Serba Batik, Muspida pun Pakai “Odeng”
Rangkain kegiatan HUT Pamekasan 479 tahun, Pemkab Pamekasan menggelar pameran pembangunan dan kebudayaan di lapangan depan Pendapa Ronggosukowati Pamekasan yang dibuka Bupati Drs KH Kholilurahman SH, Senin (2/11) kemarin.
Even kali ini tak hanya diikuti unit kerja di lingkungan Pemkab Pamekasan, juga ada peserta dari luar. Di antara Jombang, Jogjakarta, dan sejumlah perusahaan di bidang advertising, galeri maupun kalangan perbankan, serta perwakilan BUMN di Pamekasan.
Dari kalangan unit kerja atau SKPD Pemkab Pamekasan, terdapat 23 peserta, termasuk dari kecamatan. Setidaknya ada dua fenomena dalam pameran kali ini, yakni fenomena serba Bahasa Madura dan serba Batik Madura.
Dalam upacara pembukan yang juga dihadiri Wakil Bupati Kadarusman dan beberapa pejabat teras Pemekasan, itu bahasa menggunakan Bahasa Madura. Pembawa acara, sambutan ketua panitia, hingga sambutan bupati Pamekasan semuanya menggunakan bahasa daerah setempat.
Sesuai dengann tema pameran kali ini, yakni mempertegas Pamekasan sebagai Kota Batik, maka suasana lingkungan pameran baik stan, hiasan stan, asesoris lainnya, bahkan pagar dan pintu gerbang masuk lokasi pameran, dihiasai kain batik Madura.
Selain itu para pejabat yang hadir menggunakan baju batik Madura dan memakai “odeng”’ atau ikat kepala khas orang Madura yang terbuat dari batik. Begitu pula para penjaga stand pameran, semuanya menggunakan batik Pamekasan.
Bupati Khalilurrahman mengatakan tujuan pameran pembangunan dan kebudayaan ini adalah untuk mengenang masa lalu Pamekasan yang perlu ditindaklanjuti dengan pembangun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedepan.
Dalam menyikapi pameran ini, lanjut bupati berharap tidak hanya sekedar mengisinya dengan kegiatan keramaian saja. Tapi harus bisa mengambil manfaat dan pelajarannya yang berharga. “Kita harus pandai pandai mengingat sejarah perjuangan yang dilakukan para pejuang dan pendahulu Pamekasan. Apa yang baik mereka lakukan kita tiru dan kerjakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kita kedepan. Mari kita lestarikan budaya mereka, semangat perjuangan mereka, kita sebagai penerusnya memiliki kewajiban untuk melestarikan nilai nilai perjuangannya,” ajak Bupati Kholil. (mas)
Sumber: Surabaya Post, Selasa, 3 Nopember 2009
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda