di jalan provinsi menuju Pantai Camplong. Atau sekitar 4 km dari Kota Sampang.
Jalan menuju Sumber Otok tidak terlalu lebar, juga tak terlalu sempit. Begitu juga kondisi jalannya seperti jalan pedesaan umumnya. Masuk kurang lebih 150 meter dari jalan provinsi, mulai terlihat warna putih dan warna cerah, menyerupai kolam renang dan wisata pemandian lainnya.
Di objel wisata ini ada bangunan mirip pendapa. Catnya terlihat baru karena warnanya jauh lebih cerah dari warna di sekitarnya. Di pagar kolam pemandian tampak pakaian warga. Rupanya, pagar kolam dimanfaatkan warga untuk menjemur baju.
Di sekitar kolam terdapat sarana bermain anak- anak. Seperti jungkat-jungkit dan perosotan. Ada juga ruang ganti pakaian untuk pria dan wanita.
Menurut warga, sumber air di kolam tersebut adalah warisan dari Bujuk Otok. Makanya dinamakan Sumber Otok. Sekeliling bujuk (makam) banyak ditumbuhi pohon cempaka. Pohon ini juga tumbuh di sekitar kolam.
Kolam Sumber Otok ini berbentuk persegi empat. Dibagi menjadi dua dengan bagian yang lain lebih kecil. Kondisinya juga terbagi dua, yang satu lebih kotor dari yang lain.
Warga sekitar yang ditemui koran ini mengatakan, kolam Sumber Otok dibangun sepuluh tahun lalu. "Kolam ini dibangun pada tahun 1997. Setiap tahun biasanya diperbaikan seperlunya," kata Sainal.
Awalnya kolam adalah sumber air biasa sebelum dibangun. Kedalamannya jauh berbeda dibandingkan sekarang. "Biasanya selalu dipakai warga di sini untuk mandi dan berbagai keperluan lainnya," terangnya.
Sukron, warga lainnya, mengatakan, selama ini masih banyak orang yang datang berkunjung untuk mandi atau sekadar melihat-lihat kolam. Namun, banyak yang kecewa karena kondisi air sumber yang kotor.
"Dulu di sini sering diadakan kegiatan, seperti lomba karaoke, lomba rujak, bahkan lomba cerdas cermat," kenang Sukron.
Dia menyayangkan tidak ada tindak lanjut pemerintah untuk pemeliharaan kolam pemandian. "Padahal, kalau pemerintah serius, ini akan sangat berguna untuk menunjang perekonomian masyarakat setempat," ujarnya
Kenapa kini air tidak mengalir? Menurut Sukron, karena lamanya musim kemarau. Jadi, air tidak keluar dari sumber. Hal ini juga dibenarkan Sainal.
Sainal lalu menceritakan detail kolam. Kolam terbagi dua. Ada lubang yang memang dibuat untuk menyalurkan air ke kolam yang satunya lagi. Lalu, dari kolam yang terakhir ada air pembuangan untuk irigasi.
"Pada musim hujan biasanya air sumber banyak keluar. Jadi tidak ada lagi genangan karena mengalir terus" kata Sukron.
Sukron maupun Sainal mengharap pemeliharaan kolam Sumber Otok ditindaklanjuti. "Sebenarnya, warga dapat mengambil manfaat ekonomi dari adanya kolam tersebut seandainya terus dipelihara," kata Sukron.
Sedangkan Sainal turut menjamin bahwa warga sekitar akan turut membantu memelihara kalau pemerintah serius. Sebab, kolam merupakan aset dan peninggalan nenek moyang kami. Hanya, sampai saat ini warga tidak bisa berbuat banyak karena terkendala dana," kata Sainal. (NUR RAHMAD AKHIRULLAH)
Sumber: Jawa Pos, Jumat, 21 Des 2007
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda