Madura Jadi Pusat Informasi Kesejarahan

Warisan budaya di Madura dianggap memiliki nilai sejarah yang tinggi. Hal itu menjadi salah satu pertimbangan untuk menjadikan Pulau Madura sebagai pusat pengembangan sistem informasi kesejarahan.

"Kerajaan Sumenep di Pulau Madura merupakan salah satu kerajaan Islam dari berbagai kerajaan Islam di Nusantara. Ini bukti, bahwa Sumenep merupakan salah satu wilayah yang memiliki nilai historis dalam sejarah yang tinggi dalam dunia Islam," ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemprov Jatim, Sudjono MM, saat menerima rombongan press tour Pengembangan Sistem Informasi Kesejarahan Melalui Publikasi Warisan Sejarah, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI, di Kantor Gubernur Jatim, Selasa (8/9).

Menurut dia, sejarah Sumenep di masa lalu diperintah oleh raja. Ada 35 raja yang telah memimpin Kerajaan Sumenep. Sekarang dipimpin oleh seorang bupati dan telah ada 14 bupati yang memerintah di Sumenep. Salah satu tokoh Madura yang populer dalam sejarah adalah Arya Wiraraja yang dilantik sebagai adipati pertama Sumenep pada 31 Oktober 1269 yang sekaligus bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Sumenep.

Sudjono berharap, dengan Pengembangan Sistem Informasi Kesejarahan Melalui Publikasi Warisan Sejarah, akan mampu mengurangi angka pengangguran di Jatim. ”Silakan lakukan publikasi warisan sejarah dengan baik, asal tidak mengurangi nilai sejarah yang ada dan tidak mengurangi nilai adat ketimuran yang selama ini menjadi kultur bangsa Indonesia,” tambahnya.

Kepala Sub Direktorat Nilai Sejarah Dirjen Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI, Sri Suharni MM, selaku ketua rombongan, mengatakan kegiatan press tour Pengembangan Sistem Informasi Kesejarahan Melalui Publikasi Warisan Sejarah dimaksudkan untuk meningkatkan peran media cetak dan elektronika dalam menyebarluaskan informasi nilai-nilai sejarah di wilayah Madura melalui publikasi media cetak dan elektronik.

Lingkup kegiatan dan daerah yang akan dikunjungi, yakni Sumenep meliputi Benteng Peninggalan Belanda, Gedung Sentral Garam, Makam Asta Tinggi, Masjid Jami dan Keraton Sumnep. Pamekasan, meliputi kompleks Makam Astadaja/Panembahan Ronggo Sukowati, Buju Gayam, Makam Batu Ampar dan Makam Kosambi. Sampang, meliputi Makam Ratu Ibu, Makan Panji Laras, Makam Sento Merto, Sumur Daksan. Bangkalan, meliputi Makam Blega, Museum Bangkalan, Mercusuar 1879, Makam Agung Aros Baya, dan Makam Aermata Ibu. (tok/rif)

Sumber: Republika, Selasa, 08 September 2009

Label: , , , ,