A Sidik di Mata Orang Dekatnya

Punya Banyak Kemampuan, Kuliah Biaya Sendiri

Kematian A. Sidik, 23, mahasiswa STAIN Pamekasan yang tenggelam saat menolong teman dekatnya, membawa duka mendalam pada keluarganya. Korban dikenal supel dalam bergaul dan memiliki banyak aktivitas dalam kesehariannya.

DUA rumah sederhana yang berbahan gedek dan triplek itu terlihat ramai. Orang - orang datang silih berhanti. Beberapa pria datang menyambut tamu yang datang. Senyum mengembang dari mereka saat menyambut tamu.

Sekilas, seperti tidak tampak adanya kesedihan pada keluarga yang tinggal di Desa Laden, Kota Pamekasan, itu. Padahal, mereka ini baru saja kehilangan keluarga dekatnya. Yakni, A. Sidik, anak keempat dari pasangan Slamet dan Badwiah.

Slamet dan Badwiah sendiri juga tidak terlihat murung. Wajahnya terlihat cerah. Namun karena sedang tidak enak badan, keduanya hanya sebentar menemui tamu.

"Bapak sedikit sakit. Beliau sangat ikhlas dan menganggap kematian adik (Sidik,Red.) sebagai takdir dari Allah SWT," ujar Badrul Hordi, anak ketiga dari enam sauadara pasangan Slamet dan Badwiah. Bagi keluarga besar Slamet, Sidik merupakan anak yang penurut. Dalam kesehariannya Sidik tidak pernah merepotkan keluarga. Termasuk, saat akan kuliah di STAIN Pamekasan. "Adik mengurus sendiri semua urusannya. Biaya kuliah pun dari keringatnya sendiri. Maklum, adik banyak aktivitas," terangnya.

Sidik adalah anak yang memiliki segudang kesibukan. Mulai dari aktivis PMII, Pramuka hingga Tagana (Taruna Tanggap Bencana), sebuah organisasi di Pemprov Jatim.

"Sehari sebelum tenggelam, Sidik masih mengambil honor sebesar Rp 600 ribu di Tagana Jawa Timur," ungkap Badrul. Khusus di Pramuka, aktivitas Sidik cukup padat. Hampir tiga kali dalam sepekan dia menjadi pendamping Pramuka di beberapa sekolah. Seperti di SMPN 4 sebagai pembina pendamping, di Polres Pamekasan sebagai ketua dewan Saka Bhayangkara dan sebagai pendamping di SD Panglegur. "Kegiatan Pramuka sudah digelutinya sejak SMP," ungkap Badrul.

Keaktifannya di Pramuka membuat Sidik melanglang buana. Berkali - kali dia menjadi kontingen Pamekasan dan Jawa Timur pada ajang Jamnas (Jambore Nasional) dan Jamda (Jambore Daerah).

Sidik yang dikenal murah senyum dan suka membantu sesama, juga memiliki kemampuan khusus. Misalnya, teknik komputer hingga supranatural. "Dia biasa memperbaiki komputer punya temannya. Di tengah kesibukannya Sidik masih melayani pengetikan di kamarnya itu," ungkapnya sambil menunjuk sebuah kamar gedek ukuran kecil di barat rumah keluarga Slamet.

Soal supranatural, Sidik dinilai memiliki talenta khusus. Terutama dalam menyembuhkan korban - korban kesurupan. "Saat Jamnas di Bandung, adik yang banyak membantu korban kesurupan. Dia memang seperti memiliki keahlian tentang hal tersebut," terang Badrul.

"Adik saya juga masih aktif dalam pengajian salawatan mingguan. Dia juga cukup lama mengikuti pengajian itu," sambungnya. Dengan banyaknya kegiatan yang diikuti Sidik semasa hidupnya, membuat banyak pihak merasakan duka atas kepegiannya. Tak heran, kolega, teman dekat, guru, hingga dosennya sejak pagi hingga siang silih berganti datang ke rumah Sidik. "Saat pencarian hingga penguburan banyak orang membantu. Itu seperti menunjukkan bahwa Sidik memang anak supel dan mudah bergaul," pungkasnya. (AKHMADI YASID)

Sumber: Jawa Pos, Senin, 02 Februari 2009

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda