Miniatur Kapal Menembus Pasaran Luar Negeri
Niat dan keteguhan. Itulah prinsip Moh. Syafiul, 26. Warga Kelurahan Demangan, Kota Bangkalan, ini sudah 10 tahun menggeluti kerajinan miniatur kapal laut. Hasilnya cukup menggiurkan.
KAPAL-kapalan buatan Syafiul dan dua rekannya telah merambah hingga ke luar negeri. Pesanan dari dalam negeri tentunya pasti ada.
Dari dalam negeri seperti miniatur kapal perang. Miniatur kapal yang pernah dibuat adalah kapal penjagaan laut dan pantai (KPLP) KRI Tongkol 813. Miniatur kapal ini diserahkan pekan lalu kepada pemesan.
Pesanan dari luar negeri antara lain datang dari Singapura. Kini Syafiul sedang menggarap miniatur kapal Ferry Pacific 271 yang berskala 1:85 pesanan dari Singapura.
Selain itu, pesanan dari Iran juga ada, berupa tanker pengeboran minyak. Sedangkan dari Kanada pesan miniatur kapal kontainer.
Harga per unit tidak sama. Itu bergantung pada ukuran, kerumitan, dan waktu. Jika suatu perusahaan memesan dengan waktu yang cukup singkat, harga miniatur mahal. "Pesanan dengan permintaan waktu yang tidak lama kan menyita waktu untuk pembuatan yang lain. Jadi wajar kalau mahal," terang Syafiul.
Harga miniatur kapal mulai paling terendah Rp 2 juta hingga yang termahal Rp 7 juta. Namun, jika pemesan minta menyelesaikan miniatur kapalnya dalam waktu singkat dan Syafiul bersama dua rekannya tidak sanggup, mereka tidak memaksa. "Kami bilang saja tidak bisa daripada nanti dimarahi orang," ujarnya.
Ukuran miniatur yang dibuat bermacam-macam. Dari yang terkecil ukuran 30 centimeter hingga ukuran besar 1,5 meter. Ukuran 30 centimeter biasanya miniatur kapal perang. Sedangkan yang 1,5 meter biasanya kapal barang.
Dalam satu bulan, Syafiul dan rekannya bisa menghasilkan empat miniatur kapal. Tapi ke empatnya dengan jenis yang sama. Tapi jika miniatur kapal perang, biasanya diselesaikan dalam tiga minggu per unit. "Jika beberapa unit kan hanya tinggal membuatnya dengan sama," terangnya.
Menurut lulusan SMKN 1 Bangkalan 1999 ini, yang paling sulit dalam membuat miniatur adalah kapal tanker pengeboran minyak. Kesulitannya ketika menyusun pipa-pipa di atas kapal hingga tersambung ke dasar laut. "Penyusunan pipanya saja bisa butuh waktu 1-2 minggu," jelasnya.
Hanya, semua pembuatan minitaur kapal yang membutuhkan fiber, acrylic, finial, dan lem itu dibiayai oleh PT PAL Surabaya. Pemasaran dan order pembuatannya pun banyak ditentukan PT PAL. "Kami sebenarnya ingin mandiri. Tapi soal pemasaran dan order itu yang cukup sulit," aku Syafiul.
Sebenarnya, Syafiul pernah akan didanai Pemkab Bangkalan. Tapi, dia menolak. "Lalu, siapa nantinya yang bisa memasarkan dan kerjasama memperoleh order?" ujarnya.
Pendapatan pria yang baru punya pasangan hidup ini pun lumayan. Menurut dia, satu unit miniatur kapal dia bisa dapat Rp 800 ribu-Rp 1,5 juta. "Pendapatan itu kami bagi bersama secara adil," katanya. (mat)
Sumber: Jawa Pos, Selasa, 03 Februari 2009
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda