Lukisan dengan Getah Pisang

BANYAK orang tahu bahwa getah pohon pisang sulit dibersihkan bila menempel di pakaian. Kamaluddin, pelukis Sampang, justru memanfaatkan kekuatan noda getah pohon pisang untuk lukisannya. Karakter warnanya yang kuat dan tak mudah hilang memberikan nuansa tersendiri.

Terciptanya lukisan getah pisang itu tampaknya tak lepas dari kenangan masa kecil Kamaluddin. Rasa penasaran akan sifat getah pisang yang memunculkan warna kian hari kian kuat itu terus mengilhami keingiannya untuk berkarya dan bereksplorasi.

Warna cokelat mengandung makna kematangan, juga memberikan dorongan dan sumber energi. "Getah pohon pisang sebenarnya bukan hal baru bagi saya. Sebab, saat masih anak-anak, mungkin hampir semua mainan saya ketika itu terbuat dari bahan alami, yang masih mengandung getah. Maklum saya dibesarkan dari keluarga yang pas-pasan, sehingga tidak pernah berpikir membeli mainan pabrikan," kata Kamal yang juga wartawan salah satu televisi swasta di Sampang.

Pada tahun 2000-an, rasa penasaran mendorong Kamaluddin, yang terbiasa melukis dengan media acrilic, untuk menggoreskan getah pisang ke sebuah kaus. Terbentuklah goresan noda getah pisang seperti yang melekat di pakaiannya waktu dia masih kecil.

Setelah hampir setahun vakum melukis dengan media acrilic, Kamaluddin pun mencoba menggunakan media kanvas dengan getah pohon pisang. Keinginan itu muncul kembali setelah mengingat sebuah karya lukis mengunakan media darah sapi oleh seniman Bali yang pernah dia kunjungi saat study tour 2002 lalu.

Untuk mendapatkan pewarnaan dan goresan yang unik, dia menggunakan pelepah pohon pisang, penutup bunganya, cikal buah atau tongkolnya, batangnya, maupun daunnya. Selama kurun waktu lima tahun, beberapa lukisan yang dihasilkan rata rata mengarah pada aliran semi dekoratif, dimana obyek yang dihasilkan dari lukisan getah pohon pisang tetap terlihat obyek realisme namun masih terlihat digayakan.

Karya-karya lukisan itu lebih condong mengambil dua objek utama, yakni tumbuhan dan binatang seperti ayam dan kucing. Namun demikian, ada beberapa karya yang tercipta di luar bentuk idealis sang pelukis. Misalnya beberapa lukisan wajah dan juga karikatur Gus Dur sang tokoh nasional.

"Karena kecintaan dan kekaguman saya terhadap sosok tokoh Gus Dur, saya mencoba menuangkan dalam bentuk lukisan maupun sketsa wajahnya. Selain itu bertepatan dengan 100 hari meninggalnya Bapak Bangsa tersebut, saya mengadakan pameran lukisan dengan menggandeng salah seorang seniman wanita, Lerem Pundi Laras, yang juga menjabat Pimpinan Operasional Bank Jatim, Sampang," ujar Kamal. (Achmad Hairuddin)

Sumber: Surabaya Post, Minggu, 11 April 2010

Label: , , ,