Pengerajin Gitar Cajanna
Kajennah (Madura, Red) yang dipopulerkan menjadi Cajennah atau kata yang lebih dikenal dengan arti "nafkahnya" itulah nama gitar hasil buatan Agung Pandu Wijaya, 37, warga Martajasah Bangkalan.
Dari kata tersebut, Agung-panggilan Agung Pandu Wijaya berharap, dengan hanya berawal dari ketidakpuasan dengan gitar buatan pabrik dapat menafkahi semua warga yang terlibat dalam produksinya.
Lulusan salah satu SMA di Surabaya ini sudah puluhan tahun merintis kerajinan itu. Hanya, membuat gitar yang mulai dilakoni pada tahun 1990 dengan gitar acoustic itu, berawal dari hobi. Sehingga menjadikan hasil buatannya sebagai pekerjaan sampingan.
Aktifitasnya membuat gitar muncul saat merasa tidak puas dengan gitar-gitar yang banyak dijual di toko-toko terutama pada bunyinya. "Bunyinya banyak yang sumbang, makanya saya putuskan untuk mengobservasi dan membuatnya dengan pencapaian kualitas suara yang memadai serta tangguh," cetusnya.
Sepuluh tahun dilalui pengerajin gitar bolong dari triplek ini. Hingga, pada tahun 2000 baru berkonsentrasi pada pekerjaan membuat gitar untuk memenuhi kebutuhan hidup. "Membuat satu unit gitar lengkap diperlukan waktu yang relatif lama. Diperkirakan butuh waktu sepekan," ujarnya.
Dua tahun ketekunan itu dilalui bapak dengan empat anak ini, hingga pada pertengahan 2002 akhirnya dapat merekrut sebanyak delapan orang pekerja yang diambil dari teman sekampungnya. Sedangkan untuk pemasaran, sejauh ini masih berdasarkan pesanan dari teman-temannya.
Dituturkan, harga gitar triplek buatan pria yang menikah sekitar tahun 1995 itu tergolong mahal dibanding harga gitar yang dijual di toko. "Saya menjualnya sekitar Rp 60 ribu. Kalau di toko masih sekitar Rp 27 ribu. Saya jual mahal karena memang kualitasnya berbeda," ujarnya.
Dengan menggeluti usahanya dalam pembuatan gitar, Agung terus mengembangkan pola pembuatan yang cukup aktual untuk tetap menjaga pangsa pasar. Gitar yang dihasilkan, seperti gitar elektrik, baik yang tergolong standar maupun exotics, gitar acoustic standard maupun yang tergolong bagus dan gitar full electric. "Semua jenis gitar kami bisa membuatnya. Pokoknya pembuatan disesuaikan dengan pesanan," ujarnya.
Berbeda dengan sebelumnya, pembuatan gitar kali ini hanya memerlukan waktu sedikitnya satu hari pembuatan gitar mentah, dan 2-3 hari untuk proses painting. "Kalau sekarang lebih cepat dibangding tahun-tahun sebelumnya," katanya. (c12/rd)
Sumber: Jawa Pos, Senin, 20 April 2009
Label: humaniora
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda