Petani Tembakau Sumenep Merugi
Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Sumenep membuat sebagian besar lahan tembakau terendam air hujan. Akibatnya, puluhan ribu tanaman tembakau yang sudah berumur dua bulan rusak dan mati.
Matsani, 38, warga Dusun Waktuwak, Desa Moncek Timur, Kecamatan Lenteng petani tembakau mengaku seluruh tanaman tembakaunya sudah ludes karena tergenang air hujan selama kurang lebih tiga hari tiga malam.
”Tanaman tembakau yang masih muda ini rentan terhadap air hujan. Bila sehari saja tergenang maka, pasti akan layu kemudian membusuk,” ujar Matsani kepada Surya, Selasa (12/5).
Menurut Matsani, tanaman tembakaunya cepat mati karena ditanam di lahan persawahan yang berada di dataran rendah. Sedangkan ladang tembakau di dataran tinggi banyak yang tertolong karena air hujan tidak sampai menggenang.
Akibat hujan yang merusak tanaman itu membuat petani tembakau harus mengganti tanaman tembakaunmya dengan bibit tembakau yang baru. Sehingga petani harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli bibit dan ongkos tanam. Saat ini harga bibit tembakau yang kualitasnya bagus mencapai Rp 2.000 per batang.
”Harga bibit tembakau saat ini sangat mahal,” sambungnya. Tanaman tembakau yang tergenang di antaranya di wilayah Kecamatan Kota, Batuan, Gapura, Dungkek, Lenteng dan sebagian di wilayah Kecamatan Ganding dan Guluk-Guluk.
Sesuai catatan Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak Surabaya sebagaimana disampaikan BMG Kalianget, hujan untuk wilayah Madura masih akan terjadi hingga dua hari ke depan dengan intensitas sedang dan ringan. Sehingga tanaman tembakau masih terancam. (st2)
Sumber: Surya, 13/05/09