Gerakan Mahasiswa Sumenep Selamatkan Budaya Lokal


SP/Etto Hartono
Mahasiswa Unija joget dan saweran dalam acara penyelamatan musik kleningan

Musik tradisional berupa kleningan yang dimainkan banyak orang dan ada pula yang berperan melantunkan kidungan Madura serta ada sinden, mulai ditinggalkan kawula muda di wilayah Kabupaten Sumenep, Madura. Melihat fenomena itu, mahasiswa Sumenep menggelar acara musik tradisional itu, sebagai upaya melestarikan budaya masyarakat lokal.

Gerakan itu memang patut diapresiasi. Ketua Presiden Mahasiswa Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep, Eko Wahyudi mengatakan, saat ini perlu ada gerakan penyelamatan budaya lokal. Sebab, banyak seni budaya yang sudah mulai ditinggalkan oleh kader-kader muda.

"Musik kleningan saja yang masih sering didengar dalam acara-acara tertentu, kalangan mudanya juga tidak tahu. Jangankan membawakan kidungan seperti yang dibawakan sinden, satu bait untuk lagu-lagu yang diiringi kleningan sudah tidak tahu," kata Eko, ditengah pagelaran musik kleningan di depan kampus Unija, Rabu (25/4) siang.

Dia sengaja menggelar hiburan kleningan dan ada sinden dalam acara pelantikan, orasi budaya dan rokat bumi cemara Dewan Legislatif Mahasiswa-Badan Eksekutif Mahasiswa Unija 2011/2012. "Ini bentuk apresiasi mahasiswa Unija pada seni kleningan," ujarnya.

Dunia pendidikan, kata dia, harus bertanggungjawab terhadap keselamatan dan kelestarian budaya lokal. Salah satunya, dengan cara memborong para pelaku seni budaya tradisional ke kampus.

"Tidak ada acara pelantikan organisasi mahasiswa dengan hiburan kleningan. Nah, ini yang pertama dan harus menjadi agenda rutin, sehingga mahasiswa juga merasa tidak asing dengan musik tradisional yang mengandung makna dan arti yang cukup luas dalam kehidupan masyarakat Madura pada umumnya," urainya.

Budaya atau seni dari luar justru lebih kuat mempengaruhi kader-kader muda saat ini. Padahal, bila bicara soal pangsa pasar, musik lokal juga masih mempunyai tempat yang luar biasa di tengah kehidupan masyarakat saat ini. "Mahasiswa Unija sendiri, justru berjoget bukan meniru gerakan sinden yang lembut gemulai" katanya.

Sementara, Rektor Unija Sumenep, Alwiyah mengaku sangat mendukung acara musik kleningan masuk kampus. Bahkan, gagasan mahasiswa untuk menyelamatkan budaya lokal harus dilakukan. "Kita dukung acara itu demi kebaikan dan penyelamatan budaya lokal dan seni tradisonal," tegasnya.

Rangkaian penyelamatan budaya lokal, selain mendatangkan budayawan juga menggelar sedekah bumi yang nyaris punah dan tidak dikenal oleh kader muda Sumenep. Ritual yang digelar pada malam hari itu juga disediakan 'sesajen' dan ditutup dengan doa 'Nur Puat' atau Nurun Nubuwah. (md2)

Sumber: Surabaya Post, 20/04/12

Label: , , , , ,