Perempuan Pencari Lorjuk
Dapat 10 Kg, Setelah Susut Jadi 1 Kg
Masyarakat nelayan selalu memiliki kreativitas dalam mendongkrak perekonomiannya sehari-hari. Salah satunya dengan mencari lorjuk, salah satu ikan di perairan yang biasa dijadikan bahan camilan. Seperti dilakukan perempuan kampung nelayan di Kecamatan Pademawu.
SAAT menapaki jalan di Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, kemarin, bau ikan kering menyengat hidung sangat terasa. Maklum, mayoritas warga setempat memang tengah melakukan proses pengeringan ikan lorjuk yang didapat dari hasil penangkapan di pantai.
Kebanyakan penangkap ikan lorjuk di Desa Tanjung di dominasi kaum hawa. Sementara suami mereka memiliki tugas lain sebagai seorang nelayan. Berpuluh tahun mereka tetap setia menjalani profesi sebagai pencari ikan lorjuk. Meski, banyak di antara mereka yang mengaku sangat sulit mencari lorjuk di pantai.
Dari penuturan beberapa warga yang biasa mencari lorjuk, proses penangkapannya cukup sulit. Pasalnya, menangkap lorjuk harus diimbangi dengan ketersediaan alat dan kelihaian penangkapnya.
Selain itu, lorjuk dipengaruhi oleh musim. Sehingga berakibat minimnya lorjuk yang berada di Pamekasan. "Ya, bagaimana lagi penangkapan lorjuk sangat sulit. Harus ada teknik tertentu agar lorjuk dapat ditangkap," kata Supatmi, perempuan pencari lorjuk di Desa Tanjung, Pademawu.
Penangkapan lorjuk dilakukan ketika subuh dan siang hari. Dirinya, kata Supatmi, harus menyiapkan alat berupa rajang. Selain itu, dia tidak lupa untuk mengenakan pakaian tebal untuk menghindari sengatan matahari.
Menurut Supatmi, salah satu sebab minimnya lorjuk dikarenakan sulitnya menangkap lorjuk yang berada di tepi pantai. Apalagi, pencarian lorjuk harus menunggu pantai surut.
"Saya hanya menggunakan rajang untuk menggali pasir. Itu pun harus menunggu air laut surut. Pada saat air surut itulah harus bersiap menggali pasir di sungai sampai ada lorjuk di dalam pasir tersebut," tuturnya.
Saat ini lorjuk yang di dapat dari Pantai Kotasek setiap harinya sekitar 1/4 kg. Itu dijual dengan harga Rp 5.000. "Ini masih basah. Jadi, harus dilakukan pengeringan dulu," tambahnya.
Pada saat pengeringan, lorjuk 10 kg setelah dikeringkan tersisa 1 kg. "Untuk harga 1 kg lorjuk saya jual Rp 220.000. Tapi, untuk mendapat 1 kg lorjuk yang kering kan butuh waktu yang lama," tandasnya.
Dia mengaku, dari dulu harga lorjuk tidak mengalami peningkatan. Padahal, penangkapan lorjuk sangat sulit. "Yang untung bukan saya Mas. Yang untung penjual di kios-kios. Lihat saja harga di kios saja mencapai Rp 300.000 per kg," pungkasnya.(HARISANDI SAVARI)
Sumber: Jawa Pos, Selasa, 19 Agustus 2008
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda