Koleksi Sejarah Madura Minim
PENGELOLA Perpustakaan Umum Daerah Sumenep harus giat lagi untuk menambah koleksi buku tentang kemaduraan. Sebab, literatur terkait Pulau Garam yang seharusnya menjadi unsur penting perpustakaan masih minim.
Ida Ekawati, wakil ketua Dewan Pendidikan Sumenep, mengatakan, perpustakaan umum daerah dituntut mengoleksi literatur sejarah Madura. Itu agar masyarakat Madura, khususnya generasi muda, tahu banyak tentang sejarah dan babat tanah Madura.
"Itu merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kecintaan pada Madura," katanya.
Data di Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Sumenep pada 2009, koleksi buku mencapai 33 ribu buah. Menurut Sri Agustini, Kasi pengelola perpustakaan, jika dipersentasekan, buku agama 35 persen, hukum 10 persen, pendidikan 40 persen, buku umum (pelajaran, sosial, budaya, dan lain - lain) 25 persen.
Terkait koleksi buku yang berkaitan dengan sejarah Madura yang minim, diakui Rahmad Febrianto, staf perpus. Buku tentang Madura di perpus pun bukan tentang sejarah Madura. "Ada beberapa buku yang berhubungan dengan Madura," kata Rahmad.
Menurut dia, minimnya koleksi buku sejarah Madura penyebab utamanya adalah langkanya buku tentang Madura yang diterbitkan. "Sejarah Madura merupakan peristiwa klasik dan tidak banyak orang yang banyak tahu tentang sejarah Madura," katanya
Nah, alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mengenai literatur Madura, pihak perpustakaan akan menerbitkan buku sendiri. "Caranya, mengumpulkan beberapa budayawan dan sesepuh yang banyak tahu tentang sejarah Madura," terang Rahmad.
Untuk memenuhi kebutuhan literartur, perpustakaan menambah koleksi buku tiap tahunnya. Penambahan buku berdasarkan katalog dan buku-buku yang terbaru. Pada 2008, alokasi anggaran penambahan koleksi buku Rp 200 Juta. Sedangkan pada 2009 turun menjadi Rp 150 juta.
"Pihak perpustakaan hanya mengajukan permohonan bardasarkan katalog buku. Berapa anggaran yang diturunkan, adalah kebijakan dewan," ujar Rahmad.(C22/mat)
Sumber: Jawa Pos, Senin, 14 September 2009
Label: budaya, koleksi buku, sejarah