Bukti Peradaban Itu Akan Punah

Gagasan pemugaran cagar budaya situs Ratu Ibu berawal dari keinginan Bupati Sampang, Noer Tjahja, yang merasa kecewa karena sejak puluhan tahun, keberadaan situs itu ternyata baru pada 1997 direhab oleh Pemkab.

Padahal, menurut Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga, H Achmad Bahrawi SPd MM, bangsa yang berbudaya seharusnya menghargai dan menghormati para leluhurnya. Tapi, kondisi situs tersebut malah dibiarkan rusak tanpa mendapatkan perawatan sama sekali, sehingga jika tidak segera dipugar, maka lambat-laun bukti peradapan itu akan punah.

“Cagar budaya situs Ratu Ibu merupakan aset kekayaan budaya yang sangat berharga yang harus dilindungi. Berangkat dari pertimbangan itu, maka Pemkab Sampang, ingin melestarikan nilai-nilai budaya dengan memugar kembali situs bersejarah tersebut,” kata Achmad Bahrawi, Sabtu (14/2).

“Tetapi, niat itu dihadang oleh pihak legislatif, dengan memangkas anggaran semula tahap awal dana yang dikeluarkan sebesar Rp 2,5 miliar kini menjadi Rp 500 juta. Alasannya, karena diperkirakan tidak akan bakal menarik minat wisatawan domistik maupun dari luar untuk mengunjungi obyek wisata budaya tersebut,“ jelasnya.

Karena anggaran dana terbatas, kata Bahrawi, pihaknya hanya mampu membangun pagar di sekitar komplek pemakaman tersebut. Padahal, kerusakan paling parah justru terdapat pada situs gapura dan makam, sehingga memerlukan dana yang tidak sedikit untuk memugar cagar budaya peninggalan zaman kerajaan Mataram tersebut.

Menurut dia, pemerintah sebenarnya akan mendatangkan tim ahli sejarah dari Trowulan, Mojokerto, yang telah berpengalaman menangani berbagai situs peninggalan zaman kerajaan. Tapi, pihaknya tidak bisa memaksakan, jika anggota dewan menolak mengesahkan anggaran dana pemugaran situs purbakala tersebut.

“Menyongsong pasca pembangunan jembatan Suramadu, merupakan kesempatan besar bagi kita untuk menjual kekayaan budaya dan obyek wisata kepada para wisatawan domistik maupun manca negara. Tentu saja kita harus memperbaiki infrastruktur, agar dapat menarik minat wisatawan," tandasnya.

Sumber: Surabaya Pos, Senin, 16 Februari 2009